"Sialan lo, gue pikir lo ke sekolah buat jemput Rena."
"Lo pikir otak gue ilang, Ryu? Jangan ganggu Rena dulu deh," jawabnya.
Ryu menyernit bingung. "Kenapa? Dia masih benci sama gue? Eh, Vic, telepon Rena dong, gue mau denger suara dia."
Victor menghela napas panjang sambil tersenyum paksa. "Otak lo beneran ilang, Ryu? Rena pelajaran lah, ogeb! Gue heran sama lo, bukannya lo udah berniat buat lepas dan lupain Rena? Kenapa sekarang lo seakan mau kejar dia?" tanya Victor seraya duduk di tepi brankar.
Ryu terdiam sejenak lalu melihat ke Victor dengan tatapan yang sulit diartikan. "Gue juga enggak tau. Semakin gue ingin melupakan, gue justru semakin inget kenangan indah gue sama Rena. Gue enggak sanggup buat melepas Rena."
Victor yang mendengar itu langsung melipat tangannya di depan dada bidangnya dengan melihat ke arah cowok itu. "Lo … beneran jatuh cinta ke Rena? Enggak ada rencana lain kan?"