Chereads / school love story (SLS) / Chapter 19 - SLS BAB. 19

Chapter 19 - SLS BAB. 19

Selama perjalanan Ava diam saja yang membuat Felix kesal. "Kenapa?" Tanya Felix kepada Ava. "Gak papa" Jawab Ava singkat. Tiba-tiba Felix melihat bahwa kaki Ava mengeluarkan banyak darah. "Babygirl kakinya berdarah" Ucap Felix panik. "Masa?" Tanya Ava tak percaya. "Iya" Ucap Felix meyakinkan.

Akhirnya Felix menyuruh Brian untuk cepat-cepat sampai di apartemen. Sesampainya di sana Felix segera menggedong Ava menuju lantai 10 dimana itu tempat berkumpulnya Anak-anak Evil. Dan juga di sana banyak perlengkapan obat.

Cklek...

Felix membuka pintu dan langsung membaringkan Ava di atas sofa. "Woyy obatin cewe gua" Kata Felix. Eric yang kebetulan anak dari seorang dokter pun hendak mengobati Ava. "Sini gua aja yang obatin Ava" Eric pun mendekat ke arah Ava dan Felix. "Hati-hati" Was-was Felix.

"Iya" Jawab Eric. "Hati-hati buaya darat!" Ngegas Felix. "Iya yaampun kadal sawah!" Eric pun balas ngegas yang membuat Ava tertawa. "Jangan sentuh cewek gua lu!" Posesif Felix. "Terus gua ngobatin lukanya Ava pake apa?! Mantra?" Eric kali ini sudah habis fikir dengan otak Felix yang dangkal itu.

"Kali aja lu titisan setan" Ucap Felix santai. "Belum pernah di gaplok monyet ilang gini nih" Bukannya ngobatin Ava mereka malahan debat, "udah Felix" Lerai Ava. Akhirnya Eric selesai juga mengobati Ava, walaupun kadang ia kesal karena Felix ngoceh mulu. "Udah noh nyett!!" Ngegas Eric kepada Felix.

"Monyet bilang monyet, ngaca ogeb" Ucap Felix. "Makasih ya kak Eric udah ngobatin Ava" Kata Ava sembari tersenyum manis ke arah Eric yang membuat Felix panas. "Ava jangan deket-deket sama buaya darat" Kata-kata Axel membuat Eric seketika melotot tak Terima. "Enak aja lu ya! Dasar titisan monyet" Sewot Eric.

"Hehehehe" Tawa Ava yang membuat Anak-anak Evil seketika terdiam saking imutnya. "Matanya santai aja donk jangan ampe minta di colok" Ucap Felix yang geram. "Yaelah boss lumayan buat cuci mata" Jawab David. "Cuci aja mata lu pake rinso!" Teriak Felix. "Wahh... Jangan ngamuk bos, pawangnya lagi sakit" Ucapan Axel membuat semuanya tertawa.

"Emang lu kira gua apaan?" Tanya Felix. "BuayašŸŠ" Jawab Arion. "Udah, debat mulu deh" Lerai Ava untuk yang kedua kalinya. "Aku mau ke kamar kamu aja deh" Ucap Ava. Akhirnya Felix menggendong Ava menuju kamarnya. Sesampainya di sana Ava duduk di depan TV untuk menonton film favorit nya yaitu :'You Are Mine'.

"Nonton itu mulu" Felix duduk di sebelah Ava. "Gak papa" Jawab Ava singkat, padat, dan jelas. Udah kayak minta di respon sama doi yang gak peka. "Jangan ke situ, rencananya si setan itu" Greget Ava. "Biasa aja donk mukanya babygirl" Sindir Felix. "Apaan sih bambang" Sinis Ava.

"Matanya jangan kayak minta di nikahin" Sindir Felix lagi. "Terus harus gimana? Merem? Nontonnya pake mata batin gitu!" Tanya Ava bertubi-tubi dan di akhiri dengan ngegas. "Jangan ngegas donk, udah kayak monyet ilang aja" Ucap Felix santuy.

Felix suka sekali kalau sudah ngerjain pacarnya yang imut ini. "Apa?" Sewot Ava karena sedari tadi Felix memperhatikannya. "Kamu kok cantik?" Tanya Felix lebih tepatnya ke arah ingin menggombali sang pujaan hatinya. "Jelas Ava" Sombongnya. Harapan Felix yang ingin menggombali Ava seketika sirna.

Seperti melihat doi dekat dengan orang lain Rasanya nyesek. "Udah lahh" Felix pun segera pergi dari tempat di mana Ava duduk. "Kemana bang" Tanya Ava. "Mandi" Setelah mengucapkan lima kata itupun Felix langsung pergi ke kamar mandi. Sedangkan Ava masih sibuk nonton serial TV kesukaannya.

Selesai mandi Felix pun langsung keluar menghampiri Ava yang masih menonton TV. Felix hanya menggunakan jeans panjang dan hoodie berwarna hitam. "Felix ke cafe yuk" Ajak Ava. "Kaki kamu kan masih sakit" Ucap Felix. "Udah gak papa kok" Jawab Ava. "Yaudah yuk" Ucap Felix mengiyakan ajakan Ava.

Ava hanya menggunakan baju panjang dan celana Jeans. Selama perjalanan mereka memilih cafe yang enak. "Mau di mana" Tanya Felix. "Cafe sweet aja" Jawab Ava. Mereka berdua pun pergi menuju cafe tersebut. Perjalanannya cukup memakan waktu sekitar 10 menit.

Sesampainya di sana mereka pun langsung memesan dan duduk. Tiba-tiba datang seorang wanita yang merusak suasana.