Lu Shangjin menyapa, "Chengzhou."
Sambil menyapa Lu Chengzhou, Lu Shangjin berkata sambil membuka pintu mobil. Di sisi lain, Gu Mang sedikit menundukkan kepalanya ke bawah, dan ia pun masuk ke dalam mobil dengan tenang.
Lu Shangjin berjalan ke arah sisi yang lain, lalu ia pun membuka pintu mobil, masuk dan bertanya, "Bagaimana keadaan Nenekmu?"
Lu Yi pulih dan sangat terkejut saat melihat perlakuan keluarga Lu kepada Gu Mang yang secara pribadi membukakan pintu untuk Gu Mang, setelah semua orang masuk ke dalam mobil, perlahan mobil pun mulai melaju.
Lu Chengzhou berkata, "Dokter militer sedang merawatnya, kondisi Nenek sekarang tidak terlalu baik." Saat berbicara seperti itu, tatapan matanya selalu tertuju pada Gu Mang.
Gadis muda itu duduk dengan malas di kursi mobil bagian belakang sambil bermain-main dengan ponselnya. Tubuhnya tampak sedikit meringkuk, dan sepertinya ia memang membuat posisi tubuhnya senyaman mungkin.
Gu Mang bersikap sesuka hatinya, auranya terlihat sangat dingin sehingga membuat orang lain tidak berani membicarakannya di belakang.
Apa itu berarti dia adalah dokter yang dikatakan Paman keenam? Batin Lu Chengzhou.
Ketika Lu Shangjin mendengar informasi bahwa saat ini nyonya besar keadaannya sedang memburuk, seketika ia tidak dapat menahan rasa paniknya, padahal biasanya ia selalu bersikap tenang, "Aku dengar bahwa kondisinya telah membaik beberapa hari yang lalu, kenapa sekarang tiba-tiba memburuk?"
Lu Chengzhou membuka bibirnya dan menjawab dengan singkat, "Aku tidak tahu."
Matanya tertuju pada gelang kulit merah terang yang ada di pergelangan tangan Gu Mang. ketika melihat gelang tersebut alisnya seketika naik.
Sepanjang hari Gu Mang selalu mengenakan pakaian yang berwarna hitam, dan mengenakan gelang kecil yang berwarna merah di pergelangan tangannya. Tangannya yang halus dan putih itu terlihat sangat kontras dengan warna pakaian dan gelang yang ia kenakan.
Meskipun Gu Mang masih tetap menundukkan kepalanya dan tidak melihat Lu Chengzhou, namun ia bisa merasakan bahwa Lu Chengzhou sedang menatapnya. Tatapan mata Lu Chengzhou tampak sangat tajam saat melihat Gu Mang.
Namun Gu Mang tetap tidak menoleh ke arahnya, ia justru mengubah posisi duduknya menjadi lebih nyaman sambil terus bermain game. Ia bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa yang terjadi.
Sikap Gu Mang terlihat sangat sombong, ia tidak peduli dan mengabaikan semua hal yang terjadi di sekitarnya.
*
Tidak lama kemudian, akhirnya mobil yang dinaiki oleh Gu Mang berhenti dan parkir di depan pintu gerbang rumah keluarga besar Lu.
Kemudian Lu Shangjin pun berkata, "Chengzhou, bawalah Gu Mang masuk, aku akan menunggu di luar."
Sambil memasukkan satu tangannya ke dalam sakunya, Lu Chengzhou menyipitkan matanya dan berkata, "Ayo masuk bersama, Nenek pasti juga sangat ingin melihat Paman."
Lu Shangjin merasa sedikit ragu, namun akhirnya ia pun setuju dan menganggukkan kepalanya perlahan.
Keluarga Lu memiliki warisan yang sangat besar. Rumah tua milik keluarga besar Lu ini memiliki desain taman yang antik dengan gaya yang unik.
Di halaman rumah keluarga besar Lu terdapat banyak tanaman. Dinding rumah itu berwarna putih dan biru, lantainya dilapisi marmer berwarna putih porselen.
Halaman rumah Nyonya Besar itu terlihat sangat terang seperti saat siang hari, di sana tampak ada beberapa orang yang berdiri.
Mereka semua adalah anggota keluarga Lu. Tidak lama kemudian Lu Shangjin datang di halaman rumah Nyonya Besar Lu.
Seketika suasana di sana pun langsung berubah. Semua orang yang ada di sana langsung mengarahkan pandangannya ke arah Lu Shangjin, tatapan mata semua orang yang ada di sana tampak sangat waspada.
Saat ini Nyonya Besar sedang sakit parah, dan keluarga Lu menghadapi situasi yang kacau. Meskipun warisan properti yang dimiliki keluarga Lu jumlahnya sangat besar, namun jika anggota keluarganya bertambah satu orang lagi, maka bagian setiap orang pasti akan berkurang.
Gu Mang memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaketnya dan menyaksikan adegan ini dengan acuh tak acuh.
Hampir semua anggota keluarga Lu merupakan orang-orang penting yang ada di Kota Beijing, mulai dari kalangan militer, politik, dan bisnis. Saat ini mereka semua sedang berkumpul di sini. Inilah kekuatan dari keluarga Lu di Beijing.
Lu Chengzhou melirik ke arah Gu Mang. Gadis itu tampak sangat ceroboh dan malas. Meskipun baru saja datang ke sini, namun ia bersikap semena-mena dan seperti orang yang sama sekali tidak peduli dengan keadaan sekitar.
Tatapan matanya tampak sangat dingin saat melihat orang-orang yang ada di sana, sehingga auranya terlihat seperti orang jahat.
Lu Chengzhou tidak percaya bahwa Gu Mang masih belum mengenal orang-orang yang ada di sini. Beberapa orang yang ada di sini adalah orang besar yang muncul di berita beberapa hari yang lalu, namun Gu Mang masih bisa tetap tenang saat menghadapi mereka.
Lu Chengzhou menaikkan alisnya, dan ia pun menarik kembali pandangannya dari Gu Mang. Setelah itu ia pun langsung masuk ke dalam rumah, seolah tidak ada orang yang berdiri di depan rumah.
Lu Shangjin hanya mengangguk ringan pada orang-orang yang berdiri di depan untuk menyapa mereka. Pada saat ini, seorang wanita tiba-tiba berdiri di depan mereka.