"Pa, kok Dara belum turun yah? Padahal udah mau jam tujuh loh" Heran Lyn. Pasalnya, biasanya saat ini Dara sudah berada dii meja makan untuk sarapan bersama.
Dimas menghentikan pergerakannya. "Ohiyayah.. Coba Mama cek," jawab Dimas kepada sang istri.
Lyn beranjak dari kursinya kemudian naik ke kamar sang putri semata wayangnya.
Tok tok tok
"Dara.. kamu nggak sekolah, sayang?" tidak ada jawaban..
Karena khawatir Lyn membuka pintu dan melihat Dara yang masih tertidur pulas dii kasur empuknya.
"Dara, udah pagi. Kamu nggak sekolah?" Lyn sedikit mengguncang tubuh Dara agar bangun dari tidurnya.
"Enghh.. Jam berapa sih, Ma?" tanya Dara setengah sadar.
Lyn melihat ke jam alarm milik dara sebentar "6.47.. Cepetan bangun nanti telat lohh" Lyn menyingkap selimut yang membalut Dara.
"APAA???" Dara langsung lari ke kamar mandi. Lyn hanya geleng geleng kepala melihat tingkah putrinya itu kemudian turun kembali dimana Dimas berada.
Tidak butuh waktu 15 menit, Dara sudah siap dengan pakaian sekolahnya dan berlari menuruni tangga.
"Pa, Dara nebeng yah. Udah telat ini" Pinta Dara dengan tampang memelas. Lyn dan Dimas terkekeh geli.
Dimas menganggukkan kepalanya dengan senyum hangat "Apa sih yang tidak buat Tuan Putri?" kata dimas sembari mengusap rambut Dara.
"Nih, kamu belum sarapan kan. Sampai sekolah dimakan yah, Sayang"Lyn memberikan kotak bekal kepada Dara. Dara menerima kotak tersebut kemudian mencium tangan sang Mama dan masuk ke dalam mobil.
***
Dara telat 5 menit dan Gerbang sudah ditutup oleh pak satpam.
"Pak, bukain dong. Saya kan nggak telat telat amat" Dara memelas
"Nggak telat dari mana, Neng. Ini teh sudah telat 5 menit atuh" Kata Pak Dodi dengan Nada bicara khas sunda nya.
"Pak, ayolah. Saya kan nggak-" kalimat Dara belum selesai tapi Bu Yuli sudah ada di depan Dara yang batas mereka hanya gerbang.
Dan disinilah Dara sekarang. Berada di lapangan sedang berlari dengan seragam putih abu abu dibawah terik matahari.
Bu Yuli memberi Dara hukuman lari di lapangan 10 kali putaran. Namun baru putaran ke tiga nafas Dara sudah ngos ngosan. "Ngapain berhenti?" Tiba tiba seorang cowok berlari melewatinya. Sepertinya dia juga dihukum. Siapa dia? Dara memicingkan matanya seperti mengenal sosok itu.
ALVARO!
Tiba tiba, Dara kembali semangat dan berlari sambil berusaha mensejajarkan dirinya dengan Alvaro.
"Kok lo bisa telat?" tanya Alvaro.
"Gue telat bangun" jawab dara
Melihat Dara yang susah mensejajarkan dirinya dengan Alvaro, Alvaro sedikit memelankan larinya agar sejajar dengan Dara.
"Lo sendiri kok setiap hari telat?" Dara balik bertanya
"Ada urusan" Dara tidak menjawab lagi dan melanjutkan hukumannya
Tanpa sadar, hukuman Dara sudah selesai. Tapi Dara tetap berlari di samping Alvaro.
"Kok lo nggak berhenti? Kan hukuman lo udah selesai?" heran Alvaro.
"Nemenin lo. Biar nggak kesepian larinya" jawab Dara jujur
"Ada ada ajah, Lo" Alvaro terkekeh pelan. "Nanti Lo balik bareng siapa?" Tanya Alvaro
"Kayaknya Gue nebeng Febby deh" jawab Dara
"Pulang sama gue, mau?" tanya Alvaro. Empat kata yang membuat Dara melongo. Antara kaget dan bahagia.
