"Tujuh bulan, cari kesempatan itu dalam tujuh bulan. Kata lo selama janur kuning belum melengkung, kan?" percaya diri Dinda.
"Apa?! Nathan mau nikah setelah lulus SMA? Gila!" teriak teman-teman Silvi yang lainnya.
Mengabaikan teriakan histeris itu, Dinda langsung berlari menuju klinik. Dia tidak mau kalau sampai melihat Nathan kenapa-napa. Ini semua karenanya, ini semua karena salahnya. Dia tidak mau kalau Nathan sampai mengalami sesuatu yang fatal hanya karenanya.
Setelah sampai di klinik, agaknya ada dua perawat yang menghadangnya. Tapi, Dinda sekilas tadi sosok Silvi yang melihatnya dengan tatapan sinis. Dia yakin, kalau dua perawat itu diperintah oleh Silvi untuk melarangnya masuk.
"Maaf, Mbak. Tidak boleh ada orang banyak-banyak yang masuk ke kamar pasien selain yang berkepentingan atau keluarga," katanya kemudian.
"Jadi, silakan usir cewek yang tidak berkepentingan itu, Sus. Saya ini calon istri pasien!"