Di Undangan itu Toby bisa melihat senyum hangat Juno yang sangat iarindukan selama ini. Bagaimana bisa senyum hangat itu tercetak indah bersama orang yang tak dia kenal.
Amarah Toby seketika memuncak, hatinya merasa hancur saat dia mulai membaca bahwa itu undangan pernikahan Juno dengan orang lain.
Rasa gelisa dan bingung Toby membuat dia meraih ponselnya dan mencoba menghubungi Juno lagi. tapi panggilanya tak tersambung dan hanya terdengar suara operator yang berbicara.
Seketika air mata itu terjatuh bersama sesaknya hati Toby yang mulai hancur. ' Bagaimana bisa kamu berbuat seperti ini padaku Jun, bagaimana bisa.' Dan raungan dari tangisnya mulai menggemah di seluruh ruangan.
Saat ini hati Toby merasa benar - benar hancur. Bagaimana bisa Orang yang sangat dia percayai, melukainya dengan sangat tragis.
*One -Sides Story*
Setelah Roky berhasil mencari informasi keberadaan Juno, Hari itu juga Toby pergi menemui Juno dengan penerbangan paling cepat.
Dia meninggalkan banyak pekerjaan yang seharusnya dia urus, tapi yang lebih penting dari pekerjaannya saat ini adalah Juno. laki-laki itu tak ingin merasa menyesal nantinya.
Dan disinilah dia berdiri sekarang, di depan rumah yang cukup megah Toby hanya diam termenung. dengan perasaan campur aduk dia ragu untuk menekan bel itu.
Dengan mengumpulkan keberanian, Toby masih berusaha untuk bisa menekannya. Sampai akhinya, ujung mata Toby melihat ada yang keluar dari rumah itu dia langsung mengurungkan niatnya, dari kejauhan Toby bisa melihat seseorang keluar dari rumah besar itu. Dan dia bisa mengenali sosok yang keluar dari rumah sekarang.
Juno yang tak mengetahui keberadaan Toby di depan Rumah kekasihnya, berencana keluar untuk membuang sampah diluar. Dengan di ikuti oleh anjing Peliharaan kekasihnya, Juno tampak asyik bermain tanpa menyadari situasi yang terjadi.
Sampai langkahnya mulai berada di depan gerbang, Juno melihat Toby berdiri dalam diam sedang menatapnya dan seketika itu jua Juno juga berhenti dalam langkahnya. Entah mengapa kakinya menjadi sulit untuk melangkah.
" Juno." panggil Toby pilu.
Setelah mendudukan diri, Toby hanya fokus menatap Juno yang entah mengapa mencoba menghindari pandangan darinya.
"Bagaimana Pak Toby bisa menemukan rumah ini?" ajuhnya.
" Kita sedang tidak bekerja Jun, kau bebas memanggilku seperti biasanya."
mendengar Toby berbicara seperti itu, Juno seketika menatap Pria yang lebih tua itu dengan kesal.
" Saya sedang tidak ingin memanggil anda seperti itu, jadi biarkan kita berada dalam posisi bawahan dan atasan saja."
Lagi-lagi Juno memalingkan wajahnya, Toby yang melihat sikap tak peduli Juno mulai merasa kesal.
" Apa yang kau maksud dengan undangan ini." Toby meletakan undangan itu di atas meja.
Seketika Juno menatap lembar undangan itu dan tersenyum gusar. " Saya akan menikah, jadi kuputuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan. Surat pengunduran diri saya sudah saya kirim bersama Undangan ini." Mendengar jawaban itu, hati Toby terasa tersayat seketika.
" Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku Jun. Mengapa harus Laki-laki, bukankah kau menyukai perempuan." ucapnya tak percaya.
Mendengar ucapan Toby, Juno langsung menatap mata Toby dengan tak suka. " Anda tidak perna tahu dengan jelas jalan pilihan saya, Selama ini anda hanya menjadi penjara bagi saya. Dan anda tak menyadarinya. Setelah 10 tahun, akhirnya saya bisa menepati janji itu pada anda. Jadi biarkan saya keluar dari penjara anda."
Mendengar penuturan seperti itu dari mulut Juno, Toby seakan tak mengerti apa yang dimaksud pria itu.
" Aku tidak perna menahanmu selama ini, tapi kau sendiri yang memilih bertahan. dan sekarang, kau bilang aku harus melepaskanmu. Bagaimana bisa kau berbicara sekejam itu padaku. Aku sangat tulus bahkan menganggapmu penting di hidupku. Tapi apa yang kau lakukan saat ini melukaiku." Juno hanya berpaling tanpa ingin menatap Toby. "Bagaiman bisa kau menikah dengan tiba-tiba, Apa aku tidak layak untuk mengetahui hal ini?"
