Dihari berikutnya setelah kejadian kucing ajaib itu muncul didepan matanya, Erik pergi berangkat kesekolah pagi sekali. Ditengah-tengah perjalanan, masih terbesit pertanyaan "Apa kabar Daniel setelah itu?" dia sangat penasaran dengan orang itu karena secara langsung Daniel terlibat atas kejadian itu.
"Nanti gw harus tanya sama dia." Begitu pikirnya.
Namun ketika sampai disekolah, nyalinya malah ciut ketika melihat Daniel sedang berkumpul bersama teman-teman genk nya. Bisa-bisa baru nanya satu huruf sudah dikirim kerumah sakit dia, dan Erik masih yakin jika Daniel masih punya dendam padanya.
"Tapi kok dia baik-baik aja? Apa dia kabur ya? Atau dia yang ngirim kucing itu biar ntu kucing yang balas dendamnya ke gw?" batin Erik.
"Ntar aja deh gw nyamperin nya, ajak Kai ama Kevin, trus nyamperin nya pas Daniel lagi sendirian. Hmmmm ide bagus Erik, lu emang pintar." Jiah Taehyun maennya keroyokan. Eits daripada dia harus babak belur, mending keroyokan. Eh
Setelah berfikir cukup lama, Erik segera pergi menuju kelasnya.
Sementara disisi lain.
"Kek nya gw salah nyari mangsa deh."
______________________________________________
"Yo mamen, panjang umur Lo, tadi kita barusan ngomongin Lo." Tegur salah satu teman sekelas Erik
Apa-apaan ini, Erik paling malas kalau sudah dijadikan bahan gosip, tapi dia penasaran.
"Emang kalian ngomong apaan tentang aku." langsung jadi aku.
"Eh kemaren siang Lo keren banget ya." Puji salah seorang sebut saja Jay.
"Emang aku kemaren ngapain?."
"Masa Lo ga inget sih, kemaren gw liat Lo baku hantam Ama kak Daniel Sumpah Lo keren banget." Orang baku hantam bukannya ngelerai, malah dikata keren, dasar Jay.
Karena penasaran yang meluap-luap, Erik kembali bertanya.
"Trus pas gw pingsan, kenapa Lo ga nolongin gw." Ucapnya sambil mengedepankan dagunya.
"Eh emang Lo pingsan ya? Gw sih cuma liat sekilas soalnya kemaren gw dijemput ma bokap gw." Jawab Jay.
"Hmmmmm." Erik meninggalkan Jay, tentu saja sekarang dia seperti selebritis dikelas nya, sepanjang perjalanan menuju tempat duduk dia diperhatikan oleh temen sekelas nya. Tanpa terkecuali teman seperjuangan sehidup sematinya itu Kevin dan Kai.
"Erik, Lo berhutang cerita sama kita berdua ntar pas istirahat."
"Hhhh oke oke." Erik pasrah, dia pasti akan diinterogasi habis-habisan setelah ini.
Erik tidak bisa menolak permintaan teman kesayangan nya itu, ya mau gimana lagi temennya emang cuma dua itu.
*********
"Daniel, Lo kenapa sih? Perasaan dari tadi pagi Lo ngelamun Mulu."
"Pasti gara-gara si Erik itu ya."
"Parah sih, masa Lo bisa kalah Niel."
"Diem Lo pada, kaga ngebantu gw sama sekali jangan sok keras."
"Itu kemaren apa? Rubah? Harimau? Macan? Kucing? Masa iya kucing warnanya gitu."
Seperti biasa pelajaran yang paling dibenci Daniel, dia malas masuk dan ia mengajak teman-teman nya untuk membolos di rooftop. Dih bikin ulah ngajak-ngajak, mental Draco Malfoy emang.
"Niel...DANIEL." Panggil Alvin
"Apaan."
"Mau kekantin gak? Laper nih."
"Ga ah, kalian aja yang pergi."
"Yaudah, kek nya emang Lo lagi butuh waktu sendiri. Guys kantin yok." Ajaknya dan meninggalkan Daniel sendirian.
Sekarang Daniel sendiri, berdiri dan berjalan ke tepian, sambil menikmati angin sepoi-sepoi, memejamkan mata, dan merenungkan dosa, eh nggak. Dia itu berandal, tapi ganteng. Dia punya piercing ditelinga nya, pake gelang hitam polos, bajunya dikeluarin sebelah trus rambut dikibas angin. Ganteng banget bah
Flashback on
"Oh jadi ini rumah tu anak, gw ketok deh."
