Sheren menghela nafas panjang. Dia menatap pantulan dirinya pada cermin besar seukuran dirinya yang ada di dalam kamar apartemennya. Hari ini adalah salah satu fase di mana badai akan kembali menerjangnya, dan mungkin lebih berat lagi. Sheren pagi ini mengenakan kemeja hijau muda lengan pendek, rok kain hitam selutut, sepatu pantofel hitam polos, serta scraf berwarna hijau di lehernya. "Aku harus siap buat ngehadapin hal apapun yang terjadi hari ini," gumamnya. Kemudian, dia berlalu meninggalkan unit apartemennya.
Di depan pintu apartemennya, Shaka telah menunggunya. Saudara kembar Sheren itu tampak rapi mengenakan setelan jas dan kemeja. Manik matanya menatap Sheren dengan lembut. "Siap?"
"Aku gak siap, Shaka. Tapi, siap gak siap aku harus siap kan? Tapi jujur aja, aku sebenernya takut ngehadapin semua ini."
"Enggak apa-apa. Ada aku di sini, ada Mama, ada Ayah, dan semua keluarga kita."