Masih dalam diam, Juno tak menjawab apa yang Toby ucapkan padanya. Laki-laki itu hanya mencoba diam tanpa ingin menjelaskan apapun. " Apa tak ada yang ingin kau jelaskan padaku Jun? Aku mungkin memang Pria Egois. tapi, mungkin hanya padamu aku bisa mengalah."
" Bukan layak atau tidak layak, tetapi Saya hanya ingin anda tahu bahwa semua telah berakhir. Dan saya sudah memenuhi Janji." Setelah itu Juno kembali diam tanpa ingin menjawab. Melihat tindakan Juno terhadapnya Saat ini perasaanya terasa hancur dan kecewa. Bagaimana bisa seseorang yang dia percayai lebih dari apapun menusuknya sebegitu dalam.
*One -Sides Story*
Hampir setenga jam, mereka tak ada pembicaraan lagi. Juno masih kekeh untuk diam. sedangkan Toby hanya bisa menopang wajahnya karna merasa putus asah.
Sampai suara pintu terbuka, membuat keduanya melihat arah pintu.
" Jun, apakah ada tamu?" Pria tampan itu masuk kedalam rumah dengan membawa sekantung belanjaan.
Seketika Juno bangun dan menghampirinya, tak lupa dia mengecup pria itu dengan manis. Toby yang melihat hal itu semakin hancur.
" Atasanku berkunjung Lee, dia ingin memberi selamat atas rencana pernikahan kita." jelasnya.
Pria tampan itu menjadi antusias dan berjalan kearah Toby. Juno yang tak mengikuti langkah kekasihnya hanya diam memandang apa yang sedang terjadi di depannya.
Melihat pemandangan itu, hatinya masih merasa berat bahkan Juno merasa ingin lari dari situasi ini.
Setelah keduanya saling mengobrol, Lee mengajak Toby untuk makan malam bersama. dan Juno yang tak bisa melarang kekasihnya itu hanya diam tak menolak.
Diruang makan yang luas ini, suara percakapan keduanya membuat Juno tak nafsu makan entah mengapa. Rasa laparnya telah hilang, dia hanya ingin pergi dari situasi seperti ini. tapi keadaan tak berpihak padanya.
Sampai Lee menyadari bahwa Juno tak menghabiskan makananya mulai memperhatikannya karna khawatir.
" Apakah perutmu sakit lagi?" khawatirnya.
Juno yang mendapatkan kekhawatiran kekasihnya hanya menggeleng pelan. " Aku tak apa-apa. mungkin karna terlalu banyak minum tadi, jadi rasa laparku hilang." Dustanya.
Toby yang hanya mengamati keduanya, nampak Diam.
Setelah menyelesaikan makan, Juno segera mengambil piring kotor mereka dan membawanya ketempat cuci piring.
" Bagaimana kalian bisa bertemu?" Ajuh Toby tiba-tiba.
Lee yang mendengar pertanyaan Toby, seketika senang dan tak keberatan untuk menceritakan semuanya.
Juno yang hanya menjadi pendengar dari jauh, merasa gelisa dan tak nyaman. ' Apakah Toby akan sebegitu kekehnya, mengapa dia membuat semuanya semakin kacau.' batinya.
" Kita bertemu di acara amal Cultur tahun kemaren, Dia sedang perjalanan bisnis di Singapur dan aku memiliki feeling denganya. dan aku tak perna berfikir bahwa kita bisa sampai disituasi saat ini."
Toby yang mendengar cerita itu, hanya tersenyum getir. Bagaimana bisa Hampir satu tahun lamanya, Juno merahasiakan semua ini darinya. Bahkan dia sendiri tak menyadari apa yang telah Juno lakukan di belakangnya.
Setelah makan malam, Toby memilih untuk langsung pulang ke indonesia tanpa menunggu apapun.
melihat kebahagiaan Juno bersama kekasihnya, Toby sadar bahwa dia amat sangat terlambat jika ingin memperbaiki semuanya.
Seseorang yang dia kasih telah menghilang, dan perasaanya berakhir membuat luka di hatinya.
Walaupun tidak perna secara gamblang Toby menunjukan kepedulianya terhadap Juno, sebenarnya dia bisa saja mengakui perasaanya secara langsung terhadap Juno, Tapi apa yang di tunjukan Juno padanya bukanlah apa yang Toby mengerti. kesalapahan itu membuat Toby kehilangan Junonya. Seseorang yang selama ini cintai.
Setelah melewati hari yang begitu melelahkan. Laki-laki itu sudah termenung di salah satu Bar malam ini. Beberapa kali, gelas berakohol itu membasahi tenggorokanya. Tetapi rasa mabuk tak kunjung mendatanginya.
Sampai sebuah panggilan yang begitu jelas memanggilnya.
" Kak Toby."
Mendengar dirinya panggil, Toby otomatis menengok.