"ASTAGA, FEBBYYYY.... " teriak seorang gadis kepada sahabatnya.
Gadis itu Addara Mikayla Ayudia. Gadis berkulit sawo matang, bermata hazel, rambut yang senantiasa dikucir kuda, dengan tubuh yang tinggi menggambarkan tubuh ideal yang di dambakan banyak perempuan diluar sana.
Addara yang biasa dipanggil Dara adalah anak dari pasangan Dimas Fero Aryaduta dan Aerilyn Bellvania. Keluarga yang harmonis. Cukup tiga kata yang menggambarkan keluarga mereka, bahkan banyak yang iri dengannya. Wajah cantik dan keluarga yang harmonis, siapa yang tidak ingin?
"Kenapa sih? Ribut amat dah. gue kan di samping lo. Ga usah teriak" kesal Febby, sahabat Dara
"Hehe.. Jadi, tadi Alvaro nge-chat gu- ASTAGA.." Pekik Dara
"kenapa lagi lo?" tanya Febby
"Gue belum balas chat Alvaro" Febby hanya memutar bola matanya.
"Ampun dah, bucin amat lo. Gue mau ngambil camilan dulu, ngantuk soalnya"
"Yeee, orang mau makan karna laper, bukan karena ngantuk bego" Febby tak menggubris perkataan Dara dan langsung beranjak dari kasurnya
Hari ini adalah hari minggu, saat ini Dara sengaja berkunjung ke rumah sahabatnya karena merasa suntuk dirumah.
Setelah ngemil, Dara pamit pulang karena sudah menunjukkan pukul 17.15.
"Gue pulang dulu deh, udah bosan gue liat muka lo." pamit Dara
"Yee... Ngehina banget lo. Yaudah deh, pulang sana. Nanti kemaleman lagi." kata Febby mengingatkan
"Yaudah, gapapa.. Dah Febby, kirimin salam gue buat tante Rini" dan Dara pun hilang dibalik pintu kamar Febby.
***
Jalanan sungguh sepi. Dara berjalan sendiri menyusuri jalan yang hanya dilewati beberapa kendaraan saja.
Dara bisa saja meminta supir untuk menjemputnya. Tapi, melihat suasana sore yang memanjakan mata, Ia memutuskan untuk pulang jalan kaki saja.
Tes.
Satu tetes air jatuh dari langit mengenai tangan Dara.
"Waduh, mana rumah masih jauh lagi. Gue telpon mang Deden ajah deh" Tapi, baterai ponsel Dara malah habis.
"Sial banget gue. Hp mati, mana mau hujan lagi." gerutu Dara.
Tiba-tiba sebuah motor ninja putih berhenti di depan Dara.
"Heh, ngapain lo lari lari kek pilem india lagi jatuh cinta?"
"idihh.. Sotoy banget lo. Gue takut kehujanan" kata Dara memelas.
"Bilang aja Lo-." belum sempat Pemuda itu menyelesaikan kalimatnya Dara sudah lebih dulu naik ke jok belakang.
"Yuk, jalan" perintah Dara tanpa dosa
"Siapa yang nyuruh lo naik Kecebong?"
"Duh, crewet amat sih lo. Cepetan, nanti keburu hujan"
"yaudah" Pemuda itu memutar bola matanya kemudian mulai menyalakan mesin motornya.
"Ihh, Rayan baik banget deh. Jadi makin sayang gue" senang Dara, dengan suara manja yang dibuat buat.
Deg.
Rayan mematung mendengar apa yang gadis itu katakan. Sepersekian detik kemudian, Rayan mengembalikan ekspresinya.
Rayan adalah salah satu siswa populer di sekolah. Ganteng? Pasti. Badan atletis, kulit sawo matang, mata elang nya yang tajam, hidung mancung serta Alis tebal, Itulah Rayan. Cowok yang menolak semua perempuan yang terang terangan menyatakan cinta kepadanya. Yang Rayan tahu, Mereka hanya kagum kepada wajah Rayan. Dari dulu sampai sekarang, hatinya hanya untuk sang bunda dan satu perempuan yang hatinya hanya untuk seorang Alvaro.
"Pegangan yang kuat"
Belum setengah perjalanan hujan semakin deras. Alhasil Rayan memarkirkan motornya di depan sebuah posko untuk berteduh.