Dara menganggukkan kepalanya seakan akan takut jika Alvaro berubah fikiran.
***
Hukuman mereka sudah selesai. Kini Dara berada di dalam kelas yang sedang tidak ada guru alias jam kosong.
Dara mengeluarkan kotak bekal dan memakannya dengan lahap.
"Lo kek nggak makan selama 3 hari aja" sindir Febby.
"Hehe.. Pagi Febby. Iya nih, gue laper banget" Kata Dara
"Emang Lo nggak sarapan tadi pagi?"
"Ini lagi sarapan" jawab Dara asal sambil terus mengunyah roti lapisnya
"Sebelum ke sekolah maksud gue"
"Gimana mau sarapan di rumah, Gue nggak sarapan ajah telat, gimana kalo gue sarapan dirumah"
"Feb, minta minum dong. Gue lupa bawa nih" Makanan Dara sudah habis. Tapi, dia lupa membawa Air dari rumah.
"Gue nggak bawa Air hari ini. Tas gue lagi berat"
Tiba tiba ada seseorang menaruh air mineral di atas meja Dara "Makanya, jangan inget makannya doang, minumnya juga di inget Mak lampir."
Dara mengambil Air tersebut kemudian meneguknya hingga tersisa setengah. "Makasih Bayi Drakula, kalo bisa dibeliin es krim juga gapapa" Kata Dara sambil tersenyum sangat manis.
"Enak aja. Sekarang aja gue masih ngutang gara gara Lo ngambil es krim banyak banget" sungut Rayan
"Kan Lo sendiri yang bilang beli es krim apa aja" kata Dara santai.
"Tapi Lo di kasih sedekah juga jangan seenaknya dong sampe bikin gue ngutang"
"Pala lo sedekah. Sedekah kok di umbar ntar nggak jadi pahala malah jadi dosa"
"Ihh.. Kalian kenapa sih. Kalo ketemu berantem mulu. Bisa stress gue lama lama liatin lo berdua berantem mulu" Febby mulai kesal dengan tingkah tom dan jerry versi manusia ini.
Mereka berdua saling melempar pandangan mematikan tanpa bicara sepatah kata pun. Mereka seperti saling memaki dari dalam hati dan hanya mereka yang mengerti. Rayan akhirnya beranjak.
"Pokoknya, utang gue lo yang bayar" Rayan berbisik di telinga Dara kemudian pergi keluar dari kelas Dara.
"Ihh.. Dasar bayi Darkula. Titisan iblis" Dara tersulut emosi.
Teman teman Dara hanya jadi penonton mereka berdua. Sudah biasa mereka seperti itu. Jadi, itu sudah menjadi makanan sehari hari mereka.
***
Kriiinngg..
Bel tanda yang ditunggu semua siswa akhirnya berbunyi. Bel apalagi jika bukan bel pulang.
"Ra, Lo mau nebeng nggak?" tanya Febby
"Nggak. Hari ini gue pulang sama Alvaro. Tadi dia ngajak hue pulang bareng" ucap Dara dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibir mungilnya.
"Tumben. Lo nggak lagi ngehalu kan?" Heran Febby. Pasalnya, baru kali ini Dara akan pulang bersama sang pujaan hati.
"Seriuss.. Dia tadi dihukum juga. Trus pas lagi lari dia nawarin diri buat nganterin Dara yang cantik ini pulang"
"Yaudah. Kalo gituh.. Good luck yah, dahh" Febby melambaikan tangannya ke arah Dara kemudian menghilang dibalik tembok bercat putih itu.
***
Alvaro sedang duduk di jok motornya seraya menunggu Dara yang akan pulang bersamanya hari ini.
"Al, kok belum pulang?" seorang perempuan menghampiri Alvaro.
"Kinara? Kok belum pulang?" Alvaro malah balik bertanya.
