Chereads / Kekecewaan berujung kebahagiaan / Chapter 31 - Salman pov

Chapter 31 - Salman pov

"hallo bos...Ada info penting yang mau sampaikan tentang mantan istri bos".ucap anak buahku kepada ku

"informasi apa yang kamu dapatkan hari ini".ucapku

"Hari ini mantan istri bos pergi ke kampus xxx berdasarkan info yang saya dapat dia mau buka usaha di dekat kampus itu bos".

"serius kamu...Kamu yakin lokasi yang dipilih sudah benar...karena saya juga mau biuka kantor cabang di lokasi itu".

"sueerr bos beneran...Ini info nya 100% akurat.Ini saya masih ikutin dan mereka sedang mencari ruko yang bisa disewakan".

"ok tetap ikutin mereka dan jangan lupa kirimkan info yang terbaru".

klik

Entah kenapa setelah mendengar berita dari anak buahku hatiku merasa senang,apakah nanti aku bisa bertemu lagi sama kamu ya mei,aku kangen banget mei sama kamu..Gpp kalo aku cuma bisa liat kamu dari jauh juga...Liat kamu bahagia aja aku udah seneng.Ucapku dalam hati.Tak lama kemudian.

Drrt...Drrtt..Drrt

Ternyata ponselku berdering,tapi nomor nya tak kukenal.Tak kuhiraukan telp itu,aku tetap melanjutkan pekerjaanku.Tak lama ponselku berbunyi lagi,tapi posisiku sedang di kamar mandi akhirnya aku tak mengangkatnya lagi.Ku liat nomor yang sama yang menghubungiku.

"nomor siapa ya yang menghubungiku,apa ada hal penting yang mau disampaikan orang ini ya....Apa aku telp balik aja ya ke nomor ini"ucapku sambil menatap ponselku.

Baru saja aku ingin menghubungi ke nomor itu,tiba-tiba ada panggilan masuk.Dan ternyata masih nomor yang sama menghubungiku.

"hallo...assalamu'alaikum benar ini dengan bapak al.Maaf boleh mengganggu waktu nya sebentar pak".

deg...Ya ampun suara ini...Apa aku gak salah denger ya..Suara orang yang aku rindu-rindukan selama ini saat ini terdengar merdu di telingaku.Batinku

"wa'alaikum salam maaf ini dengan siapa ya".jawabku untuk memastikan orang yang menghubungiku saat ini.

"ahh...I..Iya pak maaf nama saya meisha,ada yang mau saya tanyakan apa benar bapak sudah membooking ruko yang ada di dekat kampus xxx.Jika memang benar boleh kah saya menyewa ruko itu pak.Karena saya sangat tertarik dengan lokasinya".jelasnya padaku.

hah.....ternyata benar,orang yang menghubungiku adalah meisha wanita yang selalu aku rindukan.Apa mei tak mengenali suaraku ya.ucapku dalam hati

"iya benar saya sudah membookingnya mba,dan Saya sudah membayar dp nya jadi gak bisa mba sewa".jawabku

sebenarnya tanpa dia meminta pun pasti aku berikan tapi aku masih ingin mendengar suara nya.Akhirnya aku putuskan untuk mengulur-ulur waktu agar aku bisa terus ngobrol dengannya.

"please...Tolongin saya ya pak al.Dari tadi saya sudah berkeliling-keliling hanya lokasi ini yang cocok untuk tempat usaha saya pak.Saya mohon...Boleh ya pak".pintanya padaku dengan memohon.Aku masih belum menyerah...Aku terus menolak alasan-alasan dari nya aku memang sengaja karena cuma ingin mengobrol dengannya.Aku merasa kapan lagi bisa ngobrol dengan wanita yang sampai saat ini masih mengisi penuh ruang di hatiku.Setelah panjang lebar meisha menjelaskan kepadaku akhirnya kusudahi negosiasi itu dengan nya dan aku memberikan ruko itu untuk disewa olehnya.Aku pikir masih bisa mencari di dekat-dekat situ yang penting aku bisa mengawasinya dari dekat dan yang paling aku harapkan bisa dekat lagi dengannya dan kembali rujuk.

Aku jadi teringat masa-masa diawal pernikahan kami.Malam itu aku dan mei baru saja selesai menjalani acara resepsi pernikahan kami.Mei izin lebih dulu untuk masuk kamar kami.Karena dia udah gak tahan dengan make up yang menurutnya bikin muka lengket dan gaun pengantinnya membuatnya tambah gerah.Sedangkan aku masih menemani teman-temanku mengobrol.Tak lama teman-temanku pamit untuk pulang karena tak mau mengganggu malam pertamaku kata mereka.Setelah mengantar mereka akupun menyusul meisha ke kamar.

Ceklek...

Ku buka pintu kamar ternyata mei tak mengunci nya.Ceroboh sekali kamu mei gimana kalo ada orang masuk.Setelah masuk kamar aku masih berdiri di depan pintu aku terpesona melihat pemandangan di depan mataku sampai aku menelan salivaku sendiri.Gaun pengantin itu jatuh begitu saja dari tubuh mungil wanita di depanku yang tersisa hanya pakaian dalam saja di tubuhnya.Dan seperti nya dia masih belum sadar ada orang yang masuk.Ku coba mendekati tubuh mungil itu ingin ku rengkuh rasa nya hasratku sudah tak terkendali.Tiba-tiba saja dia berbalik melihat ke arahku dan langsung berlari ke ranjang mengambil selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya dia benar-benar malu.Aku tertawa kecil melihat tingkahnya.

"mas...Kenapa gak ketuk pintu dulu kalo masuk".ucapnya dengan nada kesal.

"kenapa harus ketuk pintu.Kan mas masuk kamar sendiri.Lagipula mas kan udah jadi suami kamu sayang.Jadi sudah halal melihat kamu dalam kondisi apapun".ucapku sambil terus mendekat kearah ranjang.

Gemas sekali melihat wajah nya memerah karena malu dan terus menunduk tak berani menatap wajahku.Ku pegang dagunya dan kuangkat wajahnya ku dekatkan wajahku hingga tak ada jarak lagi,karena tak ada penolakan darinya kuberanikan mengecup bibirnya lama kelamaan kecupan itu berubah jadi lumatan panas tanganku pun sudah berjelakah ke setiap lekuk tubuhnya hasratku sudah tak tertahan lagi.

"eemmhhh...Mas...Aku mau mandi dulu,aku belum shalat isya".ucap nya sambil berusaha lepas dari permainanku.Baru saja mei turun dari ranjang ingin menuju kamar mandi aku langsung memeluk nya dari belakang

"kita mandi bareng aja ya sayang,kalo aku harus menunggu kamu selesai nanti keburu malam setelah itu kita shalat isya dan shalat sunnah berjama'ah lalu kita lanjutkan yang tadi".bisikku di telinganya kulihat dia tampak berpikir dan tak langsung menjawabnya.

"sayang gimana kok kamu malah melamun".

"eh..Iya mas tapi aku malu,ini pertama kali nya untukku".

"sayang kamu harus terbiasa seperti ini,aku kan udah jadi suami kamu,aku berhak melihatmu dalam keadaan apapun".dijawab dengan anggukan kepalanya.Dan malam itu kamipun melewati malam pertama yang panas dengan percintaan kami.Dan desahan dari mulut mungilnya mei selalu menjadi candu untukku.

Mengingat moment itu aku tidak sadar senyam senyum sendiri.Semoga ini jadi jalan yang baik untuk aku dan mei.