Sudah cukup lama Xiao You Ren pergi ke toilet, tapi laki-laki itu tak kunjung kembali. Hal tersebut membuat Wang Xian Wei bertanya-tanya melalui pikirannya, berbagai persepsi muncul di benak. Rasa tidak tenang tiba-tiba menyeruak di hatinya, tapi karena Tuan Wen masih ada di tempatnya, Wang Xian Wei tidak berani meninggalkan laki-laki paruh baya itu sendiri. Mereka masih berbincang-bincang kecil mengenai hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Meskipun perasaannya menjadi tidak enak, Wang Xian Wei tetap berusaha menanggapi perkataan demi perkataan Tuan Wen.
Di bawah, tersembunyi oleh meja, kaki Wang Xian Wei tidak berhenti bergerak. Seolah memperjelas kegelisahannya. Dia tidak tahu mengapa hal itu bisa terjadi, Xiao You Ren bahkan bukan siapa-siapa selain dari karyawannya saja, tapi perasaannya seperti terkoneksi dengan laki-laki itu.
Sadar akan keresahan yang dialami laki-laki di hadapannya, Tuan Wen segera mengakhiri pembicaraan mereka. Berencana untuk pulang dan berpamitan, namun tint dia mengingat tentang Xiao You Ren. "Tuan Wang," panggilnya seraya menatap lekat pada laki-laki muda itu. "Di mana sekretarismu? Bukankah tadi dia bilang akan ke toilet sebentar, tapi mengapa sangat lama?"
Wang Xian Wei menampilkan senyum kecil, kemudian menjawab, "Mungkin dia sedang buang air kecil atau menerima telepon dadakan dan tidak bisa kembali segera."
Laki-laki paruh baya itu tampak manggut-manggut setuju. Tak lama kemudian, dia pamit undur diri terlebih dulu dan meninggalkan Wang Xian Wei seorang diri. Setelah kepergian Tuan Wen, Wang Xian Wei membawa dirinya menuju toilet. Dengan langkah cepat dia memasuki ruangan tersebut dan mencari keberadaan Xiao You Ren. Sosok laki-laki itu tidak terlihat di penjuru toilet, tapi Wang Xian Wei memiliki perasaan tidak senang dengan tempat tersebut. Langkahnya kembali bergerak dan memeriksa satu per satu bilik sampai di ujung.
Suara-suara kecil yang tidak jelas terdengar menyapa gendang telinganya. Membuat Wang Xian Wei merasakan penasaran yang besar. Langkahnya berhenti tepat di dekat bilik terakhir. Tubuh tegap terlihat mengungkung seseorang yang lebih kecil. Sejenak Wang Xian Wei memikirkan apa yang tengah orang-orang itu lakukan dan ketika sebuah pemikiran hinggap di benaknya, dia merutuki dirinya sendiri. Melayangkan umpatan dalam hati kepada dua orang tersebut. Wang Xian Wei memutuskan untuk pergi, namun sedikit pergerakan dari orang tersebut membuat siluet Xiao You Ren kentara. Wang Xian Wei semakin membelalak matanya ketika melihat terdapat serpihan kacamata di lantai. Tanpa pikir panjang, dia menarik ke luar orang tersebut dan mendorongnya ke dinding.
Sekilas Wang Xian Wei melihat penampilan acak-acakan dari Xiao You Ren. Tatapan matanya berubah datar dan menjadi dingin. Laki-laki yang lebih kecil itu terlihat menyedihkan dengan dasinya yang menyumpal mulut. Beberapa kancing kemeja atasnya terbuka dan mempertontonkan dada putih tersebut. Tangan yang terikat oleh ikat pinggangnya, juga celana yang sedikit melorot dengan resleting terbuka. Rambut berantakan menambah kesan menyedihkan bagi Wang Xian Wei, tapi tidak bisa dipungkiri jika hal tersebut membangkitkan sesuatu di dalam dirinya. Tatapan mata keduanya bertemu dengan arti yang berbeda. Bola mata Xiao You Ren memamerkan ketakutan, juga sesuatu yang tidak diketahui oleh Wang Xian Wei. Sesuatu seperti campur aduk dari berbagai perasaan yang terdapat pada laki-laki itu. Setitik air mata tampak mengalir dari mata kirinya, membuat Wang Xian Wei merasa heran.
