"Nath, ini ada apa?" tanya Pak Santoso—guru BP baru yang menjadi pindahan dari salah satu sekolah bergengsi di kota sebelah. Nathan tampak mengeram, mendapat pertanyaan itu. Ingin sekali dia mengatakan hal yang sejujurnya di depan banyak orang yang sudah berkumpul di sini. Namun, dia masih punya hati. Dia tidak mau kalau sampai cewek itu semakin merasa malu dan frustasi karena penuturannya ini.
"Pak masalah ini mending kita bahas di ruang BP. Karena beneran tidak etis sekali kalau sampai kita bahas di sini. Masalahnya, menyangkut nama baik semua orang," kata Nathan pada akhirnya.
Rendra yang baru datang pun mendekat, kemudian dia melihat wajah Nathan tampak memar.