Xiao You Ren tersenyum ramah dan menerima paket dari tangan sosok kurir yang berdiri di depan pintu apartemennya. Segera saja dia menutup pintu setelah sang kurir pergi. Embusan napasnya lebih tenang dan kegelisahan yang sempat hinggap berangsur menguap pergi. Rasa lega perlahan menghampiri. Awalnya dia begitu merasa ketakutan jika yang datang itu adalah Wang Xian Wei, sementara dalam apartemennya masih ada Zhao Yuzi. Gadis itu pasti akan mempertanyakan banyak hal yang membuat Xiao You Ren merasa pusing.
"Hanya kurir?" tanya sebuah suara yang muncul dari arah dapur.
Xiao You Ren mengangguk menanggapinya. Meletakkan kotak paket di atas meja lalu berjalan mendekati sosok itu.
"Yuzi, kamu akan pulang sekarang?" tanya Xiao You Ren terkesan mengusir gadis itu.
Zhao Yuzi menatap selidik pada laki-laki itu, tapi tidak terlalu kentara. Takut-takut jika Xiao You Ren merasa tidak nyaman. Kembali menyambar tas dan mulai membawa langkah ke arah pintu apartemen sahabatnya itu. Xiao You Ren mengikuti dari belakang tanpa berkata apa-apa lagi, berniat mengan tar kepulangan Zhao Yuzi dengan aman. Setidaknya hingga gadis itu menaiki taksi.
"Sampai di sini saja, You Ren," ujar Zhao Yuzi di depan pintu. Menatap lembut ke arah Xiao You Ren dan berniat mengelus rambut hitam yang terlihat kusut.
Senyuman kecil mengembang di bibir Xiao You Ren, tidak menolak perlakuan gadis itu.
"Maaf, Yuzi," kata Xiao You Ren lagi. Meminta maaf untuk hal yang tidak pernah diketahui kesalahannya. Selalu saja seperti itu, seolah apa pun yang dilakukannya tidak pernah benar.
Tangan Zhao Yuzi beralih mengenggam kedua tangan Xiao You Ren dan ikut tersenyum lebar. Menguarkan keceriaanya untuk dialirkan pada laki-laki yang sudah dianggap penting. "Jangan terus-terusan meminta maaf, You Ren. Aku tidak bisa menampung lebih banyak lagi kata maaf." Tawa renyah kemudian mengalun mengiringi perkataannya. Zhao Yuzi dan sifat periangnya memang bisa membuat hal berat menjadi ringan.
"Aku pulang, ya. Jangan lupa makan," perkataan terakhir Zhao Yuzi sebelum melenggangkan langkah menjauh.
Xiao You Ren menatap kepergian gadis itu masih dengan senyum lembut. Embusan angin malam menyapu kulitnya yang tak berbalut pakaian tebal, cukup mengalirkan rasa dingin hingga belulangnya, tapi Xiao You Ren merasa enggan untuk masuk sebelum melihat Zhao Yuzi benar-benar menghilang dari depan gedung apartemen tersebut.
"Zhao Yuzi?"
Suara lain muncul dari belakang Xiao You Ren, membuatnya terkejut bukan main. Xiao You Ren berjengit dan membalikkan badan untuk melihat orang tersebut. Wang Xian Wei berdiri dengan senyum miring dan ekor mata mengikuti pergerakan Zhao Yuzi di bawah. Aura yang keluarkan tidak bisa ditebak oleh Xiao You Ren, juga arti tatapan mata yang kini bertabrakan dengan netranya.
"S-Sir ..." Suara Xiao You Ren terkecat. Masih berusaha menetralkan rasa terkejut yang dialaminya beberapa saat lalu.
Pandangan mata Xiao You Ren dialihkan, apa pun dilihat terkecuali mata dan wajah laki-laki di hadapannya. Dia merasa sedang dihakimi jika terus-menerus bersitatap dengan kelamnya manik mata itu.