Daniel mengeluarkan tangan kanan dari saku celannya, ia mengulurkan tangannya untuk mengetuk sebuah pintu rumah yang tidak terlalu besar, namun kelihatannya nyaman dan minimalis.
Toktoktok
Tidak ada jawaban sama sekali.
"Ga ada orang ? Dia tinggal sendiri? Kasian, udah jomblo tinggal sendiri lagi heh." Daniel ga sadar diri 2k20
"Gw tunggu disini aja, ntar pas tu anak balik langsung gw hajar." Katanya sambil mengepalkan tangan.
Tak berapa lama kemudia, Erik baru saja sampai. Namun, Erik malah berhenti agak jauh dari depan rumahnya.
"Napa lo? Takut ya? Kaget ya?." Gumamnya di dalam hati.
Erik perlahan maju menuju rumahnya
"Masih punya nyali ternyata, langsung gw hantam aja deh."
Daniel maju dengan langkah besarnya, menyiapkan kepalan tangan yang siap menghantam wajah Erik.
Tapi.....
Tunggu, siapa yang nyalain lampu sorot? Silau men. Ia melihat sesuatu yang datang dari arah kanan Erik, entah semacam hewan atau siluman. Tapi hanya samar-samar.
"Duh ga keliatan."
Perlahan cahaya nya menghilang, Daniel melihat Erik berada diatasnya, bersiap untuk memukul nya balik. Daniel tak sempat menghindar dan
Bugh
Wajah tampan nya dihajar Erik, satu pukulan tersebut mampu membuat Daniel jatuh tersungkur diatas tanah, dan pingsan. Ia segera digotong kedalam mobil oleh teman-temannya dan pergi meninggalkan Taehyun begitu saja.
Flashback off
Guk
Suara gonggongan anjing membuyarkan lamunan Daniel.
"Eh, anjing ? Siapa yang bawa anjing di sini?." Daniel menurunkan tubuh nya untuk menyentuh anjing itu.
Anjing itu segera berbaring memberi kode, pengen dielus
"Kamu imut banget, tapi siapa yang bawa kamu kesini? Tanyanya sembari mengelus perut anjing itu.
"Gak ada yang bawa aku kesini, eh kamu liat temen aku ga?."
Daniel kaget, reflek berdiri dan langsung pergi menjauh dari anjing itu, matanya melotot seakan tak percaya kalo anjing itu bisa ngomong.
"L...Lo b...b..bisa ngomong? Duh pasti otak gw eror gara-gara dihantam Ama tuh anak kemaren. Ga mungkin hewan bisa ngomong."
"Sembarangan aja Lo, emang manusia doang yang bisa ngomong. Heh gw juga bisa kali, ngomong doang mah kecil."
"Siluman Lo kan ya? Ato setan hah."
Anjing itu menatap Daniel heran. Siluman? Setan? Apa itu?
"Gw ga ngerti, siluman ? Setan? Pokoknya gw disini nyuruh Lo buat bantuin gw nyari temen-temen gw." Perintah anjing itu.
"Dih siapa Lo, baru ketemu udah nyuruh nyuruh, pergi lo, cari aja orang lain." Daniel mengusir anjing imut itu, sembari melambaikan tangannya dengan kasar.
"Males, gini aja, kita bikin perjanjian, ntar kalo lo mau bantu gw nyari temen gw ampe ketemu gw bakal kasi lo hadiah apapun yang lo mau." Mendengar penawaran yang sangat menggiurkan tersebut, seperti nya Daniel tertarik. Dia bisa apapun yang dia mau, bisa aja dia minta setengah dari isi bumi kan.
"Oke gw bakal bantuin lo, tapi lo harus turutin semua nya oke."
"Deal, tapi inget, ga boleh ada yang tau soal ini."
"Iya gw inget. Yaudah turun dulu."
Yeonjun mengajak anjing itu turun dari rooftop, dan pergi kekantin guna menemui teman-temannya. Ras anjing itu adalah Shiba Inu, merupakan ras anjing yang paling terkenal di Jepang.
"Eh Daniel, udah selesai galau lu?" Ejek Alvin, belum tau dia rasanya tonjokan manis dari tangan Daniel
"Apaan sih, ngaco lu." Daniel menatapnya sinis.
