Chereads / Cerita Kia Untuk Randi / Chapter 27 - Terbiasa

Chapter 27 - Terbiasa

Di awal kuliahku menjadi mahasiswi keperawatan aku jalani dengan penuh semangat. Aku melewati hari-hariku dengan menikmati profesi baruku, yaitu sebagai seorang mahasiswi keperawatan. Belajar memeriksa pasien, merawat pasien dan yang lainnya terasa begitu sangat menyenangkan bagiku. Karena memang itu sebenarnya adalah cita-citaku juga. Setelah belajar banyak tentang seorang perawat dan doktee, menjadi seorang perawat dengan dokter ternyata lebih hebat perawat. Karena perawat mengurusi seluruh kebutuhan pasien, sedangkan dokter hanya memeriksa pasien saja.

Aku yang sekarang sedang duduk di bangku perkuliahan, justru kabarnya Caca, wanita yang di sukai Randi itu tidak berkuliah di tahun ini. Dia memilih untuk gap year, melanjutkan pendidikan kuliahnya di tahun depan. Entah karena apa alasan dia untuk gap year, yang aku tahu hanya seperti itu.

*****

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku menjadi mahasiswi keperawatan. Kini aku sudah satu semester berkuliah dengan memakai seragam dinas ciri khas seorang perawat.

Di sini aku mempunyai banyak teman. Namun kali ini tidak ada yang namanya teman dekat dan teman yang biasa saja. Semuanya sama, berteman tanpa terkecuali. Begitu juga dengan mahasiswa yang hanya terdapat lima orang di kelasku.

Seperti mahasiwi pada umumnya, aku yang berkuliah dengan sistem reguler selalu berangkat pagi pulang sore, atau terkadang jika jadwal pelajaranku hanya dua mata pelajaran, aku pulang lebih awal. Semua itu di lalukan setiap hari Senin hingga Jumat. Di hari Sabtu aku mengikuti kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) persilatan.

Benar, lagi-lagi aku mengikuti UKM silat hanya karena aku ingin menjadi seperti Caca. Walaupun aku tahu jika apa yang aku lakukan selama ini tidak akan membuat hati Randi terbuka untukku, tetapi aku sudah terlanjur terjun ke dunia keperawatan. Sepertinya memang mengikuti UKM silat bagi mahasiswi keperawatan akan mendapatkan nilai plus di mata banyak orang.

Yang mengikuti UKM silat ini bukan hanya dari kelasku saja, tetapi juga dari kelas lain dengan jurusan yang lain juga. Seperti mahasiswa atau mahasiswi jurusan kesehatan masyarakat, farmasi, atau bidan. Di kelasku hanya aku dan satu teman laki-lakiku saja yang mengikuti UKM silat ini. Sisanya lebih banyak yang mengikuti UKM PMI (Palang Merah Indonesia). Karena memang sebebarnya UKM PMI itu sangat nyambung untuk mahasiswa fakultas kesehatan.

Aku pada saat itu di percaya sebagai pengurus UKM silat di bidang HUMAS (Hubungan Masyarat) yang bertugas untuk mempersatukan sikap dan perilaku lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat. Aku dalam menjabat di bidang HUMAS kali ini tidak hanya sendiri, tetapi juga di temani oleh teman wanitaku yang berada di jurusan bidan.

"Kakak tingkat semester 3. Katanya mah si namanya Raffi. Lu kenal ga? UKM PMI dia."

Temanku yang satu ini selalu saja membahas masalah lelaki yang dia sukai denganku. Aku yang tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama, yaitu menyukai lelaki yang telah di sukai sahabatku sendiri pun akhirnya aku hanya memilih untuk diam dan menanggapinya dengan seadanya. Tanpa harus kepoin lelaki yang dia bicarakan kepadaku lebih dalam lagi, atau aku akan di tarik ke masa-masa antara aku, Elina, dan Randi.