"Rapikan dirimu!" Perintah Wang Xian Wei. Berbalik untuk melihat pada Liu Xuan yang sepertinya dalam pengaruh alkohol. Jelas-jelas dibuktikan oleh matanya yang memerah dan racauan bibir tebalnya.
"Sialan!" umpat Liu Xuan. Mata berkabutnya memaku pada sosok Wang Xian Wei dan memberikan tatapan mengintimidasi. "Menyingkirlah, keparat!" Liu Xuan hendak membawa dirinya lagi menuju Xiao You Ren. Berusaha menyentak tubuh Wang Xian Wei ke samping agar tidak menghalangi langkahnya.
Namun, Wang Xian Wei seperti jauh lebih kuat. Salah satu tangannya menarik pergelangan tangan Liu Xuan dan mendorongnya lagi ke arah berlawanan, hingga tubuh besar itu tersungkur di lantai.
"Pergilah, sebelum sesuatu yang buruk terjadi!" ancaman dengan mulus meluncur dari bibir Wang Xian Wei. Ekspresinya sama sekali tidak berubah, masih tetap terlihat tenang dengan ekor mata yang tajam.
Bukannya merasa takut dan berniat meninggalkan tempat tersebut, Liu Xuan justru tertawa terbahak-bahak. Meremehkan perintah dari laki-laki yang berdiri di depannya. Senyuman miring pun terpatri di wajahnya, dia menjelajahi seluruh bagian dari tubuh laki-laki itu. "Kau ingin menggantikan Xiao You Ren, si jalang itu? Ya, meskipun kau terlihat lebih atletis, tapi aku rasa bisa membuatmu mendesah kencang," Liu Xuan kembali berdiri seraya mengatakannya. Dia menegakkan tubuhnya dan berusaha mendekati Wang Xian Wei. Namun, tak lama kemudian sebuah pukulan mentah melayang di wajahnya. Membuat tubuhnya limbung dan hampir terjatuh lagi. Tangannya bergerak memegang pipi yang sempat kena tinju Wang Xian Wei. Tatapan matanya semakin tajam dan penuh kemarahan. "Keparat!" serunya, membawa sebuah pukulan untuk mengenai Wang Xian Wei. "Kau ingin menjadi pahlawan kesiangan, huh?!"
Bukannya melukai Wang Xian Wei, tubuh Liu Xuan justru kembali tersungkur lagi. Dengan wajahnya tepat mencium sepatu Wang Xian Wei, karena tendangan yang mendarat tepat di perutnya tidaklah pelan. Ringis kesakitan pecah dari belah bibirnya, sepatu yang sedari tadi di hadapan wajah kini berpindah dan mendarat di atas kepalanya. Liu Xuan benar-benar merasa harga dirinya jatuh terlalu dalam, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa. Hatinya mulai mengumumkan sebuah permusuhan dengan orang tersebut.
Wang Xian Wei bergegas meninggalkan laki-laki yang terbaring menyedihkan itu. Dia melirik pada Xiao You Ren yang sudah rapi dan berdiri dengan kaki gemetar. Meski demikian, kemeja atasnya tidak bisa tertutup dengan benar, karena kancingnya telah berserakan di lantai. Segera Wang Xian Wei melepaskan jas kerjanya dan menyampirkan di bahu Xiao You Ren. "Pakailah!"
Jas milik Wang Xian Wei memiliki ukuran yang besar, sehingga dapat menenggelamkan tubuh Xiao You Ren. Mencegah tereksposnya kemeja terbuka yang kusut tersebut. Dia membawa langkahnya lebih dulu keluar dari toilet dan melangkahi Liu Xuan yang perlahan kehilangan kesadarannya. Xiao You Ren mengekor di belakang laki-laki itu dengan wajah tertunduk, menyembunyikan mata merahnya di wajah yang terlihat berantakan. Tangan kecil itu tidak henti-henti bergetar karena ulah Liu Xuan. Xiao You Ren bahkan tidak berani melirik secara terang-terangan pada tubuh terbaring tersebut.
