Saat ku lihat ternyata yang melindungiku adalah Felix. Dia menggunakan tangannya untuk melindungi ku dari Buku-buku yang jatuh. "Lu gak papa" Tanya Felix. "Iya gak papa kok, tangan kamu sakit gak?" Ucapku sambil memperhatikan tangan Felix yang sedikit lebam.
Aku merasa bersalah kepada Felix. "Owhh ini gak papa kok" Ucap Felix sambil memperhatikan tangannya. "Gak mau di obatin?" Tanyaku. "Gak usah, gak papa kok" Ucapnya. "Beneran?" Aku sungguh merasa bersalah kepada Felix.
"Udah tenang aja" Felix kelewat santai. "Kak boleh tanya gak?" Tanya seorang siswa SMP. "Iya tanya apa ya?" Kataku. "Buku sejarah mana ya?" Ucap siswa tersebut. "Ciri-ciri nya? Kalo gak judulnya?" Tanyaku. "Yang tebel, sama sejarah dunia" Jawabnya. Dan aku melihat kebawah.
Ternyata buku yang jatuh adalah buku yang di cari siswa tersebut. "Ini dek" Aku mengambil buku tersebut dan memberikannya. "Makasih kak" Sang siswa itu melenggang pergi. "Iya Sama-sama" Ucapku tersenyum manis.
"Kita ke UKS perpustakaan aja ya..." Aku langsung menarik Felix menuju UKS. Saat sampai di UKS aku langsung memberikan obat merah kepada Felix. "Udah gak papa kali" Ucap Felix. "Takutnya infeksi" Jawab ku yang mendapatkan kekehan dari Felix.
FELIX POV
Gua liat muka Ava yang panik, membuat gua gemes sendiri. "Udah di obatin nih... Hati-hati sakit" Ucap Ava dengan lembut. Sumpah gua dari tadi kagak fokus gara-gara Ava cantik banget. "Fel?" Panggil Ava yang buat lamunan gua buyar.
"E-ehh iya?" Jawab gua gelagapan. "Ada sesuatu ya di muka aku?" Tanya Ava. "Enggak kok elu..." Ucapan gua terpotong. "Akuu???" Tanya Ava gemas. "Elu cantik... Kok" Jawab gua. "Hahahah Felix bisa aja" Tawa Ava pecah. Yang membuat gua gemas.
"Elu lucu banget" Ucap gua. "Udah yuk jaga Perpustakaan lagi dari pada ngobrol terus nanti gak selesai selesai" Ava langsung melenggang pergi. Gua langsung ngejar Ava dan jalan sejajar supaya kayak orang pacaran gitu.
AUTHOR POV
selesai bekerja Ava langsung pulang ke panti asuhan yang jaraknya tidak jauh dari perpustakaan. Sampainya di panti asuhan Ava langsung masuk ke kamar dan merebahkan badannya di atas ranjang yang hanya cukup untuk satu orang saja.
Ava pun mulai mengantuk dan tidur. Saat pagi harinya seperti biasa Ava mulai bersiap membuat sarapan untuk Adik-adik panti dan berangkat ke sekolah. Ava lebih suka berjalan kaki dari pada menghabiskan uang untuk naik bus. Walau terkadang ibu panti asuhan Menyuruhnya untuk naik bus agar lebih cepat.
Tetapi Ava selalu bilang "dari pada untuk Ava naik transportasi mending untuk ibu tabung" Begitulah ucapan Ava setiap harinya. Sesampainya di sekolah Ava pergi menuju taman belakang sekolah untuk duduk menikmati pahitnya kehidupan yang dia miliki.
Terkadang Ava selalu menangis dan ingin sekali memiliki kedua orang tua yang lengkap. Namun apalah daya yang ia miliki, dia hanyalah anak panti asuhan yang selalu menjadi bahan bully dan ejekan teman-temannya. Saat sedang merenungkan tiba-tiba ada suara yang tidak ading di telinganya.
"Heh!! Miskin" Teriak belvina. Ava sempat membuka matanya namun ia kembali memejamkan nya. "Miskin" Teriak kania. Ava masih merenungkan tanpa menghiraukan suara para wanita yang sedari tadi memakinya. "Miskin" Teriak noemi sambil menampar pipi Ava.
"Ya!!! Jika aku miskin kenapa??? Walaupun aku miskin aku tidak sehina kalian yang suka membully orang tanpa sebab" Teriak Ava. Kalimat yang diucapkan Ava membuat mereka tercengang. Tanpa memedulikan mereka Ava langsung melenggang pergi meninggalkan tempat itu.