Sebenarnya aku sedikit menyesali keputusanku kali ini. Aku menyesal karena aku sudah terlalu berambisi untuk menjadi apa yang Randi suka menurutku. Namun kenyataannya Randi tetap tidak suka denganku. Tapi sekarang kini aku benar-benar menyukai keadaanku saat ini. Aku senang menjadi mahasiswi keperawatan walaupun harus di kampus swasta. Tidak di universitas negeri yang aku impi-impikan selama ini.

*****

Perasaan Randi terhadap Caca juga kini sepertinya sudah semakin dalam. Walaupun aku sekarang sudah tidak kontak-kontakan dengannya, tetapi aku masih menyimpan nomor kontaknya di whatsaapku. Sehingga aku masih bisa melihat apa yang sedang terjadi dengan dirinya melalui status-status di whatsaapnya.

Semakin hari Randi semakin dekat dengan Caca. Kabarnya Randi sudah mulai chatan lewat whatsapp setelah dm-dman dengan Caca melalui instagram dan berusaha mendekatkan diri ke Caca dan sahabat Caca.

Aku melihat kini Randi sudah terlalu berlebihan dalam hal menyukai Caca. Dia terlalu terobsesi oleh Caca. Wallpaper hp dan laptop Randi kini foto Caca. Bahkan foto Caca telah di curi olehnya dari instagram dan di edit, kemudian di cetak dan di tempel di dinding kamarnya. Ada juga foto Caca yang di jadikan stiker olehnya dan di tempel di bagian belakang laptop, hp, dan benda lainnya yang dia miliki.

Seperti sudah tidak ada wanita lain selain Caca. Semuanya tentang Caca. Menurutku apa yang telah dilakukan oleh Randi itu terlalu berlebihan. Aku saja yang sebagai wanita ketika aku begitu mencintai Ihsan, tetapi aku tidak pernah seperti itu. Bahkan menyimpan foto Ihsan yang sedang sendiri saja aku tidak pernah. Paling hanya foto Ihsan yang sedang bersamaku saja. Itu juga tidak aku jadikan wallpaper di hp atau laptopku.

Mungkin memang Caca sudah berhasil mengambil hati Randi seutuhnya. Atau Caca sudah memberikan hatinya juga kepada Randi sehingga Randi bersikap seperti itu.

*****

"Makin dekat aja sama Caca, wkwk."

"Haha iya nih."

"Udah jadian?"

"Engga, belum."

"Kirain udah. Udah dekat banget soalnya kayanya."

"Udah mulai chatan di whatsaap si. Tapi dia kayanya ga suka sama gua dah."

"Loh, kenapa emang?"

"Chat gua jarang banget di balas sama dia. Sekalinya di balas lama banget, terus cuma di balas wkwk doang lagi. Kan gua bingung buat balasnya lagi. Gua bingung gimana caranya bisa chatan lama sama dia "

"Hahaha. Mungkin dia sibuk kali. Lagian bagus kan, berarti kerjaan dia bukan cuma mainin hp doang."

"Iya si."

Aku yang tidak bisa menahan rasa kepoku kepada Randi, akhirnya aku menghubungi Randi kembali. Namun pembahasannya kali ini berbeda. Bukan tentang aku, bukan tentang kehidupan aku, atau tentang keseharian aku seperti dahulu, tetapi ini adalah tentang Randi dan Caca.

Ternyata perlakuan Caca terhadap Randi sangat berbeda dengan perlakuan Randi terhadap Caca. Randi begitu berusaha untuk bisa chatan dan dekat dengan Caca, itu berbanding terbalik dengan perlakuan Caca terhadap Randi. Caca yang biasa saja terhadap Randi, bahkan pesan singkat dari Randi dia abaikan begitu saja atau di balas dengan waktu yang cukup lama, atau juga hanya di balas dengan satu kata, yaitu "wkwk" saja. Namun jika Caca tidak menyukai Randi juga, kenapa dia memberikan nomor ponselnya yang dahulu kata dia sendiri nomor ponselnya adalah bersifat privasi kepada Randi. Aku juga tidak tahu apa yang ada di hati Caca. Yang jelas, Randi lah yang sangat nenyukai Caca.

-TBC-