"Ada satu cara kalau kamu ingin aku nggak ganggu Nathan lagi...," kata Panji pada akhirnya. Dia melangkah mendekat ke arah Dinda, dengan seringaian liciknya. "Kembali sama aku, Din. Jadi milikku selamanya,"
Mendengar ucapan lantang Panji seperti itu, Dinda lantas tersenyum getir. Dia benar-benar tak mengerti apa yang ada di otak cowok jakung yang ada di depannya ini. Apa lagi, memang? Dia sudah terlalu tak percaya dengan Panji. Karena baginya cinta Panji sudah benar-benar ternoda, dan bahkan telah busuk.
"Sakit lo, Nji," kata Dinda pada akhirnya. Dia langsung berjalan pergi, tapi Panji mengejar kemudian menarik tangan Dinda.
Sasa, dan Nadya yang sedari tadi telah siaga di depan mobil pun, lantas berlari mendekati keduanya. Menarik tangan Dinda agar lepas dari genggaman Panji.