"Ris, inget temennya arvin itu yang namanya nathan ngak?" Tanya retha membuka pembicaraan saat ini sedang pelajaran kosong karena gurunya yang izin tidak masuk.
"Inget, kenapa?" Tanya rissa.
"Hm, gue ngak yakin tapi gue risih di liatin terus sama dia" Kata retha menunduk.
"Hah? di liatin?" Hana melongo tidak mengerti.
"Iya, kemarin gue diem terus karena gue risih di liatin terus" Jelas retha.
"Hm? agak aneh menurut gue, kaya nya dia suka sama lo" Kata rissa asal.
Bola mata retha melebar mendengarnya.
"Apa? ngak mungkin"
"Bisa saja" Timpal hana.
***
Istirahat telah tiba, retha, rissa, hana, dan rion hendak ke kantin bersama. Namun saat di depan kelas mereka bertemu dengan nathan, teman rion. Nathan sedang bersandar pada dinding seperti menunggu seseorang.
"Nathan? ngapain disini?" Tanya rissa.
"Eh akhirnya kalian keluar juga" Kata nathan sambil tersenyum.
Sementara mereka berempat hanya menatap nathan bingung.
"Ada apa?" Tanya rion.
"Gue pengen minjem retha boleh?"
Retha yang merasa disebut terkejut.
"G-gue?" Ia menunjuk dirinya sendiri terbata.
"Iya"
"Boleh" Jawab rissa.
"Ok, terima kasih. Tha mau ke kantin bareng?" Tanya nathan.
"Hm, ok" Jawab retha pelan.
Mereka berdua berjalan mendahului, rissa dan hana hanya tersenyum melihat retha yang mulai menjauh.
"Nathan suka sama retha ya?" Tanya rion.
"Sepertinya" Jawab rissa.
"Yaudah yuk ke kantin"
Hana, rissa, dan rion melanjutkan perjalanan ke kantin. Mereka bisa melihat retha dan nathan yang duduk berdua di suatu tempat, mereka memilih tempat yang tidak terlalu jauh dari mereka.
Dan bertepatan saat itu arvin dan axelle datang.
"Ada yang liat nathan? dia ngak keliatan semenjak istirahat" Tanya arvin bingung.
Rissa menunjuk ke arah dimana retha dan nathan duduk.
"Itu, mereka makan bareng disana" Jawab rissa.
"Hah? pantes tadi keluar duluan" Kata axelle.
"Nathan otw punya pacar, lo kapan?" Arvin menyenggol axelle yang hanya dibalas oleh dengusan dengannya.
"Jangan ngeledek orang kalo sendirinya ngak ngaca" Cibir axelle balik membuat arvin terbungkam.
Rissa dan hana terkekeh kecil.
"Ngak ada yang pesen?" Tanya arvin.
"Oh iya, lupa gue. Maaf, pada mau pesen apa?" Tanya rion.
"Gue kayanya yang biasa aja" Kata hana.
"Gue samain hana aja" Timpal rissa.
"Punya gue mie goreng sambalnya banyakin" Jawab Arvin.
"Samain arvin" Kata axelle cepat.
"Ok ok"
Rion meninggalkan meja untuk memesan, dan menyisakan mereka berempat.
"Rissa udah punya rion, retha udah punya nathan, terus gue sama siapa dong?" Hana tiba tiba berseru sambil memasang wajah cemberutnya.
"Sama gue mau?" Tiba tiba saja axelle menyambar sambil menaik turunkan alisnya menatap hana yang menatapnya jijik.
"Ngak makasih deh" Jawab hana datar.
"Hahahahahaha kasian di tolak" Arvin menertawakan axelle.
"Diem lu" ketus Axelle menatap arvin tajam.
"Lu sama axelle aja dari pada jomblo terus terusan" Kata rissa.
"Ngak deh ris, abaikan pertanyaan gue yang tadi"
"Hahahaha ok"
Tidak lama kemudian, rion datang dengan nampan makanan yang berisi makanan mereka.
"Nih makan" Rion menyodorkan nampan tersebut yang diterima oleh mereka semua.
***
Siang ini kelas rissa sedang berada di lab biologi, guru di depan sedang menjelaskan namun rissa tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakan.
"Sampai disini apakah kalian semua paham?" Tanya pak andy
"Mengerti pak" Jawab sekelas serempak termasuk rissa, ia ragu untuk bertanya.
"Baik, saya akan kasih kalian waktu untuk mempelajari materi yang saya jelaskan tadi dan dalam setengah jam saya akan bertanya kepada kalian satu persatu"
"Baik pak!"
Rissa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia merasa gelisah karena tidak mengerti dengan materi yang di pelajari sama sekali.
"Kenapa ris? ngak ngerti?" Tiba tiba rion menyambar membuat rissa sedikit terkejut dan mengangguk.
"Iya"
"Mau gue jelasin lagi?" Tawar rion.