"Tadi sih gue udah mau pulang dijemput supir. Tapi gue liat lo, jadi gue putusin buat pulang sama lo aja" jelas Kinara
"Tapi-"
"Ayolah Al, gue udah suruh supir gue pulang nih. Kalo nggak sama lo, gue pulang sama siapa?" jika kinara sudah memelas, Alvaro sudah tidak bisa menolak. Alvaro mengangguk kemudian mengeluarkan motornya Dari parkiran kemudian mengantar Kinara pulang.
Di saat yang sama, Dara berjalan ke arah parkiran untuk menunggu Alvaro. Dara tidak melihat keberadaan motor Alvaro di parkiran.
"Mungkin lagi ada urusan sebentar. Aku tunggu aja deh" Dara duduk dii sebuah kursi panjang di koridor dekat parkiran berada.
5 menit
10 menit
30 menit
1 jam
Sudah satu jam lebih Dara duduk dii kursi itu. Namun, sosok Alvaro tidak juga memunculkan dirinya
"Apa Alvaro lupa yah, sama janjinya?" Tanya Dara pada dirinya.
Tiba tiba seseorang datang dan duduk di samping Dara "Heh, mak lampir ngapain Lo disini. Kok nggak pulang" Dia adalah Rayan.
"Gue lagi nungguin Alvaro" Dara bertanya balik.
"Alvaro? Emang dimana si pangeran lo itu" tanya Rayan setengah mengejek
"Tadi, dia bilang mau pulang bareng. Tapi sampai sekarang dia nggak dateng dateng." jawab Dara gusar.
Rayan langsung menarik tangan Dara. "Lo ngapain sih. Kok narik narik segala. Mana muka lo kek marah gituh" Heran Dara.
Rayan baru sadar dengan sikapnya barusan. "mau pulang lah. Lo tuh bodoh atau bego sih?" tanya Rayan yang kembali menguasai dirinya
"Gue kan pulangnya bareng Alvaro"
"Heh, mak lampir. Lo liat motornya Alvaro nggak?" Dara menggeleng.
"Berarti dia udah pulang bego. Yuk, gue anterin pulang. Nanti tante Lyn nyariin" Rayan kembali menarik Dara namun Dara menahannya.
"Tapi, nanti Alvaro dateng terus gue nggak ada gimana?"
"Pentingan banci kek Alvaro atau tante Lyn?" Dara tidak menjawab.
Rayan kembali menarik Dara. Kali ini Dara tidak melawan. Toh Rayan ada benarnya juga. Jam begini, pasti Lyn sudah mencarinya karena sudah sangat sore.
"Makasih,Ray" Kata Dara saat ia sudah sampai di rumah
"Lain kali jangan jadi orang bego" peringat Rayan. Kemudian melajukan motornya.
Dara masuk ke rumah dengan lemas. "Awalnya mau pulang bareng doi, eh malah bareng bayi Drakula" Kata dara saar masuk akan masuk ke dalam rumah
"Assalamualaikum, Dara pulang"
"Waalaikumsalam. Sayang, kok baru pulang?" tanya Lyn. Benar Lyn sedang cemas menunggu Dara pulang
"Tadi Dara nggak ada yang nganterin. Untung ada bayi Darkula"
"Bayi Drakula?" Heran Lyn
"Maksud Dara, Rayan, hehe"
Lyn menggelengkan kepalanya "Ada ada aja kamu. Yaudah kamu naik mandi terus makan malam. Bentar lagi Papa pulang"
Dara mengangguk kemudian naik ke atas kamarnya.
"Emang iya Alvaro lupa sama janjinya?
***
Alvaro duduk di balkon kamarnya sambil memikirkan sesuatu.
Jujur, dia sangat merasa bersalah karena lebih memilih pulang bersama kinara dibanding Dara yang sudah dia janji tadi pagi.
Dia ingin kembali ke sekolah untuk menjemput Dara tadi. Tapi dia pikir Dara sudah pulang. Jadi Alvaro langsung pulang tanpa mengetahui bahwa wanita itu sedang menunggunya