Selesai Makan Siang Ibu Clara Mengajak Pak Richard Menanam Bunga.
" Apa Kau Begitu Menyukai Tanaman Ini?".
" Mmm...".
" Aku Lebih Suka Yang Ini".
" Ayo Kita Tanaman".
" Beginikan?".
" Iya Seperti Itu..., Yeah Selesai".
" Ayo Pindah Lagi".
" Ayeyeye Captain". Jawab Ibu Clara Gembira.
Siram Dulu Bunganya, Airnya Jangan Terlalu Banyak.
" Seperti Ini?".
" Ya Kurasa Itu Sudah Cukup".
" Selesai...Setelah Ini Ayo Kita Kerjakan Yang Lain".
" Bagaimana?".
" Oke, Kuharap Kau Tak akan Keberatan Karena Kali Ini Pekerjaanku Agak Berat".
" Dengan Senang hati".
2 Jam Acara Menanam Bunga Akhirnya Selesai.
" Capek, kah?". Tanya Ibu Clara Yang Ikut Duduk Di sebelah Pak Richard.
" Sedikit...Ayo Kita Lanjut, Tadi Katanya Ada Pekerjaan Yang Lebih Berat".
" Iya..Heheh...Sebentar, Aku Buatkan Jus Untuk Kita".
Ibu Clara Melesat Kedapur, Dengan Cekatan Iya Membuat 2 Gelas Jus, Setelah Itu Mengantarkan Untuk Pak Richard.
" Ini" Ucap Ibu Clara.
" Wah...Segar. Terima Kasih". Ucap Pak Richard, Mencuri Satu Kecupan Dari Ibu Clara.
" Kau Ini!". Kesal Ibu Clara, Tapi Diam-Diam Iya Tersenyum Gembira.
" Maaf Aku Lepas Kontrol".
" Tak Apa... Ya Sudah Ayo Diminum Setelah Itu, Kita Mulai Kerja Lagi".
15 Menit Mereka Berdua Menghabis Jus Masing-Masing Sambil Bercerita Lucu.
" Sebentar, Aku Letakkan Dulu Gelasnya".
" Aku Ikut". Tawar Pak Richard.
" Dengan Senang Hati". Jawab Ibu Clara Sambil Tersenyum.
" Arghhh...Aku Menyerah". Ucap Pak Richard Yang Sudah Kelelahan.
" Kau Inil, Tadi Katanya Kau Akan Membantuku".
" Kenapa Sekarang Jadinya Mengeluh".
" Aku Tak Mengeluh, Aku Hanya Bilang Kalau Aku Kelelahan".
" Sama Saja". Kawab Ibu Clara Enteng.
" Hei Kau Tak Sopan, Kenapa Menyebalkan Sekali Sudah Kubilang Badanku Sangat Pegal".
" Aku Mau Istirahat".
Pak Richard Melenggang Meninggalkan Ibu Clara Sendiri Diatap Apartemennya.
2 Jam Mencuci Seluruh Pakaian Kotor, Akhirnya Ibu Clara kembali Ke Apartemennya.
Saat Tiba Diruang Tamu, Iya Melihat Atasan Killernya Yang Tertidur Pulas.
Ingin Sekali Ibu Clara Menyemburkan Segala Amarahnya, Tapi Dipikir-Pikir, Mana Ada Karyawan Mempekerjakan Seorang Atasan Yang Notabennya Sangat Kaya.
" Tidur Pulas Rupanya". Ibu Clara Mendekat Lalu, Mengambil Sebuah Selimut Dan Menutup Tubuh Atasannya.
" Jika Tidur Seperti Ini, Kenapa Sangat Menggemaskan?". Tangan Mungil Ibu Clara Perlahan-Lahan Terangkat Diatas Kepala Pak Eichard, Lalu Mengusap Pelan Rambut Hitamnya.
