0 1
* * *
Kini, di Markas SMA Victoriyan Indonesia High School, sedang berkumpul seperti biasanya, yaitu bolos berjamaah di jam pelajaran,
Tiba-tiba datang satu anggota dari geng mereka yang bername tag ' Rivaldi Segara Dewa' dengan kebiasaan khasnya, yaitu mengkeruhkan suasa " WOY! WOY!, ADA HOT NEWS, HOT NEWS!" teriaknya,
" LO PADA TAU KAGAK, TERNYATA...," ujarnya seraya melihat sekelilingnya sumringah. Namun, yang dia dapatkan sekarang pelototan tajam dari anggota lainnya, namun dia acuhkan saja,
Orang pede kok, ganteng, aduhai, siapapun pasti iri. Udah biasa...,
" TERNYATA, KERUPUK ITU RYENNYAH!" Kemudian lanjutnya dengan mengunyah kerupuk di saku celananya. Dasar emang!
" Berisik lo!" Decak Alfi, yang terganggu dari tidurnya,
" Showri, showri" ujarnya takut, seraya mengunyah kerupuk nya. Dan kalian tahu? ternyata seorang Rival takut dengan alfi.
Menurut info masa Lalu, sebelumnya Alfi itu bukan termasuk bagian dari anggota geng mereka, mereka sebelumnya sudah lama bersama dengan enam anggota yang cukup hits, akur antar anggota, dan juga cukup kompak sekali dalam membuat masalah di Sekolah. Namun, tidak beberapa lama ada kabar permusuhan diantara sekolah mereka dengan sekolah sebelah, dan terjadilah tawuran, yang mengundang kemarahan para guru- guru disekolah saat itu,
Dan, tidak disangka pelakunya adalah salah satu anggota dari geng mereka dan terjadilah keributan besar dengan para guru maupun dalam geng mereka sendiri dalam beberapa hari,
Dan, setelah beberapa hari itu tidak disangka pelakunya tewas karena korban pembunuhan,
Setelah kejadian itu, sudah beberapa bulan mereka tidak lagi berkumpul dengan anggota geng nya, dan mengikuti pempelajaran tampa membolos sedetik pun. Karena bosan akhirnya mereka kembali lagi dengan kebiasaan awalnya, yaitu bolos pelajaran dan kembali berkumpul dengan sesama anggotanya,
Dan, Kalian tahu? Alfi lah penggantinya, dengan susah payah mereka membujuk, merengek, untuk mengajak alfi gabung dalam dunia mereka. Yaitu Mengukir dosa berjamaah!
" Sumpah ya, gue bingung banget sama Wati. Ughhh! kok gue kesel ya," gerutu anggota satunya, yang sejak tadi sibuk berkutat dengan handphone nya. Nah, yang itu namanya ' Devan Arlando',
Rival menoleh kearah Devan seraya tersenyum mengejek, " Makanya jadi kayak gue dong, hari ini bawa yang bening-bening, besok nya lagi bawa yang bodinya aduhai, esoknya yang lain lagi, lo sih belum tahu sensasi nya," ujar Rival,
Devan berdecak kesal, " Diem deh lo! gue bukan lo. satu cewek udah lebih dari cukup bagi gue, asal lo tahu gue ini ni dicap pacar gue sebagai pria sejati tau," bangganya seraya menepuk dada bidangnya,
Rival mendengus," Halah, Pria sejati itu gue. Buktinya semua cewe pada nempel sama gue, wuih enak banget kan jadi orang ganteng," bangganya,
"Shittt!" Umpat Alfi kesal, dengan cepat dia bangun dari tidurnya dan bergegas keluar, alfi tidak suka keributan.
Tersadar mereka berdua dengan cepat menghadang jalan alfi,
" Al, jangan ngambek dong, entar gue nggak tau lagi pake cara apa bujuk lo," ucap Devan mengerucut sambil mencekam lengan alfi sebelah kiri, sedangkan Rival sebelah kanan,
"Lo pada apaan sih, LEPAS!" lepas alfi pada cekalan mereka berdua,
" Jangan biarin alfi pergi van, lo tau sendiri kan kalo alfi ngambek," Devan mengangguk,
" HO'OHH, Alfi ngambek aneh, kayak cewek," kata Devan,
Rival mengangguk kuat," ho'oh, Kalo gak dibujuk nggak balik -balik lagi ke markas sampai berminggu minggu, " tambah rival,
" Namanya juga Alfi," kekeh Devan, karena kesal Alfi dengan Sekuat tenaga melepaskan dua cekalan teman bangsatnya,
Akhirnya terlepas juga,
Dengan langkah lebar, alfi berjalan menuju tempat ia biasanya, yaitu taman belakang sekolah. itu lebih sepi pikirnya,
" EHH! Ehh! LEPAS VAN. WADUH BAHAYA!!" Histeris Rival,
* * *
Sekarang Alfi telah berada di taman belakang sekolah,
BRUKKK
Tiba tiba ada seseorang yang menabrak belakangnya dengan keras saat ia berhenti di pertikungan Lorong gudang, membuat nya mengaduh kesakitan. Setelah, ia menoleh kebelakang dan ternyata itu perempuan jatuh tersungkur saat menabraknya tadi, sambil merintih kesakitan.
