Rena melihat jam dinding yang menunjukkan pukul setengah enam. Dia langsung bergegas mengambil handuk, lalu ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Hanya membutuhkan waktu dua puluh menit, Rena sudah rapi dengan seragamnya dan kaus kaki yang sudah dia kenakan.
Setelah itu, dia memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas. Dia melihat Rean yang masih tertidur pulas, bibirnya membentuk senyuman karena mengingat sikapnya tadi malam.
Baginya, tadi malam Rean adalah pahlawan.
Rean datang di waktu yang sangat tepat. Sikap lembutnya yang sudah lama tidak dia rasakan, tadi malam dia melihat sosok Rean yang seperti itu, lembut dan penuh perhatian.
Meskipun Rean yang sekarang perhatian, tapi Rena tidak lupa kalau dia juga sedikit kasar dan terkadang dingin.
"Cewek yang bisa dapetin lo adalah cewek yang beruntung, Re. Gue pun enggak tau kita di masa depan bagaimana. Apa kita bakal berjodoh di masa depan? Apa kita bakal tetep sahabatan?" gumamnya pelan dengan memperhatikan wajah tampan Rean.