"Jangan pernah lo ambil kesempatan pada cewek gue. Paham lo!" kata Nathan. Tak keras, namun sangat tajam, dan dingin.
Mas Edo langsung berdiri, wajahnya tampak memerah. Namun kemudian, dia memandang lagi ke arah Nathan.
"Cewek lo?" tanyanya.
Nathan tak menjawab pertanyaan Mas Edo. Hatinya benar-benar terasa panas. Dia ingin sekali memukuli Mas Edo, tapi ditahan mati-matian. Entah kenapa, akhir-akhir ini, dia sering tersulut emosi dengan snagat gampang seperti ini.
"Jangan permainin Dinda. Dia anak baik,"
"Bacot, lo. Pergi sana, atau gue bikin lo berhenti kerja di tempat ini," ancam Nathan. Duduk di kursi depan Dinda, kemudian mengabaikan keberadaan Mas Edo yang kini pergi menjauhinya.
Lagi, Nathan mencoba menata emosinya. Ada apa dengan dia? Kenapa sedari tadi pagi dia terus uring-uringan seperti ini? Kenapa setiap kali ia melihat ceweknya dengan cowok lain dia tak suka?
