"Ini data yang Tuan inginkan."
Noval dengan tenang mengambil map berisi kumpulan dokumen data diri seseorang. Tangannya dengan lincah membolak-balikkan kertas itu. Sesekali mata elangnya mengernyit. Saat Noval kembali meletakkan dokumen itu, Sandi dengan tangkas menjabarkan isi data tersebut.
"Namanya Frada Aurelia Adam. Dia diambil oleh keluarga Adam dari panti asuhan ketika berusia tujuh tahun. Namun meski memiliki marga Adam di belakangnya, wali yang tercantum di sekolahnya adalah Ruslan Wijaksono dan Amirah. Dan saya juga baru mengetahui bahwa kedua orang itu adalah pasangan suami istri tak punya anak yang sudah lama mengabdi di keluarga Adam. Hanya saja, beberapa hari yang lalu mereka tewas dalam kecelakaan mobil bersama Nona Frada saat menuju bandara," jelas Sandi panjang lebar.
"Lalu apakah kamu sudah mendapatkan data dari orang tua kandungnya?"
Sandi tersenyum kecil. Apakah bos-nya belum membaca keseluruhan dokumen? Di sana bahkan sudah ditulis dengan rinci. Sangat-amat-rinci. Rasanya percuma saja dia menuliskan detail biografi gadis itu. Tuan yang memintanya bahkan sama sekali tak mau membacanya dengan benar.
"Ibu Nona Frada adalah orang biasa. Dia pernah menjalin kasih dengan Tuan Adam sebelum Tuan Adam menikah dengan Nyonya Larasati. Namun entah bagaimana keduanya kembali bertemu dan melanjutkan kisah mereka yang sempat putus sehingga menghasilkan Nona Frada."
"Maksudmu Frada adalah anak haram?" Sandi mengangguk membenarkan. "Sekarang aku paham kenapa pelayan itu berani kurang ajar."
"Maaf?" Sandi menanggapi bingung.
Noval menggeleng. "Tidak. Lanjutkan laporannya."
"Nona Frada sebelumnya bersekolah di SMP Cendekia Asih. Namun baru satu minggu yang lalu berhenti dari sekolah lamanya. Sebenarnya rencananya Nona akan dipindahkan ke New Zhiland bersama wali asuhnya. Hanya saja beberapa hari yang lalu mengalami kecelakaan seperti yang saya laporkan sebelumnya."
Noval tersenyum sinis. tangannya mengulur mengambil momentum neraca. Jemarinya memainkan dengan lihai. Tatapan elangnya seakan menghunus pada sel terdalam neraca itu.
"Bagaimana perlakuan Nyonya Adam selama ini kepada gadis itu?"
Sandi mengernyit. Tak biasanya tuannya menanyakan sampai sedetail itu—kecuali untuk kasus yang benar-benar besar dan penting. Apakah Noval tengah tertarik dengan gadis belia itu? sandi bergidik. Frada memang cantik. Tapi ayolah, bagi mereka Frada tetaplah anak bau kencur yang bahkan belum terbentuk tubuhnya.
"Perlakuan Nyonya Adam tak bisa dianggap baik. Menurut informan, dia sering menyiksa Nona baik secara verbal maupun fisik. Sehingga hal itu membuat beberapa pelayan dengan berani membully Nona secara tak langsung."
"Jadi begitu. Nyonya Adam membenci anak haram yang merupakan aib baik keluarga Adam. Dia pasti menolak anak itu dengan keras sebelumnya. Tapi memang dia bisa apa? Anak itu sudah terlanjur ada."
Sandi mengernyit. Apa sekarang bos-nya tengah menganlisis situasi Nona Frada?
"Tapi apakah kamu sudah tahu bagaiaman keluarga Adam bisa tahu keberadannya yang saat itu sudah berada di panti asuhan?"
"Hal itu masih perlu kami selidiki. Ada beberapa kemungkinan, karena wajah Nona Frada yang cenderung sangat mirip dengan tuan atau …."
"Atau?"
"Hal lain semacam kecelakaan yang membutuhkan bantuan donor darah atau apapun dari anggota keluarga. Namun sepertinya tidak. Jika memang seperti itu, seharusnya delegasi kami sudah mengetahuinya."
