"Hikari...! Hikari....!"
"Bertahan lah, Mizuko-san!"
.
.
"Senpai! Tolong teman kami ini...!"
"H-haik, cepat, bawa dia masuk!"perintah Izu-senpai (salah satu anggota PMR)
.
.
"Hikari-chan...., Hikari-chann!"
Perlahan-lahan mata nya pun mulai terbuka.
"Mizuko-san, daijoubu desu??" tanya Mayako cemas.
"Di.. dimana aku??" tanya nya dengan nada lemas
"Kau di UKS, Hikari" jawab Tetsuya
"UKS? Apa yang terjadi?" Hikari bingung
"Kau tadi tiba-tiba pingsan saat olahraga tadi" jelas Mayako
"Soudesuka... Aku mungkin kelelahan semalam" ucap Hikari
"Nee, sebaiknya kau pulang dan istirahat lah, tidak baik kalau dipaksakan begini. Belakangan ini kau sering pingsan, aku sarankan kau pergi menemui dokter"
Hikari terdiam dengan wajah murung sambil menunduk, ia seperti memikirkan sesuatu, sesuatu yang membuatnya khawatir. Mayako pun mengantarkan Hikari pulang agar dia bisa beristirahat dengan baik. Ketika sampai dirumah Hikari, hari ternyata sudah sore.
"Nee, sebaiknya kau istirahat dulu beberapa hari ini. Jika kau tetap memaksakan nya, maka kondisimu akan semakin buruk" ucap Mayako
"Haik, arigatou!"
"Baiklah kalau begitu, mata nee!" Mayako melambaikan tangannya
Malam hari yang begitu dingin, Hikari menyiapkan semangkuk sup dan juga teh hangat. Ia menyalakan TV untuk melihat informasi terkini, sambil menikmati makan malamnya. Setelah makan, ia langsung meminum obat agar cepat sembuh. Hikari tinggal seorang diri di kediaman neneknya. Sepi dan sunyi, itulah yang selalu ia rasakan. Terkadang ia merasa sangat sedih karena teman-teman nya jarang ingin bermain bersamanya. Kalau menghubungi ku, ia takut kalau aku sedang sibuk dan ia merasa bersalah karena telah mengganggu ku. Jadi, ia memutuskan untuk tidak mengganggu ku sampai libur semester.
Saat sedang asyik menonton, tiba-tiba lampu pun padam. Untung saja ia sudah menyelesaikan tugas sekolah nya. Rumah itu benar-benar menjadi gelap, sinar bulan pun tidak terlihat karena ditutupi awan mendung. Hikari merasa sangat ketakutan, ditambah lagi ia tinggal sendiri dirumah itu.
"Kami-sama, onegai... Semoga saja aku bisa menyingkirkan rasa takut ini" doa nya
Karena sudah larut malam, ia memutuskan untuk tidur. Namun, ketika ingin tidur, ia tiba-tiba mendengar sesuatu dari halaman belakang.
"Au au auu..."
Saat memeriksa nya, ia menemukan seekor anak anjing yang sedang kedinginan dibawah pohon.
"Yaampun, kemarilah anak anjing" Hikari memanggil anak anak itu
Awal-awal anak anjing itu merasa ketakutan, namun melihat sikap Hikari yang lembut padanya, anak anjing itu pun akhirnya mau ikut bersamanya.
Hikari membuatkan anak anjing itu segelas susu hangat dan sepotong ayam. Anjing itu sangat lahap memakan makanan yang diberikan Hikari, bagaimana tidak? Tubuh nya saja kurus kering seperti tidak terurus. Anak anjing itu berwarna putih dengan rambut yang lebat, terlihat seperti anggora, ekornya juga panjang keatas dan lebat. Setelah selesai memberikan makan, mereka pun tidur bersama dikamar Hikari.
"Mulai sekarang aku akan memanggilmu, Hari"
"Au au!" anjing itu kelihatan bahagia ketika Hikari memberinya nama.
Keesokan nya, Hikari memberikan segelas susu dan sepotong ayam lagi kepada Hari sebelum ia berangkat ke sekolah. Saat hendak keluar rumah, Hari sempat mengelus kaki Hikari dan berjinjit-jinjit didepan pintu.
"Au au...!"
"Gomenne, Hari. Aku harus ke sekolah dulu, aku janji, nanti setelah pulang sekolah kita akan bermain di taman"
"Au auuu!"
Hari dengan setia nya menunggu Hikari didepan pintu sampai ia pulang sekolah.
Sementara itu, Hikari termenung memikirkan Hari, ia khawatir kepada nya.
"Yo, Hikari!" sapa Mayako
"Eh, Mayako-san"
"Ohayou!"
"O-ohayou.."
