"Ah...Aku Punya Ide. Bagaimana Kalau Kita Nonton Saja Film Horor?".
"Setuju".
" Oke...Ayo Kita Putar Sekarang".
5 Menit Berlangsung , Masih Tak Ada Kejanggalan.
" Wahhhhh....". Teriak Perempuan Itu Ketika Lampunya Padam Seketika.
" Bagaiman Kalau Kita Nonton Saja Yang Lain Aku Takut". Rengek Ibu Clara, Tapi Pak Richard Malah Tak Peduli.
" Baru 5 Menit, Kenapa Harus Diganti?".
" Salah Siapa Tadi, Kenapa Menawariku Menonton Film Horor, Lalu Sekarang Merengek Minta Diganti" Jawab Pak Richard Kesal.
" Kita Ganti Ya, Aku Takut". Ucap Ibu Clara Memelas.
" Sebentar Saja, Aku Sudah Terlanjur Penasaran Dengan Alur selanjutannya".
" Tak Menyenangkan Jika Kutinggalkan".
Dan Sekarang, Dengan Berat Hati, Ibu Clara Harus Mengiyakan Permintaan Atasannya.
" Aku Ijinkan, Tapi Dengan Satu Syarat".
" Syarat?". Tanya Pak Leonardo Menyergitkan Kedua Alisnya.
" Iya Syarat!".
" Apa Syaratnya?".
Yang Pertama, Kamu Harus Ikut Denganku.
" Hah...Kenapa?".
" Filmnya Kan Harus Kutonton".
" Makanya, Jika Kau Tak Ingin Ketinggalan, Kau Harus Penuhi Syaratku".
" Baiklah". Dengan Berat Hati Pak Richard Beranjak Dari Sofa Lalu Mengekori Ibu Clara Dari Belakang.
" Apa Yang Terjadi?".
" Hmmm...Rupanya Saat Ini Pak Richard Sangat Kesal, Karena Pada Ibu Clara Pasalnya Iya Hanya Diajak Kekamar Untuk Mengambil Bantal Dan Selimut".
" Tapi Ada Untungnya Juga, Sebab Pak Richard Dan Ibu Clara Semakin Lengket".
" Jangan Jauh-Jauh".
" Aku Disini Dari Tadi".
" Lebih Dekat Lagi, Aku Takut". Ucap Ibu Clara Memang Serius.
Pak Richard Terkekeh Pelan, Saat Melihat Wajah Panik Ibu Clara, Diam-Diam Iya Mengecup Pucuk Kepala Ibu Clara.
Memberi Rasa Hangat, Agar Ibu Clara Nyaman.
Akhirnya Film Horor Berdurasi Kurang Lebih 1 Jam 13 Menit Telah Selesai.
Pak Richard Menoleh Untuk Melihat Keadaan Ibu Clara, Dan Ternyata Iya Sudah Tertidur Pulas.
Diam-Diam Pak Richard Memotret Wajah Pulas Karyawannya, Lalu Mengupdate Ke Akun Instagramnya.
Tak Lama Kemudian Puluhan Komen Berlomba-Lomba Tampil Di Notifikasi Ponsel Pak Richard.
Kelihatannya, Ada Yang Pro Dan Kontra Dengan Foto Yang Baru Diunggah.
Pak Richard Kadang Mengerang Kesal, Ada Yang Mengumpat Wajah Ibu Clara Ada Juga Yang Mendukungnya Agar Terus Berhubungan Dengan Ibu Clara.
" Huh....Dasar Manusia Aneh!". Rutuk Pak Richard Kesal.
" Enghhh..." Ibu Clara Menguap Pelan Saat Mengumpulkan Kesadarannya.
" Oh...Kau Sudah Bangun?, Apa Aku Sangat Berisik?". Tanya Pak Richard Sedikit Khawatir Takutnya Suara Bassnya lah, Yang Menjadi Pemicu Ibu Clara Bangun.
" Tidak...Tidak...". Sergah Ibu Clara.
