"Mas Arsa mau ngapain ya? Ada-ada aja kelakuannya. Kayanya dia lagi beli sesuatu deh. Beli apa tapi ya? Jangan-jangan dia mau beliin itu buat aku," pikir Kia di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian Mas Arsa menghampiri Kia kembali.
"Maaf ya lama."
"Engga kok. Ga lama Mas. Kamu ngapain si? Beli apa?"
"Kamu tutup mata kamu dulu."
"Mau ngapain?"
"Udah di tutup aja dulu."
"Iya deh. Tapi jangan aneh-aneh ya."
"Iya. Engga."
Kia pun memutup matanya. Tangan kanan Kia di ambil oleh Mas Arsa. Dan sepertinya Mas Arsa sedang memakaikan sesuatu di tangan kanannya.
"Sekarang kamu udah boleh buka mata kamu."
Kia langsung membuka kedua matanya.
"Ternyata kamu beli gelang Mas?"
"Iya. Maaf ya aku baru bisa beliin kamu gelang palsu. Do'ain nanti waktu aku datang ke rumah kamu sama keluarga aku, aku bisa kasih gelang emas beneran."
"Aamiin, Mas. Tapi ini aja aku suka kok. Aku senang di kasih gelang kaya gini dari kamu."
"Yang benar?"
"Benar dong Mas. Masa aku bohong si."
