"Cih!" si cowok rambut kribo itu pun meludah tepat di depan Nathan. Bahkan, sepatu kets Nathan pun ikut kotor karena ludah itu.
Nathan masih diam, tapi rahangnya tampak mengeras. Matanya menajam menandang tiga bocah tengil itu. Dia tidak mau berbuat ulah, dia sudah janji dengan Dinda kalau tidak mau menjadi manusia jahat lagi dengan membully dan memandai anak-anak yang tidak bersalah. Tapi dalam kasus ini agaknya berbeda, karena dia sekarang yang dibully oleh mereka.
Nathan tampak tertatih mundur setelah dia didorong dengan kasar oleh sosok berkepala plontos itu. Dengan rahang mengeras Nathan memicingkan matanya memandang ke tiga cowok di depannya itu.
"Kalian mau bully gue ceritanya?" tanya Nathan dengan seringaiannya. Dia masih mencoba tersenyum, kemudian menggaruk alisnya yang agaknya gatal.