Pertandingan babak pertama sudah dimulai. Nathan langsung menjalankan aksinya, menekan dinding pertahanan lawan dengan begitu agresif. Bahkan, teman-temannya agaknya bingung, bagaimana bisa Nathan malah membuang tenaganya tepat di menit awal babak pertama. Apakah dia tak ingin bermain sampai akhir?
"Nath! Kenapa lo sangat nafsu banget sih! Ini menit awal, woy! Apa lo mau ngabisin tenaga lo dengan sia-sia seperti ini?!" teriak Rendra.
Nathan hanya tersenyum sinis, kemudian dia memainkan permainan dengan tempo cepat dan merangsek. Bahkan, dia seolah enggan untuk memberikan kesempatan kepada lawan untuk mengambil bola dari tangan timnya.
Dan, hup!
Satu tembakan tiga angka berhasil masuk dengan sempurna. Kemudian, Nathan mendekat ke arah Dimas. Dia langsung menunjuk tiga jarinya kepada Dimas.