Chereads / Arrayan dan Addara / Chapter 4 - Addara atau Kinara?

Chapter 4 - Addara atau Kinara?

Tok tok tok..

Suara ketukan pintu terdengar dari dalam kamar bernuansa abu abu hitam itu.

Ceklek.

"Kenapa, Bi?" jawab pemuda yang baru saja membuka pintu kamar tersebut.

"Eh, Anuu.. Den Dino sama Den Azzam datang" jawab ART rumah tersebut.

"Suruh langsung ke kamar aja, Bi" perintah Pemuda itu kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya tanpa menutup kembali pintu kamar tersebut.

"Hey bro... Kok lo nggak masuk hari ini?" tanya sahabat pemuda tersebut bernama Dino.

"Lagi ada urusan" jawab pemuda itu "Pintunya tutup lagi" perintah sang pemilik kamar.

Tanpa meminta izin, Azzam langsung menyalakan playstation milik pemuda itu. "Din, maen yok"

"Din, Din.. Lo pikir gue Udin. Nama gue itu bagus malah lo bikin kek gituh" ketus Dino.

"Alah, bacot lo. Mau main gak?" tanya Azzam sekali lagi.

"Nggak, males gue" jawab Dino.

Azzam melanjutkan permainan seorang diri. Dino sedang bermain game di poselnya sambil memakan camilan yang Ia bawa tadi saat akan ke rumah pemuda tersebut. Sedangkan pemilik kamar sedang sibuk dengan ponselnya.

"Al, Sebenarnya lo sukanya sama kinara atau Dara sih?" Tanya dino secara tiba tiba tanpa melepas pandangannya dari gamenya. Yah, pemuda itu adalah Alvaro

Alvaro terdiam.

"Ohiyayah... Gue juga penasaran. Lo sama kinara kan udah putus, kok masih sering sama sama? Apa jangan jangan lo balik sama kinara?" Azzam menghentikan permainannya kemudian menatap alvaro yang masih terdiam.

"Gue nggak tau." Alvaro hanya menjawab itu kemudian kembali menyibukkan dirinya dengan ponselnya.

"Alahh.. Lo nggak usah sungkan gitu kali. Lo kayak baru kenal kita aja. Gue udah rela berhenti main gara gara mau dengar cerita lo ini" Azzam mulai membujuk Alvaro kemudian menghampiri Dino dan mencomot Camilan yang berada di depan Dino.

"Eh, bushett.. Lo nggak ada niat buat nuker diri lo jadi cewe kan?" Azzam terkejut melihat Dino ternyata sedang bermain game barbie di ponselnya.

"Yakali gue mau jadi cewe. Ini tuh ade gue yang instal. Gue penasaran, kok ade gue suka banget sampe sampe nggak mau balikin hp gue. Makanya gue main" jelas Dino

"Terus, Lo suka?" tanya Alvari

Dino menaruh jarinya di dagu layaknya sedang berfikir" Hmm.. Lumayan.." Azzam langsung menjitak kepala Dino

"Makanya, denger dulu elah... Gue suka karna cewenya cantik cantik. Yakali gue suka main mekap mekap" Azzam hanya tertawa mendengar jawaban Dino.

Azzam tersadar akan tujuannya duduk di samping Dino "Gimana Al, lo sebenernya suka sama Kinara Atau Dara?" tanya Azzam

"Gue bingung.." Azzam Dan Dino hanya diam menyimak. Dino sudah berhenti bermain game dan menyimpan ponselnya di saku celana "Sebenarnya, gue ada rasa sama Dara. Tapi, gue nggak bisa nolak permintaan kinara. Gue rasa, gue belum siap buat kehilangan kinara. Tapi gue juga nggak mau kalo Dara berhenti buat ngejar gue." jelas Alvaro.

"Itu namanya Lo egois, Al" Dino mulai mengeluarkan suara "Lo nggak mau kalo Dara berhenti buat ngejar Lo. Tapi lo malah care sama Kinara yang notabennya adalah mantan Lo. Itu sama aja lo kasih kesempatan Kinara buat balik sama Lo, tapi lo juga sama aja bilin Dara kek orang tolol ngejar ngejar Lo"

Itulah Dino. Dia akan berubah menjadi penasehat yang baik jika sahabatnya membutuhkan tempat untuk bercerita seperti saat ini.

"Saran gue. Lo harus pilih salah satu di antara mereka. Karna mereka berdua nggak pantes buat lo bikin sakit. Karna mereka nggak ada salah apa apa" Azzam membuka suara "Gue nggak peduli lo pilih si kinara atau si Dara. Yang penting lo nggak boleh egois kayak gini."

Alvaro hanya diam.

"Ohiya.. kalo lo pilih Kinara, bebeb Dara biat gue yahh" kata Dino dengan senyum jailnya.

"Enak ajaa.. Nggak boleh" Alvaro membantah seakan akan Dino serius dengan perkataannya.

"Eh, ngomong ngomong soal Dara.. Gue kemaren liat dia di skolahan" Kata Azzam

"Yaiyalah, Dara kan emang sekolah di skolah kita. Ya wajar kalo dia ada dii skolah. Yang salah itu kalo Lo liat Dara si kuburan bego" Dino yang akan menjitak kepala Azzam ditahan oleh tangan milik Azzam

"Denger dulu, elah.. Main jitak jitak aja loh. Jadi gue kan elskul basket, pas mau pulang, gue liat Dara lagi duduk sendiri dii koridor. Padahal udah sore banget." Azzam mulai menjelaskan

"Terus terus?" Dino mulai penasaran

"Awalnya gue mau nyamperin, tapi Rayan udah nyamperin duluan."

