"Kurang ajar, beraninya mereka mengancamku, sialan, brengsek, akhhhh," gumam Maya yang merasa sangat kesal dan tidak berdaya dengan keadaan seperti ini, sehingga ia pun kehilangan kesabarannya ia melemparkan handphonenya ke lantai tanpa sadar.
Ia kembali tersadar, saat suara handphonenya yang beradu dengan lantai terdengar sampai ke telinganya, "Akh, handphoneku," Maya terduduk lemas di lantai sembari meraih handphonenya dan menangis dalam ketidak berdayaannya, ia benar-benar kecewa dengan keadaan yang tidak berpihak kepadanya.
"Kenapa semuanya harus seperti ini? Kenapa bukan ka Amel yang mengalami semua ini? Kenapa harus mas Irwan, kenapa? Ini benar-benar tidak adil, tidak adil, aggggkhhhhh..." Maya pun melampiaskan kemarahannya, ia menangis sejadi-jadinya. Mengingat laki-laki yang ia cintai sedang berjuang antara hidup dan mati karena ulahnya itu.
***