"Gadis itu kekasihmu?" tanya Wang Xian Wei. Merasa cukup penasaran dengan hubungan kedua karyawannya itu, tapi tidak lebih. Bagaimanapun kehidupan pribadi Xiao You Ren bukan hak dia untuk ikut campur meski mereka telah terlibat kontrak.
Terkejut. Perasaan itu sudah menghantui Xiao You Ren sejak beberapa menit yang lalu dan entah sampai kapan akan terus meneror hatinya. Bukan hanya kemunculan Wang Xian Wei yang tiba-tiba telah berdiri di belakangnya, kini pertanyaan konyol itu pun memberikan pengaruh yang sama pada Xiao You Ren. Dia berusaha menepis sementara keinginanya untuk tetap bungkam dan menjawab, "Tidak, Sir. Kami hanya bersahabat dan tadi Yuzi mengembalikan mobilku yang kemarin tertinggal. Aku tidak memiliki kekasih."
Anggukan puas terlihat dari Wang Xian Wei. Merasa lega akan fakta itu. meskipun dia tidak merasa keberatan akan hubungan asmara Xiao You Ren, tapi sejujurnya saja hatinya lebih senang mengetahui jika Xiao You Ren tidak berpacaran dengan siapa pun. Karena hal jelas akan merepotkan nantinya.
Xiao You Ren sendiri mulai bermain dengan pikirannya, tentang bagaimana mungkin dia bisa memiliki seorang kekasih. Sedang untuk benar-benar dekat dengan seseorang saja dia merasa takut, apalagi sampai menjalin relasi. Hanya pada You Reng yixing saja dia berani melewati batasan perasaannya, namun itupun membuktikan padanya jika memang tidak ada yang pantas diterimanya sebagai balasan rasa itu sendiri. Mungkin dia memang ditakdirkan untuk sendiri sampai keegoisan memenuhi hati dan membuatnya ingin memperjuangkan perasaan.
Lamunan Xiao You Ren terhenti sampai di situ, tepukan ringan di bahu membuat kesadarannya kembali. Dia melirik pada sosok pelaku yang juga menatap padanya. Untuk sejenak mereka membelit satu sama lain dalam pandangan mata yang sulit diartikan sampai Wang Xian Wei berdeham, memutus sepihak tali itu.
"S-Sir, mari masuk," ajak Xiao You Ren tergagap. Berusaha menetralkan perasaanya yang agak canggung.
Mereka memasuki apartemen sederhana itu dengan panduan Xiao You Ren. Mempersilakan Wang Xian Wei untuk duduk sementara dia ke dapur untuk mengambil dua gelas air. Namun Wang Xian Wei tidak melakukan apa yang dikatakan oleh sang pemilik rumah. Justru mengikuti langkah Xiao You Ren memasuki dapur tanpa sepengetahuan laki-laki itu. ketika Xiao You Ren hendak meraih gelas, tangannya sudah lebih dulu dicengkeram, membuat gelas yang tak benar-benar digenggam erat itu terjatuh dan pecah. Menimbulkan bunyi nyaring yang mengisi keheningan malam.
"Sir!" seru Xiao You Ren terkejut. Membelalakkan mata tidak menyangka akan mendapat serangan di saat seperti itu.
Tak cukup sampai di situ. Tubuhnya dibalikkan dan sedikit terdorong ke belakang, membentur dinding yang dingin. Kedua tangan yang masih dicengkeram itu berpindah ke atas kepalanya dengan ditahan satu tangan kokoh Wang Xian Wei. Tangan lainnya mengangkat dagu Xiao You Ren, mempertemukan tatapan mereka sebelum belah bibir yang saling melengkapi, membelit satu sama lain. Mengikis celah di antara mereka berdua.
