"Cinta itu emang gila ya," Dinda tampak tersenyum getir setiap kali dia mengingat semua hal yang telah terjadi selama ini. hingga akhirnya dia tak mengerti, bagaimana bisa rasa cinta mampu mengalahkan segalanya. "Jangankan untuk merubah kepribadian seseorang, cinta aja mampu buat seseorang nyerahin nyawanya cuma-cuma. Cinta bener-bener gila,"
"Ya kayak gitulah kalau kita nggak bisa ngebedain gimana cinta dan ambisi, ada yang bisa salah ambil keputusan hingga terjadi seperti apa yang Niken lakuin. Tapi yang Rendra dan Nathan lakuin mereka tulus ama elo, Din."
Dinda kembali menundukkan kepalanya, semua hal yang ada di dalam hatinya tampak campur aduk menjadi satu.
"Nad, kos-kosan… elo masih tinggal di sana?" tanya Dinda mengalihkan pembicaraan.
"Udah jarang sih, karena gue lebih sering nemenin Tante. Tapi gue masih ngekos di sana. Kenapa Din?"
