"Jadi, kita pisah di sini. Panitia, tim basket, dan cheers semuanya ada tempat berkumpulnya masing-masing. Nanti jam makan siang kita bertemu di gedung G lantai dua, ya," Pak Wayan kembali mengingatkan. Semuanya pun mengangguk.
Sementara Dinda dan Nathan masih diam di tempat mereka, saling pandang seolah mereka enggan untuk berpisah satu sama lain.
"Ntar gue jemput, ya," kata Nathan. Dinda pun mengangguk menjawabi ucapan dari Nathan itu.
"Iya,"
"Ntar kayaknya kita nggak langsung turnamen dulu deh, ada perkenalan dan pembagian pertandingan apa gimana. Jadi kita bisa jalan-jalan deh sebelum balik," Dinda kembali mengangguk.
Tak mereka sadari, dari belakang sudah ada Pak Wayan, yang sudah bersedekap sambil memerhatikan dua sejoli yang kini sedang dimabuk asmara, bahkan sampai tak menyadari keberadaannya yang sudah bediri di sini sedari lama.