Setelah keluar dari toilet, di depan seorang pelayan restoran, Wang Xian Wei menghentikan gerakannya dan berkata pada pelayan tersebut, "Di dalam toilet, ada seorang pemabuk yang berulah."
Xiao You Ren tidak memerhatikan jika Wang Xian Wei berhenti di depannya. Dia terus berjalan dengan kepala tertunduk dan menabrak tubuh laki-laki itu. Kepala Xiao You Ren sedikit diangkat untuk melihat orang yang ditabraknya. Wang Xian Wei yang merasa sedikit terkejut pun menoleh ke belakang dan menatap tanpa ekspresi. Membuat Xiao You Ren dihinggapi rasa bersalah dan kembali menundukkan kepala. "M-maaf, Sir," lirihnya pelan.
Mereka berdua berjalan keluar dari restoran tersebut. Wang Xian Wei yang berjalan di depan dengan langkah cepat dan membiarkan Xiao You Ren sedikit kewalahan mengikuti di belakang. Ketika berada di depan, Wang Xian Wei menunggu mobilnya diantara oleh petugas valet. Wajahnya sangat datar dan terlihat tidak memiliki ekspresi apa pun. Xiao You Ren yang ingin mendekati laki-laki itu untuk mengatakan sesuatu saja dibuat bingung.
"S-Sir." Pada akhirnya tangan kecil Xiao You Ren bergerak hendak menyentuh lengan Wang Xian Wei untuk berbicara. Namun, laki-laki itu tanpa perasaan menepisnya. Hati Xiao You Ren mencelos. Setelah sekian menit yang mereka lewati pasca insiden di toilet tersebut, Wang Xian Wei memberikan ekspresi pada wajahnya. Ekspresi terganggu. Hal itu sukses membuat isi kepala Xiao You Ren dihantui berbagai pikiran-pikiran buruk. Dia merutuk betapa menjijikkan dirinya.
Susah payah laki-laki itu harus kembali menyembunyikan perasaannya dan menutup kesedihan, agar tubuhnya tidak lagi bereaksi aneh. Jantungnya yang berdetak cepat dipaksa untuk kembali tenang. Berulang kali dia menghela napas diam-diam dan mencoba mengosongkan pikiran.
Di sisi lain, Wang Xian Wei tampaknya juga diserang rasa kaget. Entah mengapa tangannya tiba-tiba bergerak untuk menepis sentuhan Xiao You Ren. Tidak ada sedikit pun rasa jijik mengenai laki-laki itu dan tubuhnya, karena itulah Wang Xian Wei merasa heran ketika dia berbuat kasar pada Xiao You Ren. Tidak ingin dipungkiri oleh hati Wang Xian Wei, jika dia merasa kesal untuk alasan yang tidak jelas. Matanya menatap lamat-lamat pada laki-laki yang lebih pendek itu dan menemukan tangan kecil yang bergetar dengan kepala tertunduk. Wang Xian Wei bingung, mengapa Xiao You Ren begitu suka menunduk.
Mobil hitam milik Wang Xian Wei telah tiba di depan mereka. Petugas valet memberikan kunci mobil pada pemiliknya.
"Masuklah! Kita kembali ke hotel bersama," Wang Xian Wei mengatakannya dengan nada biasa dan secara tiba-tiba. Xiao You Ren mendongakkan kepala lagi, bertemu tatap dengan manik di depannya.
Hanya beberapa detik dan Wang Xian Wei mengetahui sedikit-banyak tentang Xiao You Ren. Manik mata laki-laki itu dapat menghanyutkan orang yang melihatnya. Ada banyak hal yang tersembunyi dengan baik di sana. Namun, satu yang pasti. Mata itu memancarkan keinginan untuk mendapatkan. Siapa pun yang melihatnya pasti setuju jika setelah mereka hanyut, mereka ingin membawa pemiliknya untuk ikut serta. Mengasah hingga netra itu semakin berkilau seperti berlian, lalu meremukkannya.