Wang Xian Wei menatap nomor yang tertera di layar ponselnya, nomor tidak dikenal. Seandainya belum mengetahui perihal kejadian semalam yang secara kebetulan bersamaan dengan menghilangnya Xiao You Ren, mungkin Wang Xian Wei tidak akan memedulikan nomor ini. Berpikir bahwa penelepon hanya orang tidak penting yang secara acak menghubunginya.
Namun, kali ini berbeda. Setiap hal harus dicurigai dan diselidiki. Dalam novel-novel romantis mengenai kisah cinta seorang CEO, sering kali ada rekan kerja yang menjadi musuh dan menargetkan kekasih kecilnya, meminta pertukaran dengan kontrak pekerjaan atau sekadar memberi ancaman.
Entah mengapa pikiran Wang Xian Wei yang biasanya logis dan realis berakhir menjadi dramatis seperti ini.
Dengan segera ia mengangkat panggilan dan terhubung kepada sosok familier di seberang sana. Suara cempreng melengking keras diikuti embusan napas acak dan sedikit tidak sabaran.