" Apa Kah Filmnya Sudah Selesai?".
" Iya...Apa Kah Kau Ingin Menontonnya Lagi?". Tanya Pak Richard Setengah Menggoda, Iya Pasti Sudah Tau Jawaban Dari Ibu Clara, Tapi Namanya Atasan Narsis Apa Saja Akan Iya Lakukan.
" Ck!, Dasar Atasan Mesum, Aku Tau Kau Mau Menonton Ulang Karena Kau Ingin Aku Memelukmu Terus Karena Takutkan, Iya Kan?". Tudah Ibu Clara Pada Pak Richard.
" Jika Iya Kenapa?". Pak Richard Membalikkan Pertanyaannya.
" Aku Melihat Perilaku Orangtuamu Sangat Sopan. Tapi Kenapa Kau Sangat Mesum Sekali?".
" Apa Setiap Ucapanku, Tak Pernah Ada Yang Serius?".
" Mungkin Juga". Jawab Pak Richard Enteng.
" Apa-Apaan Orang Ini?".
" Apa kah Otaknya Konslet, Kah?".
" Akan Ku Katakan Serius, Jika Kau Bersedia Menjadi Istriku, Mungkin Ucapanmu Semua Benar?".
" Menghayal Saja Terus!". Timpal Ibu Clara.
" Baiklah, Akan Kubuktikan Ucapanku, Jika Aku Akan Menjadikanmu Istriku".
Ibu Clara Beranjak Dari Ruang Santai, Lalu Ke Dapur Mengambil Sebotol Air Mineral Untuk Diminum.
Saat Menutup Pintu Kulkas, Ibu Clara Melihat Beberapa Bungkus Camilan, Iya Mengambil Semua Tak Lupa, Membawakan Sebotol Air Mineral Untuk Atasannya.
" Berhenti Senyam-Senyum Sendiri, Matamu Bisa Lompat Keluar Dari Tempatnya".
" Jahat Sekali Ucapanmu, Huh..!". Protes Pak Richard, Namun Iya Mengambil Camilan Dari Tangan Ibu Clara.
" Terima Kasih, Camilannya".
" Sama-Sama".
Pak Richard Menghentikan Acara Mari Bermain Ponsel Sebentar, Lalu Mulai Membuka Bungkus Camilan Tersebut.
Tak Berselang Beberapa Menit Berlalu, Ada Beberapa Notifikasi Terpampang Jelas, Dilayar Ponsel Ibu Clara.
" Wah Itu Wajahku?".
" Kenapa Di Potret?". Tanya Ibu Clara Terkejut.
" Heheh..Hiburan?".
" What The Hell--, Seenaknya Iya Menyebutnya Hiburan?".
" Wah Sepertinya Otak Atasan Killer Ini Benar-Benar Konslet".
" Wajahku Yang Iya Potret Diam-Diam, Di Bilang Hiburan?".
" Tak Masalah, Silahkan Nikmati Hiburannya Pak!". Jawab Ibu Clara Tak Kalah Sengit.
" Clara, Aku Punya Ide".
" Bagaimana Jika Kita Berfoto Bersama?".
" Heeh, Apa Lagi Sekarang?".
" Bapak Kalau Mau Buat Hiburan Jangan Ke Saya!".
" Cari Saja Yang Lain, Hiburan Bapak Yang Ini Sangat Menyiksa".
Mendengar Ucapan Pedas Dari Ibu Clara, Pak Richard Seketika Tersenyum Terbahak-Bahak.
" Kau Ini Kenapa Selalu Saja Menganggap Ucapanku Tak Serius?". Seketika Wajah Pak Richard Yang Tadinya Ekstra Lucu Berubah Menjadi Datar...
Karena Ditatap Sangat Dekat, Ibu Clara Jadi Tergagap Jawabnya...
" Bu--Bukan Begitu Maksud Saya".
" Ya Terus Apa Maksudmu Tadi". Tanya Pak Richard Sangat Mengintimidasi.