"Rayan yang selalu berantem ama Dara itu?"

"Maybe? Gue denger sekilas, Dara bilang dia lagi nunggu Lo, Al." Alvaro janya diam menyimak

"Gue sempet bingung. Kok nungguin Lo sampe sore? Motor lo juga nggak ada. Nggak tau gimana ceritanya, Dara dianter pulang deh sama Rayan. Tamat." Azzamenyelesaikan ceritanya seakan akan sedang membacakan sebuah dongeng.

"Emang Lo ada janji sama Dara, Al?" Tanya Dino.

"Iya"

"Terus, kok Dara nungguin lo tapi motor Lo nggak ada?" kepo dino mulai akut

"Gue bareng Kinara kemaren" jawab Alvaro santai. Sebenarnya Alvaro merasa bersalah. Tapi dia tidak mau memperlihatkannya di depan sahabatnya.

"Gilak. Jahat bener, Lo. Janjinya ke Dara nepatinnya ke Kinara"

"Udah elah. Biarin aja.. Tapi Lo harus pilih salah satu diantara mereka" kata Azzam mengingatkan.

Jam sudah menunjukkan pukul 15.29. Dino dan Azzam pamit dan tinggallah Alvaro sendiri dii kamar abu abu putih ini.

***

"Tumben Dara nggak dateng. Biasanya dateng. Ini udah seminggu Bunda belum liat" tanya wanita paruh baya itu.

"Ada kok, Bun. Waktu minggu Dara dateng. Tapi bunda lagi di butik" jawab Febby.

"Oh, gituh"

"Assalamualaikum" seoramg gadis masuk kedalam rumah setelah dibukakan pintu oleh ART rumah tersebut.

"Waalaikumsalam" jawan Febby dan Rini-bunda Febby bersamaan

"Baru aja dicariin. Udah nongol duluan, Lo. Duduk gih" kata Febby. Dara duduk di sofa samping Febby.

"Hehe... Gue kesini mau mampir aja. Sekalian mau ngajak tante sama Lo buat dateng ke rumah" jelas Dara.

"Ohiya... Mama kamu udah nelfon tante tadi. Katanya mau ngadain acara kecil kecil buat anniversary mereka" kata Rini yang sudah mengetahui maksud Dara.

"Emang kapan, Ra?"

"Katanya sih besok malam" kata Dara. "Tante sama Febby datang yahh. Aku mau pulang dulu" pamit Dara

"Kok cepet banget? Nggak mau maen dulu?" Tanya Febby.

"Nggak. Gue mau ke super market dulu. Mama nyuruh beli beberapa bahan buat besok. Jadi sekalian kesini deh" jelas Dara "Yaudah, aku pergi dulu yah Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam."

Dara berjalan sendiri dii jalan yang sepi rempat dimana dia bertemu dengan Rayan beberapa hari lalu

"Ihss.. Kok gue inget Bayi Drakula sihh.."

Kebetulan jarak rumah Febby dan supermarket lumayan dekat jadi Dara memutuskan berjalan kaki daripada naik ojol.

Dara sampai ke supermaret dan memngambil beberapa bahan yang diperintahkan oleh Lyn.

Brukk

Keranjang yang di bawa oleh Dara terjatuh saat Dara menabrak sesuatu di depannya. Untung barang didalam keranjang tersebut tidak tercecer.

"Maaf, maaf... Saya tidak sengaja" Ucap Dara kepada seseorang yang Ia tabrak tadi. "Alvaro?"

Alvaro tertegun melihat Dara. Terlintas si difikirannya perkataan Azzam tadi siang.

"Kalo jalan hati hati" kata Alvaro. Sia mengambil alih keranjang dari tangan Dara.

"Eh, nggak usah"Alvaro masih tetap berjalan diikuti oleh Dara yanh terus meminta keranjangnya.

"Mau ngambil ngambil apa lagi?" tanya Alvaro.

Dara menggeleng "Tidak ada"

Alvaro membawa keranjang tersebut menuju kasir "Gue nunggu lo di depan"

Alvaro keluar dari supermarket dan Dara kembali sibuk dengan barang yanh sedang dii hitung harganya oleh kasir.

Dara keluar setelah membayar semua barang yang dibelinya dan melihat Alvaro sedang berdiri di depan mobilnya di parkiran.

"Yuk.." Alvaro naik ke mobil. Dara bukan orang bego yang tidak mengerti maksud Alvaro. Dara naik ke mobil sebelah kiri kemudian mobil Alvaro pun keluar dari parkiran supermarket.

Tidak ada yang membuka suara di dalam perjalanan. Dara sibuk dengan fikirannya sedangkan Alvaro sibuk dengan jalanan di hadapannya.

"Maaf.." Alvaro membuka suara

Dara berbalik "untuk?"

"Maaf karna nggak nepatin janji" jelas Alvaro

"Gapapa.. Lupain aja"

Tidak ada lagi yang membuka suara.

"Makasih" ucap Dara saat audah sampai di depan rumahnya.

"besok gue jemput" ucap Alvaro.

"Nggak usah. Nanti gue telat lagi, lo kan sering telat"

"Gue jemput jam 6.50 pagi"

Dara tersenyum kemudian mengangguk mengiyakan.

Dara keluar dari mobil Alvaro. Dan mobil Alvaro pun melaju menjauh dari Rumah Dara.