Kehadiran Christin Menjadi Tanda Tanya Besar Untuk Ibu Clara Dan Juga Sahabatnya.
"Sebentar!". Tahan Ibu Emily Saat Ibu Clara Ingin Keluar Dari Lift.
" Apalagi?". Tanya Ibu Clara Dengan Raut Wajah Bingung.
" Gadis Yang Bersama Atasan Killer Kita Itu Siapa?". Tanya Ibu Emily Sambil Berbisik Pada Ibu Clara.
"Huh....Kau Menahanku, Hanya Untuk Bertanya, Siapa Gadis Itu. Ck!, Menyebalkan Sekali.
Aku Pergi Dulu". Ucap Ibu Clara Lalu Beranjak Keluar Dari Lift, Diikuti Ibu Emily Dari Belakang.
Setelah Ruangan Ibu Clara Terbuka, Iya Langsung Masuk Kedalam.
Mendaratkan Bokongnya, Lalu Iya Menghidupkan Komputer.
" Apa Kau Tak Punya Pekerjaan Hari Ini, Mengapa Berada Diruangku?". Tanya Ibu Clara Pura-Pura Marah.
" Ya Ampun. Aku Punya Kerja, Tapi Aku Masih Disini Karena Mungkin Saja Kau Mengetahui Sesuatu.
" Sudahlah Kupikir Mungkin Saja Gadis Itu Adalah Kekasihnya".
" Jangan Membuatku Berdebat Dengan Hal Konyol". Ucap Ibu Clara Yang Tak Santai.
" Baiklah Kurasa Sahabatku, Tak Penasaran Seperti Diriku, Aku Pergi". Ucap Ibu Emily Setelah Itu Langsung Keluar Dari Ruangan.
Jarum Jam Terus Berputar Dan Kini Menunjukkan Pukul 9.10.
Sudah 2 Hari Pak Richard Datang Bersama Christin.
"Kak Richard, Apa Christin Boleh Berkeliling?".
" Iya Boleh".
"Yasudah Christin Pergi Dulu".
" Jangan Jauh-Jauh". Peringat Pak Richard.
" Baik Kak". Setelah Berucap, Christin Langsung Melenggang Keluar Meninggalkan Ruang Pak Richard.
Christin Berjalan Sambil Mengamati Beberapa Ruangan, Yang Bersebelahan Dengan Pak Richard.
Saat Melewati Ruangan Ibu Clara, Langkah Christin Terhenti. Dengan Hati-Hati Iya Mengetuk Pintu Ruang Ibu Clara.
Tok....Tok....
" Masuk". Ucap Ibu Clara Tanpa Berpaling Melihat Seseorang Yang Mengetuk Pintu Tersebut.
Setelah Masuk Christin Berdiri Disamping Ibu Clara, Lantas Ibu Clara Terkejut, Saat Iya Ingin Melihat Orang Yang Mengetuk Pintunya.
Awalnya, Ibu Clara Sedikit Terkejut Dengan Suara Ketukan Yang Iya Dengar, Dikarenakan Pak Leonardo Atau Sahabatnya Emily, Tak Pernah Masuk Saat Mengetuk Pintunya.
Dengan Ragu, Ibu Clara Melirik Kesamping. Tapi Ternyata Iya Terkejut Karena Gadis Disampingnyalah, Yang Sempat Membuat Pikirannya Terganggu.
" Maafkan Saya". Ucap Ibu Clara Merasa Tak Enak.
" Saya Pikir Sahabat Saya Jadi Saya Tak Menoleh".
" Sekali Lag, Maafkan Saya".
" Tidak Apa-Apa".
"Astaga Mengapa Sikap Kakak Membuat Christin Gemas Sekarang".
" Cengo".
Otak Ibu Clara Seketika Menjadi Blank Saat Mendengar Ucapan Dari Christin, Bahkan Iya Belum Tau Nama Dari Christin.
" Gemas?". Tanya Ulang Christin, Tapi Dengan suara Pelan.
" Oh Ya....Nama Kamu Siapa?". Tanya Christin Sambil Menyodorkan Tangannya.
" Saya Clara Daddario, Panggil Saja Clara".
" Christin ( ). Panggil Saja Christin.
Setelah Berkenalan Christin Mengajak Ibu Clara, Untuk Berbincang Ringan. Tapi Sepertinya Disini Ibu Clara Hanya Menjadi Penyimak Yang baik.
Iya Hanya Merespon Seadanya.
Apalagi Saat Christin Bercerita Jika Iya Dengan Pak Richard, Bahkan Berkeliling Menikmati Liburan Pak Richard, Saat Berkunjung Kerumah Christin.
