"Hyung, ada apa memintaku kemari dan tempat apa ini?" tanya Kenzi saat tiba-tiba di tengah malam buta ia dihubungi Oliver untuk datang ke suatu tempat yang bahkan lokasinya tak pernah ia ketahui.
"Aku tak tahu dengan siapa harus membicarakannya dan kau satu-satunya yang terpikir olehku" kata Oliver begitu melihat Kenzi dan ia pun menunjukkan beberapa hasil uji lab yang dilakukannya selama lebih dari sebulan terakhir.
"Apa maksud Hyung menunjukkan ini?"
"Ayolah, kau pasti tahu. Katakan padaku, bagaimana ini bisa di tangan pria itu?"
"Maksud Hyung?"
"Aku tahu semuanya. Jadi, jangan coba-coba menyembunyikan apapun dariku."
"Aku tidak mengerti. Sungguh."
"Seorang jenius yang bisa membuat berbagai macam obat berbahaya tanpa aroma atau warna, aku hanya tahu satu orang dan kemampuannya sepuluh kali lipat lebih hebat dariku. Orang itu adalah kau."
"Apa?"
"Kita pernah bertemu di Tokyo saat kau masih bocah. Mungkin usiamu baru 12 tahun saat itu atau bahkan kurang."
"Aku tak mengerti"
"Aku pernah disekap Yakuza dan dipaksa meracik obat-obatan semacam itu ketika aku tinggal di Tokyo. Di sana aku menemukan seorang bocah lelaki jenius. Namanya Tataka. Tidak kusangka bocah itu kau."
"Aku tak mengerti"
"Kau mungkin tidak mengingatku. Tapi, aku adalah pria yang kau selamatkan saat itu dari Yakuza."
"Hyung…"
"Kembali ke masalah obat. Katakan padaku, obat-obatan ini kepada siapa saja kau pernah memberikannya? Pada Yakuza? Atau, ada lainnya?"
"Aku sudah melenyapkannya di tubuh seseorang,"
"Lalu, bagaimana dengan ini?"
"Ini jelas bukan buatanku," kata Kenzi langsung dengan penuh keyaninan.
"Kau yakin?"
"Siapapun yang tubuhnya terkena cairan obat buatanku akan mengalami komplikasi."
"Kalau bukan buatanmu, lalu siapa?"
"Soal itu aku tak yakin, tapi mungkin aku bisa cari tahu,"
"Mencari tahu bagaimana? Kau akan bertanya pada siapa?"
"Bertanya bukan gayaku saat aku ingin tahu sesuatu."
"Lalu?"
"Aku lebih suka mendatangi seseorang yang akan bicara sendiri padaku."
"Apa maksudmu?"
"Aku punya rencana tapi sebelum kulakukan rencana itu tolong jaga Illona"
"Menjaganya?"
"Aku harus meninggalkannya untuk mencari tahu masalah ini dan Illona tidak boleh tahu, jadi kumohon jaga dia"
"Kau baru menikahinya"
"Ini harus kulakukan, tolong bantu aku"
"Apa tidak ada cara lain tanpa harus meninggalkan Illona?"
"Ini akan membuatku berurasan dengan mafia, aku tak bisa melakukannya jika berada di sisi Illona, tolong bantu aku, sekali ini saja"
"Baiklah"
"Besok aku akan pergi, jangan memberitahu siapapun tentang kepergianku, termasuk Illona"
"Kau membuatku menjadi kakak yang jahat"
"Dan aku akan menjadi suami yang kejam"