Melihat Dara yang menggigil kedinginan, Rayan melepas jaketnya dan melemparnya asal ke arah Dara "nih, pake" dan refleks diterima Dara
"Nggak usah lo juga kedinginan tau, lagian baju lo tipis tuh" Walau kedinginan, dia tau Rayyan lebih kedinginan karena Baju kaos Rayan basah karena terkena percikan air hujan sedangkan pakaian Dara tidak basah sama sekali karena terlindungi badan Rayan.
"Crewet lo, pake aja. Lo dingin kan? Boong Lo kalo bilang nggak dingin"kata Rayan
"Lo tuh baik Ray, tapi Lo suka jailin Gue sih. coba ajah Alvaro perhatian kayak lo. Tapi sayang, Alvaro nggak peka sama perasaan gue" kata Dara sendu
"Nggak semua cowok sama Ra, mungkin Alvaro punya cara tersendiri buat perhatian sama Lo"
Inilah Rayan, walau jail dia akan berubah 180° jika sudah melihat Dara sedih.
"Tapi, Alvaro kayaknya masih sayang banget sama Kinara.Tapi, kenapa Alvaro seperti kasih gue harapan kalo dia masih sayang sama Kinara?." curhat Dara
"Mungkin Alvaro belum ngerti sama perasaannya ke Lo. Lo harus berusaha bikin dia suka sama Lo" Dara tersenyum
Rayyan mengacak rambut Dara dan tersenyum hangat.
Rayan bohong jika dia berkata kalau dia baik baik saja. Rayan sadar, kalau perasaan Dara hanya untuk Alvaro. Dan Rayan hanya dianggap teman oleh Dara.
"Ra..."
"Hm?"
"Tante Lyn udah Lo kabari? Takut dia khawatir lo belum pulang" tanya Rayan karena hari sudah hampir gelap
"Belom lah. Kan Gue udah bilang, kalo hp gue lowbat" kata Dara sambil mengerucutkan bibirnya
"Hahaha.. Kesel amat mbak. Nih, telpon tante Lyn dulu nanti dia nyariin" Rayan menyodorkan ponselnya dan diterima oleh Dara.
Dara mengetikkan nomor sang mama kemudian meletakkan ke telinga setelah telpon terhubung.
"Halo,siapa ini?" tanya perempuan di seberang sana
"Halo, Ma. Ini Dara"
"Dara? Kamu kemana ajah sayang. Udah mau gelap ini, lagi hujan lagi. Kok belum pulang?" omel Lyn diseberang sana.
"Dara tadi udah mau pulang, Ma. Tapi keburu hujan, jadi berteduh dulu. Hp Dara juga lowbat, Ma. Jadi gabisa nelpon mang Deden Untung ada Rayan tadi tapi udah keburu hujan jadi berteduh dulu"
"Oh gituh... Yaudah, kalo hujannya udah reda kamu langsung pulang yahh. Kasih tau ke Rayan, kalo pulang jangan ngebut soalnya jalanan licin"
"Oke, Ma. Yaudah deh, Dara matiin dulu. Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam"
Tuut..
"Nihh.. " Dara mengembalikan ponsel Rayan. "Kata mama, kalo pulang jangan ngebut jalanan licin"
***
"Makasih, Ray" ucap Dara tulus saat mereka sudah sampai di depan rumah Dara.
"Lo ada hutang sama gue" kata Rayan
Dara memutar bola matanya. Baru saja mereka akur, Rayan kembali membuat Dara naik darah.
"Becanda..Gue pamit"
"Hati hati, yah. Makasih sebelumnya.. Dahh" Rayan melajukan motornya.
Dara bersyukur mempunyai teman seperti Rayan. Karena pemikiran Rayan yang positif, Dara selalu mendapat nasehat dari Rayan. Walau harus bertengkar dulu sebelum Rayan berubah.
Dara sempat memiliki perasaan kepada Rayan namun ditepis. Karena Dara fikir Rayan hanya menganggapnya teman.
Sampai Dara bertemu Alvaro. Dan jatuh hati kepada Alvaro bahkan saat Alvaro masih berstatus pacar Kinara. Bahkan saat putus Alvaro masih peduli pada Kinara yang sekarang sudah menjadi mantannya.
Namun, Dara melewatkan sesuatu. Dia tak sadar kalau Selama ini Rayan-lah yang selalu ada untuknya. Namun karena obsesinya terhadap Alvaro, Dara tidak menyadari keberadaan Rayan.