Hari ini sekolah agaknya sepi, bangku Dinda tampak kosong. Bahkan sesekali Selly, Sasa, dan Gisel memandang bangku kosong Dinda kemudian dia mendengus.
Mau bagaimana lagi, sudah menjadi kebiasaan mereka berempat akan ngerumpi terlebih dahulu sebelum guru mereka datang. Mereka kembali mendengus, kalau dengan kompak mereka bertopang dagu.
"Nggak ada Dinda ternyata sepi juga. Padahal kalau di kelas dia yang paling ngeselin. Kalau ada kita ngerumpi dia yang selalu marahin, yang selalu nggak mau diajak ngerumpi dan lebih fokus dengan PR-PR yang diberikan guru dari pada kita. Tapi kalau nggak masuk gini, udah kayak sebagian dari raga kita hilang," keluh Sasa.
Gisel dan Selly pun mengangguk, kemudian mereka menghela napas panjang. Sementara itu, mereka melirik Nathan, yang tampak sibuk dengan buku tebalnya.