Dinda tampak duduk dengan resah di sofa ruang tamu. Sesekali dia melihat arah pintu utama untuk memeriksa apakah calon mertuanya itu sudah datang atau belum. Tak lama setelah itu, pintu itu pun belnya berbunyi. Salah satu Bibi yang ada di sana setengah berlari membuka pintu. Dan, betapa senang Dinda saat tahu kalau itu adalah Papa dan mamanya. Dinda sudah tak sabar untuk sekadar menyapa dan menanyai banyak pertanyaan kepada mereka.
"Ma, Pa, udah pulang?" tanya Dinda.
Keduanya kini saling pandang, kemudian tersenyum. Berjalan dengan cepat mendekati putrinya. Siska langsung memeluk putrinya, menciumi puncak kepala putrinya beberapa kali. Dia sakit, dia takut, apa yang dialami Kiki tadi kenapa nyaris sama dengan apa yang dialami Dinda dulu.