Daniel heran kenapa temannya tidak menanyakan soal anjing yang ada disebelahnya. Tuh anjing gede banget ga mungkin ga keliatan.
"Kalian...ga liat anjing disini?" Tanya Daniel kepada seonggok temannya.
"Anjing ? Ga ada anjing disini. Paling kita semua yg kelakuannya kek anjing." Nyadar.
"Enggak anjing beneran."
"Apasih njun, lu jangan bikin gw merinding deh. Kan sekolah kita ini bekas rumah sakit hewan." Jawab salah satu teman Daniel.
Aneh, padahal jelas-jelas Daniel bisa liat anjing itu disebelahnya.
"Lo sehat kan Niel?"
"Eh sehat kok."
Yasudahlab, seperti perjanjian tadi, tidak ada siapapun yang boleh tau tentang hal ini.
Disaat Daniel sedang seru-serunya berbincang dengan temannya, anjing itu mengajak Daniel berbicara sambil berbisik.
"Oh, nama Lo Daniel ya?"
"Iya kenapa emang?"
"Gapapa, oh iya nama gw Shiba Inu"
"Ya emang itu jenis lu."
"Kalo lo mau ngasi gw nama juga gapapa kok."
"Emmm nama nya, gimana kalo Chico, lucu kan?" Tawar Daniel sambil mengangkat kedua alisnya.
"Hemm okedeh imut juga kek muka gw, btw gue lapernih."
"Ya bentar, gw gapunya makanan anjing disini."
"Siapa juga yang makan makanan anjing."
"Lah lo kan anjing, trus makan apa?"
"Bentar."
Anjing itu pergi ke salah satu tiang di sebelah Daniel dan memakannya.
Ya dia makan beton.
"Heh Napa lo makan beton?"
Teriak Daniel.
Teriakannya membuat teman yang lain terkejut.
"Lo ngomong sama siapa sih? Lo sakit ya? Mau gw anter ke UKS?" Alvin terheran-heran sekaligus khawatir, takut temannya yang satu ini gila karena wajahnya dihajar Erik kemarin siang.
"Eh ngga, gapapa."
Anjing itu hanya senyum smirk melihat Yeonjun. Nyebelin emang.
Bel istirahat berbunyi....
"Oke Erik ceritakan." Tagih Kevin.
"Ya....g..gw kan lawan dong masa orang kaya gitu ga dilawan, biar dia tau rasa." Erik menjawab dengan terbata-bata.
"Masa sih Rik? Ga yakin gw." Kata Kai heran.
"Iya dong, masa kalian ga percaya sama gw." Katanya sambil menyilangkan tangan didada.
"Iya deh, apa sih yang nggak buat Lo. Yaudah yuk kekantin pasti pacar gw udah nunggu lama." Ajak Kevin sambil berlagak menyilangkan tangannya didadanya.
"Hah Vin sejak kapan lo punya pacar?" Tanya Kau, sedangkan Erik hanya bisa mengerutkan alisnya curiga
"Dah lama, lamaaaaaaaa banget."
"Parah lu kaga ngasih tau kita yakan Rik." Angguk Kau pada Erik
"Gw ga yakin sih tapi siapa emang?" Sambung Erik
"Nasi Padang buk kantin hehe." Jawab Kevin sambil terkekeh kecil, sedangkan kedua temannya hanya memasang poker face.
"Dahlah"
Bel pulang berbunyi...
Ketiga anak itu pun bersiap untuk pulang, Sambil menunggu diparkiran bersama. Terlihat Daniel baru saja ingin mengambil mobilnya.
"Liat deh, masa kak Daniel ke sekolah bawa anjing."
"Eh iya Kai, bukannya dilarang bawa hewan ya?" Jawab Erik sambil tertawa.
"Anjing? Mana sih ga ada." Kevin berusaha melihatnya dari kejauhan, mengecilkan matanya tetapi, nyatanya tidak ada anjing di samping kak Daniel.
"Hah ga ada masa sih, itu dia mau masuk ke mobilnya kak Daniel."
"Ga ada Kai, rusak otak ku berdua."
"Kai.....Lo bisa liat?"
"Erik.....juga bisa liat?"
Erik mengangguk pelan.
Sedangkan Kevin "Kalian berdua liat apa sih?"