"Tha, menurut lo mitosnya sebenernya bener ngak sih?" Tanya rissa menatap bukunya kosong, ia bingung dengan perasaannya sendiri sedangkan sekarang ia sedang terjebak friendzone.
"Ya ngak ada yang tahu ris, bisa aja bener bisa juga ngak" Jawab retha.
"Kenapa lo nanya gitu tiba tiba?" Kali ini hana bertanya.
"Gue bingung sama perasaan gue sendiri, sedangkan sekarang gue malah terjebak friendzone sendiri" Jelas rissa.
"Hm? lo ngak yakin ya?" Tanya hana yang diangguki oleh rissa.
"Iya" Jawab rissa.
"Tapi gue tanya, lo punya perasaan ke dia ngak?" Tanya retha.
"I-iya"
"Kita tinggal lihat apa rion ngerasain hal yang sama atau ngak" Kata retha.
Rissa hanya diam saja tidak menanggapi perkataan retha sama sekali.
***
Sementara disisi lain, rion sedang duduk sendirian sambil termenung, ia sudah lama menyukai rissa dan sekarang ia terjebak dalam friendzone.
"Apa gue harus ungkapin perasaan gue? tapi apa rissa juga suka sama gue?" Rion berbicara kepada dirinya sendiri, dagunya bertumpu dengan tangannya.
"Apa yang harus gue lakuin sekarang?" Lirih rion.
Seseorang tidak sengaja lewat dan mendengar percakapan rion, ia tersenyum diam diam.
"Ungkapin~" Ia berbisik layaknya hantu sampai rion mendengar, rion melirik sekitarnya. Tidak ada siapa siapa.
"Itu siapa?" Tanya rion menatap heran.
"Ungkapin~" Ia berbisik lagi membuat rion tambah kebingungan.
Namun rion tampak berpikir.
"Apa gue harus benar benar ungkapin?"
Orang tadi tersenyum senang, misinya berhasil. Nanti ia harus pura pura terkejut ketika rissa menyampaikan berita itu kepadanya.
"Ok, gue ngak mau seperti ini terlalu lama. Hari ini gue ungkapin"
***
"Gabung ternyata" Kata rion begitu ia datang, disana sudah ada retha, rissa, hana, nathan, dan axelle.
"Iya" Balas retha.
Rissa mengalihkan pandangannya dari rion dan begitu juga rion yang mengalihkan pandangannya, mereka merasa canggung. Hana yang pekaa terhadap keadaan hanya tersenyum penuh arti ketika melihat keduanya.
"Tumben sekali kalian berdua diem dieman biasanya ngobrol" Timpal retha tiba tiba.
"Gak apa apa kok" Kata rissa.
'Gue bicara ke rissa nanti deh saat pulang sekolah' Batin rion.
***
Rissa sedang membereskan buku bukunya, retha dan hana sudah lebih dulu keluar kelas. Tiba tiba rion muncul dihadapannya, membuatnya sedikit terkejut.
"Eh rion, mau pulang sekarang?" Tanya rissa sedikit canggung.
"Iya, tapi sebentar. Gue mau bicara sama lo"
"Bicara apa?" Tanya rissa menatapnya bingung.
"Ikut aja dulu"
Rissa hanya mengikuti rion dengan pandangan bingung, mereka sampai di suatu tempat. Lebih tepatnya di taman belakang sekolah yang sepi.
"Kita mau ngapain disini?" Tanya rissa.
"Duduk dulu" Ucap rion, rissa hanya menuruti kata katanya.
"Kenapa sih? gue bingung serius" Tanya rissa heran.
Rion menghela nafasnya, rissa semakin bingung.
"Gini, gue punya perasaan sama lo dari pertama ketemu" Ucap rion mengatakan sepatah kata.
Rissa hanya menatap rion terkejut, ia tidak akan menyangka cowo di depannya akan mengungkapkan isi hatinya seperti ini.
"Gimana sama lo?" Lanjut rion.
"G-gue...." Rissa masih tidak bisa berkata kata, tubuhnya terasa kaku dan mulutnya kelu untuk berbicara. Rion masih menunggu jawaban dari rissa.
"G-gue juga nyimpen perasaan sama lo"
Rion tersenyum mendengar penuturan rissa, rissa sendiri menunduk malu setelah berkata seperti itu.
"Ok, lo mau jadi pacar gue?"
Mendengar itu, rissa mengangguk pelan. Rion langsung memeluknya, rissa membalas pelukan rion dengan kaku.
Sore itu, kedua pasang sahabat tersebut telah resmi menjadi sepasang kekasih.
***
"Terima kasih sekali lagi udah mengantar gu- eh aku pulang" Ucap rissa tersenyum.