" Bangsat! " umpat Alfi, bukan malah membantu justru malahan pergi meninggalkan gadis yang kesakitan itu,
Dengan tertatih gadis itu bangun dan berjalan sempoyongan menuju kelasnya. *Kasian
Lalu, kemana perginya Alfi?
* * *
Kringg
Lonceng Pulang sudah berbunyi, semua siswanya bergegas pulang menuju rumahnya masing masing. Namun, tidak dengan kumpulan geng tidak yang tidak jelas itu, mereka malah berkumpul di markas nya.
Alfi?
Alfi setelah adengan tabrakan sejak tadi langsung pulang kerumahnya. Ya, apalagi jika bukan Mandi. Aneh sekali!
" Satu, dua, empat..., wahh! kemana lagi Alfi nih?" Tanya ketua geng mereka seraya mengelus dagu nya, yang ini namanya ' Charliyan Darez'
" mana ada hitungan gitu bos," decak rival memutar bola matanya malas,
" Jangan nyolot kamu!" pelotot bos nya. Langsung kicep mwehe!
" Ngambek lagi dia boss!" Ujar Devan, Liyan menoleh kearah Devan seraya mengangkat alis nya, meminta penjelasan.
" Anu..., itu bos, tadi ribut soalnya," lanjutnya, Liyan menggeleng geleng kepalanya. Aneh pikirnya,
Sedangkan anggota lainnya diam, karena tidak tahu apa-apa,
* * *
" Alfi! mama mau bicara sama kamu," ujar perempuan paruh baya itu dengan gurat marah, Alfi yang sedang menaiki anak tangga berhenti dan menoleh kebelakang, " Apaa?" Tanya nya malas,
Mamanya mengeleng kepalanya melihat kelakuan anak nya," Turun Alfi! Kamu ini gak ada sopan sopan santun nya sama orang tua" omel mamanya,
Alfi berdecak kesal," Gue ngantuk," ujarnya, kemudian melanjutkan menaiki anak tangga,
" ALFIII!" Teriak shanna, mamanya dengan kecewa,
" Sabar ma, sstttt! aku mau liat abang dulu," bisik adiknya, kemudian menguntit kakaknya dari belakang,
Ah iya, Alfi juga punya adek. Perempuan pula, Alfi terlihat sangat tidak suka dengan adiknya, entah karena apa, mungkinkah karena adiknya perempuan? dan sekarang, adiknya berusia 13 tahun, tepatnya kelas dua SMP, namanya 'Zhenna'.
Zhenna berniat mengikuti kakak nya hanya karena penasaran apa yang diperbuat kakaknya di kamar, dikit dikit ke kamar, dikit dikit ke kamar, seperti kakak perempuan saja pikirnya, kan jadi penasaran kekehnya dalam hati,
Shanna terduduk lemas di sofa ruang tamu, ia merasa benar benar gagal mendidik anak lelakinya, ia pusing harus bagaimana lagi. Apalagi suaminya, sekarang hubungan alfi dengan ayahnya tidak pernah akur. Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan, pikirnya
Hancur sudah harapan Keluarga yang ia impikan akan harmonis, damai dan tentram dalam hubungan kekeluargaan dari jauh hari sebelum pernikahan nya dulu,
Dan sekarang, penyakitnya semakin sering kambuh. Ia takut, ia takut apabila ia pergi meninggalkan anak anaknya disaat keadaan yang seperti ini,
Ia mengidap penyakit kanker otak, dan sudah stadium 3, mulai dari Masa masa kuliahnya dulu, sebelumnya ia sudah operasi, namun sepertinya tidak sembuh sepenuhnya, buktinya sekarang penyakit jahanam itu kembali lagi ingin merenggut nyawanya, kurang ajar sekali
Sepertinya sekarang tidak ada yang tahu bahwa penyakit ku kambuh lagi, tidak, aku tidak boleh kasih tahu mereka, biar hanya aku yang merasakan sakitnya, mereka tidak perlu tahu, pikirnya.