"Boy Siano!"
Marsha langsung berlari menuju ke tempat Boy berada yang saat ini masih dengan keras kepalanya anak laki-laki itu memberontak untuk di pisahkan. Boy menolak untuk di jauhkan dari seorang anak laki-laki lainnya yang merebut bola yang tadinya di giring oleh Boy.
"Don't touch me! Dia merebut bolaku!" Teriak Boy yang masih memberontak dengan warna muka yang sudah sangat memerah karena menahan amarahnya.
"Stop it, Boy!"
Boy berhenti memberontak mendengar sebuah suara yang sangat familiar baginya. Boy menoleh ke samping dan mendapati mommynya Marsha yang sedang berlari ke arahnya. Marsha tampak sangat terkejut mendapati dirinya yang sudah bukan seperti Boy yang Marsha kenal. Boy merasa sangat bersalah kepada Marsha, ia merasa dirinya bukanlah seorang anak yang yang bisa di banggakan. Boy yang lama sudah pergi dan sekarang hanya ada Boy yang baru tersisa. Boy yang keras kepala dengan segala keegoisannya.