Ibu Clara Sedikit Kesal, Saat Christin Bercerita Tentang Perpisahan Pak Richard Yang Mengharukan Saat Mengantar Pak Richard Kebandara.
Tak Lupa Juga, Iya Menceritakan Soal Adegan Ciuman Yang Diberikan Oleh Pak Richard.
" Ayolah, Mengapa Dia Bercerita Tentang Adegan Cium Kening, Ck!, Dasar Playboy". Guman Ibu Clara.
" Sungguh Memikirkan Perilaku Kak Richard Yang Lembut, Membuat Hatiku Tenang".
" Ya Tertawalah Sepuasmu!".
" Asal Kau Tau, Jika Orang Yang Kau Sebut Kakak Itu, Adalah Seorang Bajingan". Guman Clara Menahan Kekesalan.
Pokoknya Clara Harus Menghindari Pak Richard Mulai Sekarang. Iya Pikir, Kelakuan Pak Richard Sudah Diambang Batas Kesabarannya.
"Parsetan Dengan Jabatan Yang Akan Turun, Karena Ibu Clara Sudah Muak".
" Kak Clara, Christin Pergi Dulu". Pamit Christin.
Setelah Christin Pergi, Ibu Clara Kembali Fokus Pada Layar Komputer.
Semenjak Christin Berkunjung Kerumah Pak Richard, Pak Richard Bahkan Tak Sempt Beri Kabar Kepada Clara.
Buktinya Sekarang.
Saat Istirahat Makan Siang, Pak Richard Dan Christin Tak Sengaja, Bertemu Didalam Lift.
" Wah... Kak Christin". Sapa Christin Girang, Sedangkan Pak Richard Menatap Ibu Clara, Dengan Tatapan Yang Tak Bisa Diartikan.
" Hai". Jawab Ibu Clara Seadanya.
Tak Berselang Beberapa Detik Pintu Lift Terbuka. Christin Yang Pertama Keluar, Tapi Clara Dan Pak Richard Masih Berdiam Diri Didalam Lift.
Karena Tak Ingin Dalah Paham Dengan Situasi Ini, Christin Dengan Gerakan Tergesa-Gesa, Keluar Dari Lift.
Tapi Seperti Biasa, Christin Kalah Cepat, Karena Pak Richard Lebih Dulu Menahan Tangannya.
Karena Tersentak Kaget, Christin Langsung Menepis Tangan Pak Richard Dengan Kasar. Hal Itu Tak Luput Dari Pandangan Christin.
Otaknya Sedang Memproses Kejadian, Yang Baru Saja Iya Lihat Didepan Mata.
" Maaf Pak Ini Jam Istirahat, Saya Akan Pergi Makan Siang. Setelah Itu Saya Akan Kembali". Pamit Ibu Clara Langsung Menghilang Dibalik Pintu Lift.
Pak Richard Menepis Kasar Wajahnya.
" Huh!".
Pak Richard Mengambil Ponselnya Dari Saku Celana Setelah Keluar Dari Lift, Lalu Menekan Aplikasi Chatt Kemudian Iya Mengirim Pesan Pada Ibu Clara.
" Siang".
" Clara, Maaf Bila Perlakuan Dan Perkataanku Menyinggung Perasaanmu".
" Kumohon Bicaralah Denganku Baik-Baik".
" Jika Aku Berbuat Salah Kepadamu, Maka Tolong Beritahu, Dimana Letak Kesalahanku".
Kira-Kira Ini Isi Pesan Yang Dikirim Oleh Pak Richard.
Setelah Pesan Itu Terkirim, Pak Richard Langsung Mengajak Christin Ke Cafetaria Kantor Untuk Makan Siang.
" Ayo Makan" Ajak Pak Richard.
" Baik Kakak".
Setelah Itu, Hanya Ada Keheningan Yang Menemani Acara Makan Siang Pak Richard Dan Christin, Ditambah Lagi Dengan Pikirannya Yang Sedang Kacau.
Dari Jarak 3 Meter, Pak Richard Bisa Melihat Dengan Jelas Sahabat Dari Ibu Clara, Yang Sedang Makan Sendiri.
Iya Berniat Setelah Selesai Makan, Iya Harus Berbicara Dengan Sahabat Clara. Sayangnya Dugaannya Salah Sebab, Ibu Emily Sekarang Sudah Selesai Makan.
Sempat Terkejut Dengan Gaya Makan Ibu Emily, Sebab Iya Makan Dengan Hitungan 7 Menit Mungkin.