Karena Tak Terima Dengan Perlakuan Pak Ricahrd, Ibu Clara Sekarang Mulai Misuh-Misuh Sendiri.
" Clara Aku Mau Sekarang, Kita Berdua Harus Saling Bicara Jujur".
" Jujur?, Maksud Bapak Apa?".
" Panggil Bapak Sekali Lagii, Saya Cium Bibir Kamu".
" Iya-Iya, Maaf Richard, Puas?". Tanya Ibu Clara Menekan Nada Akhir Pak Richard Hanya Tersenyum Tipis.
" Ku Harap Mulai Sekarang Masalahmu, Juga Menjadi Masalahku!."
"Jadi Jangan Coba-Coba Menyembunyikan Sesuatu Dariku, Apa Kau Paham Itu?".
" Bagaimana Bisa?".
" Kenapa Jadi Kamu Yang Mengaturku Sekarang?".
" Kau Ingin Kuperjelas Atau Kau Hanya Ingin Menguji Kesabarannku?". Tanya Balik Pak Richard.
Dengar Aku Ingin Mengenalmu, Lebih Dekat.
Jadi, Jika Kau Tak Keberatan Dengan Hubungan Ini, Maka Kuharap Kau Bisa Pahami Diriku Juga.
Bukan Aku Bermaksud Mengatur Atau Mengekangmu, Tapi Setelah Kupikir, Tak Ada Salahkan, Jika Kita Berdua Mencoba Saling Memahami.
Maaf Jika Kata-Kataku, Mungkin Terlalu Kasar Dan Menyinggung Perasaan Kamu.
Hati Ibu Clara Terenyuh Mendengar Ucapan Atasannya.
" Tak Masalah, Aku Juga Yang Salah, Karena Tak Memahami Perasaan Bapak".
" Bapak Lagi?".
" CUP".
Bibir Tebal Pak Richard, Mendarat Tepat Di Atas Bibir Mungil Ibu Clara.
" Kenapa?"
" Ingin Marah, Aku Kan Sudah Bilang, Setelah Jam Kerja Usahakan Kita Pakai Bahasai Non Formal".
Lagi Pula Usia Kita Kan, Hanya Terpaut Beberapa Tahun.
" Aku Tak Setua Itu, Untuk Ukuran Umurku Sekarang, Jadi Tolong Jangan Panggil Aku Bapak, Mulai Sekarang Kamu Harus Memanggil Dengan Kata " Sayang".
" Haah...Sayang?".
" Aku Ingin Kita Lebih Dekat". Jawab Pak Richard Santai, Tapi Ibu Clara Sekarang Susah Meneguk Ludahnya.
" Baiklah, Mari Kita Coba".
" Tapi!".
" Apalagi Hm?".
" Aku Ingin, Kita Menyembunyikan Hubungan Kita Dari Teman-Teman Dikantor".
" Baiklah, Hanya Itu Saja?". Tanya Pak Richard Memastikan Apakah Ada Pertanyaan Lain.
" Menyusul!". Jawab Ibu Clara Enteng.
" Hei, Kau Pikir Hubungan Yang Kita Jalan Ini Seperti Sedang Mengirim Paket?".
" Kali Ini Ku Harap Kau Serius, Karena Sepertinya?".
" Sepertinya, Apalagi?".
" Aku Sudah Jatuh Hati Padamu".
Blush..
" Dasar Pembual!".
" Tapi Kau Suka, Kan?".
" Wajahmu Kenapa?".
" Apa Kau Sementara Demam, Kenapa Merah Sekali".
" Aaaaa...Berhenti Menggodaku, Aku Sudah Malu". Jawab Ibu Clara Lalu Memeluk Dada Pak Ricahrd.
" Clara, Ayo Kita Tonton Lagi Film Horornya Sekali Lagi".
PLAK.
" Aww...Sakit".
" Berhenti Menggodaku Dan Juga Jangan Menakutiku Terus".
" CUP, Baiklah".
" Mesum".
" Iya Denganmu Saja".