" Seperti Bayi Ya Wajahnya, Padahal Umurnya Sudah Dikatakan Dewasa"
Jarum Jam Terus Berputar, Rupanya Sudah Tepat Jam 05.00. Ibu Clara Beranjak Dari Ruang Tamu, Masuk Kedalam Kamar Lalu Mengambil Pakaiannya.
Melakukan Ritual Mandi, Setelah Itu Ibu Clara Keluar Mengeringkan Rambut, Memakai Lotion.
Pekerjaan Selanjutnya Adalah Memasak Untuk Makan Malam.
Dengan Cekatan Ibu Clara Mengeluarkan Bahan Makanan, Dari Dalam Kulkas. Setelah Nasi Matang.
Ibu Clara Memotong Sayuran Dan Setelah Itu Menyiapkan Bebarapa Bumbu Untuk Dicampur.
Rencananya Ibu Clara Akan Membuat Sayur Capcai Dan Juga Sup Daging Iga Dan Juga Beberapa Jenis Sayur.
1 Jam Setengah Ibu Clara Menghabiskan Waktunya, Untuk Memasak.
Saat Sedang Serius Menyiapkan Piring Dimeja Makan, Ada Sebuah Tangan Yang Memeluk ibu Clara Dari Belakang.
Sambil Menumpuhkan Dagunya, Sesekali Pak Richard Mengecup Telinga Ibu Clara.
" Sudah Bangun Hm?".
" Iya". Jawab Pak Richard Dengan Mode Manja.
" Ya Ampun Bayi Besar Ini, Kenapa Suka Sekali Merengek Hm?".
" Ayo Mandi, Setelah Itu Kita Sarapan Bersama".
Dengan Jurus Kilat Pak Richard Segera Melesat Kekamar Mandi. Tapi Sebelum Daripada Itu, Ibu Clara Harus Merayu Pak Richard Agar Bayi Besar Ini Setuju.
Sambil Menunggu Pak Richard Mandi, Ibu Clara Mengambil Ponselnya, Sesekali Iya Berbalas Chatt Dengan Sahabatnya.
" Hei Apa Yang Kau Lakukan?".
" Kenapa Chattku, Tak Kau Balas?".
" Sibuk, kah?".
Kira-Kira Beginilah Isi Chatt Dari Emily.
Ibu Clara Senyam-Senyum Sambil Membalas Chatt Kepada Ibu Emily.
" Maaf Tadi Aku Sedang Bekerja, Sedikit Lagi Aku Akan Makan Malam". Jawab Ibu Clara.
" Oke...Selamat Menikmati Makan Malamnya".
" Kamu Juga" Jawab Ibu Clara. Setelah Itu Ibu Clara Kembali Meletakkan Ponselnya Diatas Meja Makan.
" Maaf Menunggu Lama". Ucap pak Richard Setelah Ikut Bergabung Dengan Ibu Clara.
" Tidak Juga".
" Ya Sudah, Ayo Kita Makan. Aku Sudah Lapar".
" Mmm". Jawab Ibu Clara Singkat.
Kali Ini, Pak Richard Tak Henti-Hentinya Memuji Masakan Dari Ibu Clara.
" Wah Ini Sayur Capcaikan?". Tanya Pak Richard, Memastikan Apakah Nama Sayur Yang Disebutnya Benar Apa Salah.
" Iya....., Nama Sayuran Itu Capcai".
" Apa Rasa Kurang Enak?".
Sambil Memasang Wajah Berpikir, Pak Richard Memberi 2 Jempol Untuk Masakan Ibu Clara.
" Kau Tau Ini Sayur Kesukaanku, Aku Sangat Suka Rasanya Enak. Pas Juga Di Lidah".
Seketika Ibu Clara, Bersedekap Dada Tertawa Lega.
" Huh...Kau Ini Sangat Berlebihan".
" Kupikir Masakanku Sangat Buruk".
" Tidak...Tidak, Masakanmu Sangat Lezat".
Setelah Kupikir-Pikir, Aku Seharusnya Mengajakmu Menikah Lebih Cepat, Agar Kau Bisa Memasakanku Masakan Kesukaanku Setiap Hari.
