"Atau kamu mau ikut Nathan aja kuliahnya?" tanya Siska.
"Ma!" kata Nathan dengan nada sedikit tinggi.
Dinda yang ada di sana pun agaknya bingung, dengan sikap Nathan yang tiba-tiba seperti itu. Seolah dia tak suka, kalau sampai mamanya mengatakan perihal di mana nanti dia akan kuliah.
"Kenapa sih, Nath? Kan Mama hanya mau—"
"Nathan belum mikirin itu lagi, Ma," potong Nathan dengan cepat. Dia langsung menaruh sendok dan garpunya kemudian Nathan tampak mendengus.
Alan yang bisa membaca ekspresi kesal anaknya itu langsung melotot ke arah istrinya. Sebab, diam adalah hal yang terbaik sekarang dari pada banyak bicara.