Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi, tetapi kini aku belum juga bisa tertidur. Pikiranku terus tertuju kepada Mas Arsa.
"Gua coba teleponan Mas Arsa lagi deh. Siapa tau sekarang Mas Arsa udah bisa di hubungi," ucapku di salam hati.
Kemudian aku pun menelepon Mas Arsa untuk yang ke sekian kalinya. Kali ini handphone Mas Arsa berdering.
"Hallo Mas. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam. Kamu belum tidur?"
"Belum. Aku kepikiran sama kamu terus. Kamu gimana? Ga kenapa-kenapa kan? Soalnya dari tadi kamu itu kan ga bisa di hubungi."
"Iya. Aku minta maaf ya karena belum sempat ngabarin kamu. Soalnya baru sempat ngecas handphone juga aku."
"Iya, ga apa-apa, Mas. Tapi kamu ga kenapa-kenapa kan?"
"Aku si ga kenapa-kenapa. Tapi aku ada kabar duka."
"Kabar duka? Apa itu Mas?"
"Ibu aku meninggal dunia tadi Ki."
"Innalillahi wa innailaihi raji'un. Kapan Mas meninggalnya?"