"Apaan sih lo? Jadi kalo orang keramas ena-ena gitu?' Rere terlihat malu. Ia menaruh handphone di peyangga ponsel agar tetap bisa memasak sambil video call dengan Tia.
"Bisa aja kan?" Tia terlihat kepo. "Masak apa lo?"
"Masak nasi goreng gila."
"Buat siapa?"
"Buat siapa lagi kalau bukan buat Mas Dino dan gue."
"Dah manggil Mas sekarang." Tia kembali menggoda. "Manis sekali dan gue kaget. Sepertinya lo sudah membuka hati lo buat Mas suami? Apakah gue bicara benar?"
"Trus gue manggil apa? Suami udah tua dari gue. Masa panggil nama aja. Kena marah nanti sama bunda."
"Takut kena marah bunda? Masa? Alasan lo aja kali. Pertanyaan gue belum lo jawab Re."
"Gue males jawabnya. Terserah lo juga mau percaya apa tidak jika gue panggil Mas ga mau kena marah sama bunda." Rere tidak peduli dengan tanggapan Tia. Ia sibuk mengaduk nasi goreng di dalam pan. Nasinya sudah tercampur rata. Rere mengambil sendok lalu mencicipi rasa apakah garamnya sudah pas atau belum.