"Hal itu bisa saja terjadi karena keluarga Adam memiliki kekuatan untuk menghapus jejak itu." Sandi mengangguk setuju.
Sekarang Noval mengerti, mengapa Frada bisa ada di rumah itu. Rupanya gadis itu tengah kabur. Itu lebih baik dari pada dia terus terkurung di neraka yang berkedok rumahnya. Mungkin saja jika Nyonya rumah itu bukanlah Larasati Adam, Noval yakin, setidaknya Frada pasti bisa menikmati masa mudanya dengan baik. Para pelayan juga tak akan berlaku seenaknya.
Larasati Adam adalah perempuan paling ambisius yang pernah Noval kenal. Alasan dia membenci Frada bukanlah karena dia aib bagi keluarga Adam namun karena Frada adalah anak haram. Frada mengingatkannya akan dirinya sendiri di masalalu. Begitu menyedihkan dan butuh dikasihani.
Larasati Adam. Benarkah Adam?
Namanya dulu adalah Larasati Sukma Jayatri. Namun setelah menikah dia dengan paksa mengubah identitasnya sebagai Larasati Adam. Membuang marga Jayatri. Sama sekali tak ingin membawa embel-embel itu dalam hidupnya. Kenapa? Karena dia tak dibutuhkan di keluarga Jayatri. Dia adalah anak dari hubungan gelap ayahnya. Lantas diperlakukan tak layak oleh keluarga Jayatri.
Namun mengapa dia bisa menikahi Yudhistira Adam yang saat itu merupakan orang kaya baru? Alasannya sederhana. Dia memiliki uang ayahnya. Meski tak dianggap, setidaknya dia tetap mendapatkan haknya sebagai anak konglomerat. Usaha Yudhistira yang saat itu mengalami masa pailit terpaksa menerima pinanganan Larasati Jayatri karena uang.
Sebenarnya dalam hati Larasati pasti ada kegembiraan karena Frada mirip dengannya. Hanya saja ada satu hal yang Frada miliki namun dia tidak. Yaitu ….
Noval menyeringai. Sandi sampai bergidik melihatnya. Sebenarnya apa yang tengah dipikirkan Tuan Muda Noval Adriansyah sampai membuat ekpresi menyeramkan itu?
"Kamu tahu kenapa Nyonya Adam begitu membeci Frada Aurelia?"
"Tidak, Tuan."
"Karena Frada memiliki kecantikan alami yang tak pernah dia miliki," jawabnya. "Larasati Adam memang cantik. Namun itu karena uang, bukan berkah tuhan. Dia yang merupakan anak haram, bahkan tak diberi kecantikan yang diidam-idamkan. Melihat Frada yang rupawan, membuatnya menyadari satu hal. Tuhan tak adil. Hingga akhirnya dia membenci begitu dalam anak itu."
"Bukankah alasan itu begitu kejam? Hanya karena iri dengan kecantikan seseorang mana mungkin bisa menyiksa?"
"Kamu belum mengerti? Dibalik kekejaman itu, juga ada rasa dendam yang ingin dia balaskan. Dia memerlakukan Frada selayaknya keluarganya dulu memerlakukannya. Meskipun Frada tak meiliki rupa yang cantik, Nyonya Larasati tetaplah akan menyiksanya. Meski mungkin skalanya tidak sampai seperti sekarang."
Sandi berdecak kagum. Noval jika tentang menganalisis suatu hal adalah yang terbaik.
"Tapi, Tuan. Saya ingin bertanya."
Noval meletakkan momentum itu kembali. Memerhatikan asistennya dengan saksama. "Apa itu?"
"Kenapa Tuan meminta data Nona Frada? Padahal dia dan keluarganya bukanlah orang yang mesti kita waspadai."
Noval melarikan pandangan pada sekeliling. "Karena … Yumna yang memintanya."
Yumna? Nona Bungsu maksudnya? Sandi menatap curiga. Benarkah? Setahunya Nona Bungsu bukanlah orang yang suka menggali latar belakang seperti itu.