"Iya sama sama, udah ya sana masuk. Selamat malam"
"Selamat malam juga!" Balas rissa.
Rion terkekeh, mengusak gemas rambut rissa. Membuat semburat merah di pipi rissa, karena malu rissa berlari masuk ke dalam. Ia membanting menutup pintu, wajahnya memerah sampai ke telinga, jangtungnya berdetak tidak karuan.
"Loh rissa? kamu kenapa?" Ibunya muncul dan menatap rissa bingung.
"H-hah? ngak kenapa kenapa kok mah"
"Tapi kok wajahmu merah gitu? kamu sakit?" Tanya ibu nya khawatir, tangannya terulur untuk menyentuh kening putrinya.
"Tapi kamu ngak panas kok" Ibunya semakin heran.
"Ngak apa apa kok mah, udah ya rissa ke kamar dulu" Pamit rissa kemudian berlari ke kamarnya tanpa permisi.
Rissa menutup pintu kamarnya terburu buru, ia bersembunyi dibawah selimutnya masih membayangkan kejadian beberapa jam yang lalu.
***
"Ris, lo beneran pacaran sama rion?" Pertanyaan pertama yang retha lontarkan kepada rissa.
"Lo tau darimana?" Tanya rissa.
"Hehehe, rion sendiri yang bilang" Jawab retha sambil nyengir.
Rissa hanya menghela nafas dan tersenyum paksa.
"Oh ya, sekarang satu sekolah tau" Hana menimpali.
Rissa melebarkan bola matanya begitu mendengar perkataan hana.
"Hah?!"
"Jangan kaget ya hehe, oh ya selamat juga. Akhirnya lo ngak jomblo lagi"
"Selamat ris, traktir juga ya"
Rissa menatap keduanya datar terutama rion.
***
"Itu kan kekasih baru rion?"
"Wah jadi mereka benar benar pacaran?"
"iya, mereka baru saja resmi kemarin"
Kini sekarang rissa dan rion menjadi pusat perhatian sekolah, rissa mencoba tidak menghiraukan celotehan celotehan para siswa yang membicarakan mereka.
"Udah, biarin aja jangan hiraukan mereka" Rion berbisik kepada rissa.
Rissa mengangguk, mereka sudah sampai dikantin. Disana sudah nathan dan axelle yang menunggu, retha dan hana berada di belakang sepasang kekasih tersebut.
"Ada pasangan baru nih" Goda axelle begitu melihat rissa dan rion yang baru saja sampai kantin dan tentunya hampir satu kantin memperhatikan mereka.
"Traktir makan dong" Kata nathan menyenggol lengan rion.
"Iya iya, mau makan apa?"
"Asikk ditraktir!" pekik retha.
Mereka memesan banyak makanan, karena kesempatan tidak boleh dilewatkan. Apalagi hana, cewe itu sudah memesan 5 makanan dan 3 minuman.
"Banyak banget, lo ngak kekenyangan?" Tanya rissa tidak percaya.
"Ngak, gue masih laper malah" Jawaban dari hana hanya mendapat gelengan.
Retha dan rissa hanya menggelengkan kepala melihat hana yang sangat hobi makan.
***
Rissa dan rion menjalani hari hari mereka layaknya sepasang kekasih.
"Rion? rion kan?" Seseorang memanggil saat mereka sedang berjalan disebuah mall.
"Eh? Netta?" Panggil rion balik melihat perempuan yang didepannya.
"Ternyata beneran lu, gue kangen banget!" perempuan itu langsung memeluk rion, sementara rissa hanya menatapnya bingung. Ia pernah melihat perempuan didepannya ini, perempuan yang saat itu ia tabrak di cafe saat ia dan rion hendak ke seaworld.
"Oh iya iya, net kenalin pacar gua namanya Rissa" Rion mengenalkan rissa.
Raut wajah netta berubah begitu ia melihat rissa.
"Halo, Charissa Ordelia"
"Oh iya, gue Vanetta Zeraine. Kayanya gue pernah liat lo"
"Ah iya maaf saat itu gue ketabrak"
"Oh iya iya, gak apa apa. Kalo belum tahu gue sahabat kecilnya rion" Kata Netta tersenyum ke arah rissa.
"Ah begitu, salam kenal"
"Kalau begitu duluan ya" Pamit netta.
"Iya"
Mereka melanjutkan perjalanan.
"itu tadi sahabat masa kecil kamu ya?" Tanya rissa.
Rion mengangguk.
"Iya, kita temenan karena sekomplek. Netta orangnya baik kok, dan setelah itu gue pindah rumah ke rumah deket kamu"
"Ah begitu"