Setelah pertengkaran Ava langsung melenggang pergi ke taman belakang sekolah. Ava duduk di kursi yang cukup panjang dan mulai menutup mata merasakan semilir angin yang menerpa rambut halusnya yang digerai indah.
Selang beberapa detik seseorang menghampiri Ava yaitu Felix. Felix memberikan satu botol minuman kepada Ava. "Nih" Ucap Felix sambil menyodorkan botol tersebut. "Buat aku?" Tanya Ava dengan sopan. "Iya buat elu, capek kan tadi abis Marah-marah" Ava mengambil air yang diberikan Felix dan meneguk nya hingga sisa setengah.
Felix duduk di samping Ava. "Lu gak ikut ekskul?" Tanya Felix. "Enggak, Ava gak punya biaya tambahan" Ucap Ava lembut. "Mau gua bayarin gak?" Tanya Felix dengan santuy nya.
"Hmmm.... Gak usah deh, nanti Ava ngerepotin lagi" Kata Ava. "Enggak kok lu gak ngerepotin" Ucap Felix.
"Yaudah nanti Ava bayar setengah uang mukanya" Tawar Ava. "Terserah elu deh" Jawab Felix. Sekarang Ava dan Felix sedang menuju ke ruangan guru untuk mendaftarkan Ava ekskul.
Tok... Tok... Tok..
Ketukan di pintu membuat para guru mengalihkan pandangannya menuju kepada dua orang murid yang sedang berdiri di depan pintu. "Silahkan masuk" Sang guru mempersilahkan mereka masuk. Ava dan Felix pun masuk dan mulai duduk di kursi.
"Jadi kedatangan saya disini ingin mendaftarkan Ava untuk ekskul" Felix memulai pembicaraan. "Baik silahkan di isi data dirinya" Ucap sang guru sambil menyodorkan selembar kertas bertuliskan formulir. Ava mulai mengisi dan memilih ekskul Chirlider yang ia idam idamkan sejak dulu.
Selesai mendaftar mereka berdua langsung pergi menuju lapangan ekskul. Ava pergi menuju tempat ekskul Chirlider dan Felix pergi menuju tempat ekskul basket. Walaupun baru 1 jam berlatih Ava langsung menguasainya dan mulai mencoba saat para pemain basket mulai bermain.
Ava dan para Chirlider langsung bersiap untuk menyemangatinya. Selang beberapa menit latihan selesai. Ava langsung duduk di ujung lapangan. Seketika para laki-laki langsung pergi berlarian menuju Ava. Ada yang memberikan minum, makanan, snack, buah, bunga, coklat dan lain sebagainya. Semenjak kejadian tadi siang Ava menjadi terkenal di kalangan laki-laki.
"Makasih" Ucap Ava sambil tersenyum manis. Senyuman Ava membuat semua laki-laki yang berada di dekat nya Nge-fly. Terdengar para laki-laki berbisik mengenai kecantikan Ava. Bisikan itupun membuat kuping Felix memanas akibat cemburu. Felix masih mencoba menahan kecemburuan nya karena dia sadar kalau dia bukan siapa-siapa nya Ava.
Hingga tiba-tiba Felix melihat Ava yang sedang di sentuh sentuh oleh seorang laki-laki yang ia yakini sekelas dengannya yaitu Argus. Felix melihat bahwa Ava sedang di sentuh. Felix yang tidak Terima pun langsung menonjok argus dengan keras hingga tubuh argus menukik ke atas tanah dengan keras.
Para murid pun langsung mengalihkan pandangannya menuju dua orang siswa yang sedang baku hantam tersebut. Terlihat wajah ketakutan Ava karena panik dirinya di sentuh oleh Argus dengan seenak jidat.
"Brengsek lu ya!!" Teriak Felix sambil memberikan bogeman kepada Argus. Argus yang di tonjok mukanya pun tak Terima dan membalas menonjok muka Felix. Namun bukannya mengenai wajah tampan Felix tetapi mengenai angin karena Felix sudah lebih dulu menghindar.
Sesaat kemudian baku hantam mereka selesai karena ada salah seorang guru yang memberhentikan mereka. Guru itu adalah guru yang ditakuti para murid kecuali Felix. Guru itu adalah guru Bk. Namanya adalah pak saepudin biasa di panggil pak botak.
"Sudah cukup" Suara bariton pak botak mengalihkan perhatian para murid. Seketika para murid langsung berhamburan pergi. "FELIX, ARGUS, AVA IKUT BAPAK KE KANTOR" teriak pak botak kepada Mereka bertiga.
Sekarang mereka bertiga sudah berada di ruang Bk. "Kenapa kalian ribut?" Bu lani sudah memulai menginterogasi ketiga murid itu. Namun mereka hanya bungkam sambil menguarkan kebencian mereka.
"Kalo kalian diem aja ibu periksa CCTV-nya" Bu lani menggebrak meja dan menuju komputer CCTV. Setelah melihat apa yang terjadi bu lani langsung menghampiri Felix dan Argus.
"Argus ngapain kamu pegang pegang Ava?!" Bentak bu lani. "Terus, Felix ngapain kamu pukulin Argus" Lanjut bu lani. "Karena saya gak Terima Ava digituin" Ucap Felix ketus. Namun Argus masih diam seribu bahasa karena ia merasa bersalah.
"Kalian berdua ibu hukum berdiri di tiang bendera sampai bel pulang sekolah" Titah Bu lani tanpa bantahan. Mereka pun langsung menurutinya dan keluar dari kelas.