"Doushite? Kau seperti nya mengkhawatirkan sesuatu"
"Ah.., iya, aku khawatir dengan Hari"
"Hari? Siapa dia?" tanya Mayako
"Dia anak anjing ku"
"Hehh...? Jadi, sekarang kau sudah memiliki hewan peliharaan"
"Ya..., aku tidak sengaja menemukan nya saat hujan lebat, karena kasihan aku pun memutuskan untuk mengadopsi nya"
"Ooh, begitu"
Kring.. kring... kring... kring...
Bel pulang sekolah telah berbunyi. Saat dalam perjalanan pulang ke rumah, Hikari mampir ke sebuah toko hewan dan membelikan Hari sekantung makanan anjing. Ia juga mampir ke minimarket untuk membeli berbagai kebutuhan nya. Ketika sampai dirumah, Hari masih saja berdiri didepan pintu. Saat melihat Hikari ia langsung berlari menghampiri nya.
"Au au au au!" Hari pun menjilat-jilat pipi Hikari
"Hari, hentikan ahahaha, geli geli... "
Kemudian Hikari mengeluarkan sesuatu dari tas belanjaan nya.
"Lihat apa yang ku bawakan untuk muu"
"Au au auu!" Hari langsung melompat kegirangan melihat makanan anjing berbentuk seperti tulang yang dibeli oleh Hikari.
"Kemari, Hari. Berdiri!"
Hari langsung berjinjit sambil mengeluarkan lidah nya.
"Sekarang berguling lah"
Hari pun langsung menuruti semua ucapan Hikari.
"Good boy!" Hikari melemparkan sebatang makanan itu pada Hari, dan ia langsung menangkapnya dengan mulut nya.
"Au au!"
Seperti janji Hikari tadi, ia pun mengajak Hari berjalan-jalan ke taman. Disana ia melatih Hari sambil bermain-main. Walaupun masih kecil, Hari mampu mengikuti semua perintah majikannya.
Saat hari sudah mulai gelap, mereka pun kembali pulang ke rumah. Karena lelah bermain tadi, Hari langsung tertidur pulas didepan TV, sementara Hikari asyik menyantap makan malam nya.
Hari-hari berjalan dengan baik, tak terasa sudah 2 bulan ia merawat Hari. Pertumbuhan nya juga berkembang pesat, Hari sekarang telah menjadi anjing yang pintar dan penurut. Kelincahan berlari nya dan ketajaman indra penciuman nya semakin kencang. Hikari merasa sangat bangga kepada Hari.
Pagi ini Hikari berangkat ke sekolah, tak lupa ia memberikan makanan kepada Hari. Setelah pulang sekolah, Hikari harus bekerja terlebih dahulu untuk mencukupi kebutuhan hidup nya. Ia bekerja di sebuah restoran dan menjadi pelayan di sana. Ia bekerja setiap hari Kamis-Sabtu, dan selalu pulang malam. Meskipun begitu, Hari tetap selalu menunggu nya pulang.
Suatu hari, Hikari terlambat ke sekolah. Karena semalam ia harus lembur demi pekerjaan nya. Ia bergegas mandi, berpakaian, lalu makan. Ia lupa untuk memberi makan Hari, namun Hari tidak keberatan sama sekali. Meskipun merasa lapar seharian, Hari tetap menunggu sampai Hikari pulang.
Waktu itu hujan tiba-tiba turun dengan deras. Hikari terpaksa menunggu sampai hujan berhenti di stasiun. Semakin lama, hujan semakin deras, Hikari merasa sangat khawatir pada Hari. Ia baru ingat kalau ia belum sempat memberinya makan tadi pagi saking terburu-buru nya berangkat ke sekolah.
Hari yang berada dirumah pun seperti mengetahui keadaan Hikari saat ini. Ia lalu mengambil payung kemudian berlari ke stasiun yang tak jauh dari rumah. Hikari pun melihat anjing nya yang basah kuyup demi membawakan nya sebuah payung. Karena takut Hari sakit, ia berlari ke sebrang rel tanpa memperhatikan jalanan. Dan tanpa ia ketahui kalau ada sebuah kereta yang melaju kencang dari arah kanan. Sontak Hikari langsung terdorong dan akhirnya selamat dari kejadian maut itu.
Namun, sayang bagi Hari yang harus tiada demi menyelamatkan majikannya. Dirinya terlindas kereta api yang melaju kencang, hingga berlumuran darah dimana-mana. Hikari yang melihat anjing kesayangan nya itu langsung berlari memeluknya.
"Hari, Hari bangun! Bangun!"
Tapi, apa daya Hikari. Anjing kesayangan nya sudah pulang ke alam sana.
Seusai hujan reda, Hikari langsung memakamkan jenazah Hari di bawah pohon di halaman belakang rumahnya, tepat dimana ia pertama kali menemukan Hari. Kesedihan yang mendalam bagi Hikari telah kehilangan sosok teman yang selalu menemani kesepian hidup nya. Makam Hari dihias dengan cantik oleh Hikari, dan akan selalu dikenang oleh nya. Setiap hari, Hikari selalu memberikan sesajen di makam itu, dan selalu duduk dibawah pohon sana setiap pulang sekolah.