" Terima Kasih" Jawab Ibu Emily, Setelah Menyimpan Bekas Piring Kotornya, Lalu Beranjak Pergi Meninggalkan Ruang Cafetaria.
Lagi Terlihat Diwajahnya, Pak Richard Menggeram Kesal Akibat Rencananya Yang Gagal.
" Ada Apa Kak?". Tanya Christin Kwatir.
" Ah...Tak Ada, Lanjutkan Makanmu"
" Maaf Jika Kamu Tak Nyaman Gadis Kecil". Ucap Pak Richard, Sambil Mengusak Gemas Rambutnya.
" Yes Captain". Ucap Christin Lalu Kembali Mengunyah Makanannya".
Selesai Makan, Christin Dan Pak Richard Langsung Pergi Meletakkan Belas Piring Kotor Mereka, Lalu Mereka Berdua Kembali Keruangan.
Saat Pak Richard Ingin Masuk Keruangannya, Christin Meminta Ijin Kepadanya, Untuk Pergi Sebentar Dengan Pak Leonardo, Entah Christin Punya Urusan Mendadak Mungkin.
" Kak, Christin Berangkat Dulu". Pamit Christin Pada Pak Richard.
" Baik, Hati-Hati Dijalan". Jawab Pak Richard, Lalu Diangguki Oleh Pak Leonardo.
" Jangan Lupa, Jaga Gadis Ini Dengan Baik-Baik".
Christin Dan Pak Leonardo Sudah Sampai Diparkiran, Pak Leonardo Langsung Masuk Kedalam Mobil, Diikuti Oleh Christin.
" Pakai Seatbeltnya". Ucap Pak Leonardo, Setelah Itu, Mereka Langsung Pergi.
Sedangkan Didwpan Ruangan Pak Richard, Iya Masih Berdiri Dan Memikirkan Kejadian Beberapa Menit Yang Lalu.
Dengan Sabar, Iya Terus Memperhatikan Layar Ponselnya, Berharap Ada Sebuah Chatt Yang Masuk.
Tapi Nihil, Ternyata, Uaahanya, Masih Sia-Sia.
Ting.
Pintu Lift Terbuka, Dan Ibu Clara Yang Baru Keluar Dari Lift.
DEG.
Sorot Mata Mereka Berdua, Bertemu. Tapi Ibu Clara Lebih Dulu Memutuskan Kontak Mata Mereka.
Iya Berjalan Melewati Pak Richard, Seolah-Olah Tak Ada Masalah.
"Sebentar!" .Tahan Pak Richard, Setelah Ibu Clara Berhasil Melangkah Menjauh Diri Darinya.
" Bisakah Kau Mendengar Penjelasanku?".
" Aku Tau, Kamu Salah Paham Sebenarnya".
" Kumohon Apa Yang Kau Lihat, Itu Tak Seperti Yang Kau Duga".
" Jadi, Kumohon Berhenti Menghindariku!".
" Apa Kau Tau, Aku Tersiksa Jika Kau Terus Menghindariku". Ucap Pak Richard Yang Sudah Tak Tahan Diabaikan.
" Terserah, Saya Tak Butuh Penjelasan Dari Bapak!". Ucap Ibu Clara Tak Santai.
Pak Richard, Langsung Berjalan Mendekati Ibu Clara, Lalu Membungkam Mulut Ibu Clara Dengan Bibir Tebalnya.
" CUP".
Seketika Mulut Ibu Clara Menjadi Bungkam.
Jangan Marah Sayang, Aku Minta Maaf.
" CUP". Setelah Itu, Pak Richard Menutup Matanya, Menikmati Ciumanannya.
Sementara Ibu Clara Tak Menolak, Iya Hanya Diam.
Ciuman Berakhir. Buru-Buru, Mereka Berdua Meraup Oksigen Dengan Rakus.
PLETAK
" Agh....Sakit". Teriak Pak Richard, Tak Kalah Santai Saat Mendapat Pukulan Dari Ibu Clara.
" Dasar Atasan Mesum, Siapa Suruh Menciumku Ditempat Kerja".
"Oh...Rupanya Kau Mau Jika Aku Menciummu Diapartemenmu Atau Dimansionku".
" Baiklah, Ayo Kita Pulang".
PLETAK.
" Aw....Kenapa Lagi, Sakit Kepalaku". Ucap Pak Richard, Merengek Manja.
Sedangkan Ibu Clara, Hanya Tersenyum Geli Dengan Tingkah Atasannya.
" Dasar Konyol".
.
.