Dengan ganas Wang Xian Wei melabuhkan kecupan-kecupan kasar, sesekali menggigit bibir bawah laki-laki yang berada dalam dominasinya. Tangannya kian kuat mencengkeram rahang Xiao You Ren, membuat belah bibir itu semakin terbuka lebar dan memudahkan aksesnya menginvasi mulut kecil tersebut.
Napas Xiao You Ren semakin memberat dan seperti terimpit membuat paru-parunya merasakan sesak. Dia menggerakkan tangannya yang berada di atas kepala, berharap Wang Xian Wei memahami maksudnya. Dengan tiba-tiba Wang Xian Wei melepaskan bibir Xiao You Ren dan beralih pada leher jenjang yang tampak begitu indah jika ditambahkan beberapa gigitan lagi. Dengung suara desahan mengalun dari bibir Xiao You Ren, menjadi musik latar belakang yang menambah rasa panas dalam diri masing-masing.
Suasana yang semakin tak terkendali seolah memaksa mereka melanjutkan permainan hingga tahapan-tahapan yang lebih intim lagi.
Wang Xian Wei merasakan pergerakan ringan pada kakinya. Menggosok dan bermain-main yang membuatnya penasaran. Memutuskan untuk melepaskan bibirnya dari leher Xiao You Ren dan mendapati seekor binatang berbulu tengah menatapnya manja dan mengeong. Hal itu sukses memacu detak jantung Wang Xian Wei yang kian bertambah cepat. Kaki jenjangnya menendang kesal kucing tersebut hingga mengenai dinding dan bersuara kesakitan.
"Lie," panggil Xiao You Ren. Mengejar kucing yang sudah berlari kian ke dalam rumahnya.
Namun tangan Wang Xian Wei mencekal tangannya dan kembali mendorong tubuh kecil Xiao You Ren dengan kasar. Mencengkeram rahang laki-laki itu sementara rahangnya sendiri kian mengeras. "Dengar," desis Wang Xian Wei tepat di depan wajah Xiao You Ren yang pucat. "Lain kali aku tidak ingin ada kucing itu di tempat ini. Buang makhluk menjijikkan itu jauh-jauh atau aku sendiri yang akan melakukannya." Dengan kasar dia melepaskan cengkeraman pada rahang Xiao You Ren, membuat kepala laki-laki itu sedikit membentur dinding.
Sebelum benar-benar melenggangkan kaki keluar dari apartemen Xiao You Ren, Wang Xian Wei menata kembali pakaiannya.
Langkahnya gemetar mengikuti kepergian Wang Xian Wei. Usai menghilangnya sosok tegap itu di balik lift, Xiao You Ren segera memasuki apartemennya dan menutup rapat-rapat pintu, menjelajahi ruangan demi ruangan untuk menemukan kucingnya.
"Lie!" serunya. Berkali-kali dipanggil, akhirnya keongan lemah terdengar dari bawah ranjang. Jemari Xiao You Ren menyibak seprai yang menjuntai, menutupi kolong ranjangnya.
"Lie, ini aku. Kemarilah!" Xiao You Ren menjulurkan tangannya dan berusaha meraih tubuh Lie yang semakin masuk ke dalam kolong.
Melihat itu, Xiao You Ren tidak bisa untuk tidak merasa sakit. Bagaimanapun Lie adalah satu-satunya teman yang selalu ada di setiap hari-harinya. Dia memungut kucing itu ketika mengalami masalah rumit di kampusnya dulu. Merawatnya seperti kucing itu adalah dirinya sendiri dan sekarang Xiao You Ren harus membuangnya. Sudut mata Xiao You Ren mulai berair, dia memeluk tubuh Lie yang tampak kesakitan dan sesekali melabuhkan ciuman pada pangkal kepala kucing itu.
"Maafkan aku, Lie. Maaf," lirih Xiao You Ren. Menyadari jika semua hal dalam hidupnya perlahan akan berubah dan semakin di luar kendalinya. Sekali lagi Xiao You Ren sadar jika dia yang memenjarakan dirinya.