"Boleh"
Rion menjelaskan satu persatu materi yang dijelaskan oleh pak andy tadi. Rissa yang awalnya tidak mengerti langsung mengerti ia mengangguk.
"Jadi begitu, udah ngerti?"
"Udah, terima kasih ya rion" Rissa tersenyum kepadanya.
"iya sama sama"
Jantung mereka berdua berdebar tidak karuan.
***
"Ris, mau jalan jalan sebentar sebelum pulang?" Tanya Rion yang sedang berjalan beriringan dengan rissa saat pulang sekolah sekarang.
"Boleh, mau kemana?" Tanya Rissa.
"Ke taman mau? beli es krim, ngak usah jauh jauh"
"Ok"
Setelah percakapan singkat tersebut, rissa dan rion pergi ke taman bersama. Sesuai kata katanya, mereka membeli es krim yang kebetulan ada sebuah kedai disana.
"Mau rasa apa?" Tanya Rion.
"Hm... Oreo"
"Ok, saya pesan yang oreo satu dan coklat satu"
"Baik, totalnya 16 ribu"
Setelah membayar, rion menyodorkan se cup es krim kepada rissa yang di terima dengan senang hati oleh gadis itu.
"Makasih rion"
"Sama sama"
Setelah membeli es krim, keduanya menikmati es krim tersebut sambil mendudukan diri di salah satu kursi taman.
***
Sekitar 2 bulanan rissa dan rion sudah seperti sahabat, kemana mana selalu bareng, makan bareng, jalan bareng, belajar bareng, apa apa bareng deh. Jika disitu ada rissa makan disitu adalah rion.
"Ris, status lo sama rion tuh apa sih?" Retha bertanya untuk kesekian kalinya.
"Lo ngak bosen apa nanya itu terus?" Dengus rissa malas.
"Ya kan gue cuma nanya, jangan sensi dong"
"Kan udah gue jawab tha, temen"
"Temen doang? Yakin?"
"Iya! udah jangan nanya lagi" Ketus rissa.
"Yaudah"
"Rissa!" Tepat waktu, rion datang.
"Udah? Yok ke kantin" Ajak rissa.
"Yok"
"Duluan tha, na" Pamit rissa.
"Hm"
Setelah keduanya pergi, retha langsung membuka suara lagi.
"Mereka seperti orang temenan ngak sih?" Tanya retha.
"Lebih tepatnya pacaran, nempel terus kaya lem dan prangko" Kata hana.
"Hm, setuju sih"
"Tapi kan mereka memang jodoh, jadi ngak heran kalo nempel" Kata retha lagi.
"Iya sih, mau ke kantin?"
"Ayuk aja"
"Retha, ke kantin yuk"
Baru saja keduanya akan ke kantin namun seseorang datang, nathan.
"Eh tapi gue mau ke kantin sama hana"
"Bareng aja, yuk"
"Yaudah, mau han?" Tanya retha.
"Ngak usah deh, lu berdua aja. Ntar yang ada gue jadi nyamuk" Tolak hana.
"Hahahahaha yaudah, gue duluan deh sama nathan"
"Hm, sendiri lagi deh"
Hana akhir akhir ini memang suka sendirian karena rissa yang lebih sering bersama rion dan retha yang lagi pdkt an dengan nathan.
"Hana?" Tiba tiba seseorang memanggil, membuat yang dipanggil menoleh.
"Ya?"
"Sendiri?"
"Iya"
"Mau bareng ke kantin? gue juga sendirian soalnya" Tawarnya.
"Boleh deh"
"Yaudah yuk"
Akhirnya hana ke kantin bersama axelle yang menawarkannya tadi.
***
"Ris" Panggil rion.
"Iya?"
"Di pintu rumah lo ada daun clover ya?" Tanya rion lagi, rissa terdiam cukup lama.
"Iya, kenapa?"
"Gue baru sadar pas tadi pagi jemput lu, kok di gantung? dan lo dapet darimana daunnya?"
"Dari mama gue saat gue masih 6 tahun, dan untuk kenapa? itu lu cari sendiri aja"
"Em... ok"
***
Di rumah rion pada malam hari, ia teringat percakapannya dengan rissa tadi siang. Ia cukup penasaran dengan alasan rissa menggantung clover tersebut, jadi ia membrowsing pertanyaan tersebut di internet.
'Sebuah kisah menyebutkan bahwa jika seorang perempuan menggantung Four Leaf Clover di depan pintu rumahnya niscaya akan ada seorang pria yang akan datang ke rumahnya dan dipercaya menjadi jodohnya. Daun Semanggi Empat ini menjadi lambang khas Irlandia yang disebut dengan shamrock dan dipercaya akan membawa keberuntungan serta kebahagiaan. Setiap helai daun dari Four Leaf Clover ini melambangkan Faith (Kepercayaan), Hope (Harapan), Love (cinta), dan Luck (keberuntungan).'
Ia membaca artikel pada website yang sama dengan yang rissa baca.
"Jodoh? jadi...?"