Tidak ada dari mereka yang mengucapkan satu patah pun. Lidah mereka terasa kelu, bahkan untuk mengungkapkan perasaan sakit. seperti ada yang menusuk jantung mereka dengan beribu belati. Hana menggenggam tangan Salsa, Victor menggigit kuku karena cemas. Nathan sedari tadi berjalan mondar-mandir di depan pintu ruang ICU.
Namun,
Beberapa menit kemudian, dokter itu kembali keluar dengan wajah sedihnya. Ucapan dokter itu membuat waktu seakan terhenti.
"Maaf, kami sudah berusaha sebisa mungkin. Tuhan berkehendak lain. Pasien tidak bisa kami selamatkan."
Rena semakin menangis di dekapan Rean. Ternyata ini yang membuat firasatnya tak enak? Tapi apa boleh buat? Semua ini sudah takdir. Tak ada yang bisa mengubah takdir. Tuhan lebih menyayangi Yunbi. Mungkin ini memang pilihan yang terbaik.
Semuanya pun juga merasa sangat sedih, semua terpuruk mendengar kabar buruk dari sang dokter.
Orang yang selalu ceria dan kuat dalam menghadapi masalahnya, kini sudah pergi dengan tenang.