Ucap Pak Richard Tanpa Henti.
Ibu Clara Terhenyak Mendengar Perkataan Frontal Atasannya.
" Eh...Kenapa Wajahmu Memerah?"
" Apa Kau Sakit?". Sebemarnya Pak Richard Mengetahui Jika Ibu Clara, Sedang Malu Tapi Karena Tingkah Usilnya Sangat Tinggi.
Maka Sekarang Iya Terus Menggoda Ibu Clara.
" Aku Tidak".
" Kenapa Dengan Wajahku?". Tanya Ibu Clara Tak Terima.
" Ah...Tidak...Tidak Kupikir Tadi Wajahmu Memerah". Jawab Pak Richard.
" Ck!Ck!, Matamu Saja Yang Minus".
" Sejak Tadi Wajahku Biasa Saja".
" Aku Prihatin Sekali, Ternyata Mata Atasanku Sekarang Sudah Minus".
Meskipun Mendengar Ejekan Dari Ibu Clara, Pak Richard Tak Merasa Terganggu. Menurutnya Menggoda Dan Mengganggu Ibu Clara Sekarang Adalah Prioritas Utamanya.
" Mataku Sudah Minus Rupanya".
" Kalau Begitu, Besok Kau Harus Temani Aku Ke Dokter Mata".
" Kenapa Harus Aku?". Tanya Ibu Clara Tak Terima.
" Ya Karena, Mataku Minus".
" Hubunganku Dengan Matamu apa?".
" Tak ada Hubungan Apa-Apa Aku Hanya Ingin Memastikan Jika Ucapanmu benar Adanya".
" Pergi Saja Sendiri". Tolak Ibu Clara.
" Tidak Bisa, Kau Haris Ikut". Kekeh Pak Richard.
" Tidak Mau..".
" Harus Mau".
" Ishh...Kau Ini Menyebalkan Sekali!".
Kesal Ibu Clara, Sekarang Ia Beranjak Dari Kursi.
" Mau Kemana?". Tanya Pak Richard.
" Makan Saja Sendiri, Napsu Makanku Mendadak Hilang".
" Apa Kau Tersinggung Dengan Ucapanku?"
Tanya Pak Richard Ingin Memastikan Kebenarannya.
" Tidak Juga".
" Aku Hanya Tak Napsu Makan".
" Apa Kau Sedatang Kedatangan Bulan, Kah?".
" Kurasa Moodmu Tadi Masih Baik".
" Jadi Kau Bilang Kalau Sekarang Moodku Sedang Jelek, Begitu?".
" Tidak Juga, Aku Hanya Mengatakan Apa Yang Aku Rasakan".
" Ayo Kita Lanjut Makan, Aku Tau Kamu Pasti Tersinggung Dengan Ucapanku Tadi".
" Aku Hanya Ingin Kita Bercanda".
" Tapi Tentang Masakanmu Sangat Enak".
" Ayo Makan". Ajak Pak Richard Dengan Suara Lembut.
" Tidak Mau".
" Ya Sudah, Malam Ini Biar Ku Cium Saja Kau".
" Ishh...Kau Ini Kenap Suka Sekali Mengancamku dengan Kata Mencium".
" Argh....Dasar Atadan Mesum".
" Ya Aku Mesum Hanya Denganmu".
" Cepat Duduk, Jika Tidak--".
" Ya...Ya...Aku Duduk, Jangan Lanjutkan".
" Hah...Aku Bisa Gila, Jika Kau Menjadi Suamiku Nanti".
" Apa?, Kau Ingin Aku Menjadi Suamimu?".
" Dengan Senang Hati". Ucap Pak Ricahrd Enteng.
Sedangkan Ibu Clara Sudah Misuh-Misuh Sendiri Mendengar Ucapan Atasannya.
" Percuma".
" Teruslah Membual". Jawab Ibu Clara Pedas.
Pak Richard Hanya Tersenyum Menang.