Entah kenapa hati Karenina merasa kesal saat melihat mantan suaminya itu. Dia sudah menjadi orang yang hebat bahkan lebih kaya dari Boy. Dengan bangganya tadi dia mentraktir semua warga.
Namun, jika tetap bersamanya mungkin masih sengsara. Karenina tak suka saat melihat mantan suaminya lebih mapan hidupnya. Lamunannya buyar saat seseorang memeluknya dari belakang. Ia pun menoleh ternyata Boy.
Laki-laki itu pun mulai mencium pipinya dan beralih ke bibirnya keduanya pun kini saling bertukar saliva sampai berlanjut saling melepas pakaian yang keduanya pakai.
Boy mulai meraba seluruh tubuhnya dan menciumnya dengan lembut tubuh polosnya. Sedangkan wanita tersebut hanya pasrah saja dengan apa yang telah Boy lakukan padanya. Boy selalu membuat Karenina merasa senang.
Lagi-lagi Karenina membandingkan cara permainan antara Boy dan Arthur. Sangat jauh berbeda sekali maka dari itu ia lebih memilih Boy. Laki-laki itu pun mulai mendorong tubuh Karenina ke depan. Sambil meremas-remas dadanya laki-laki itu pun mulai memasukan senjatanya pada bokong Karenina.
Wanita itu langsung menutup mulutnya merasakan sakit karena ini yang pertama untuknya melakukan permainan di bagian belakang tubuhnya. Karenina berusaha memberontak dengan cara itu yang membuatnya benar-benar kesakitan. Tapi, Boy tak memperdulikan itu ia penasaran dan memaksanya bercinta di bagian belakang seperti yang dilakukan pada orang-orang yang ia lihat dari blue film.
Tak mudah untuk masuk bagian tubuh ini yang biasa dipakai untuk buang air besar itu. Karenina sudah merasa kesakitan sekali beberapa kali mengatakan kalau ia sangat sakit sekali namun, Boy terus saja memaksanya untuk melakukan keinginannya.
Lama-lama Boy pun menyerah, senjatanya tak bisa masuk-masuk dan malah membuat Karenina menangis sejadi-jadinya.
"Maafkan aku, Sayang," ucapnya baru menyadari kalau Karenina menangis.
Wanita itu pun berbalik membelakanginya merasakan nyeri pada bagian perutnya. Ia terus saja memegang perutnya.
"Sayang, maafkan aku." Boy benar-benar merasa bersalah pada wanita yang ia cintai saat ini.
Karenina masih tak mendengar permintaan maaf dari Boy. Wanita tersebut benar-benar merasakan sakit yang teramat sangat tak terkira sampai area sensitifnya mengeluarkan darah. Melihat itu Boy panik dan segera memakai pakaian kembali dan memakaikan pakaian pada Karenina.
Laki-laki itu pun segera mengendong Karenina keluar rumah dan masuk mobil. Perlahan ia membaringkan Karenina di bangku belakang sedangkan ia kembali ke posisi depan untuk menyetir untuk membawanya ke puskesmas terdekat.
Namun, saat sampai sana para medis di puskesmas menimta Boy membawa Karenina ke rumah sakit kota saja karena di puskesmas tak ada alat-alat khusus untuk menangani kondisi Karenina.
Dengan ambulance Karenina pun dibawa ke. rumah sakit kota. Boy sampai ikut menangis karena kondisi Karenina yang terus saja menangis kesakitan yang teramat sangat.
Untunglah saat di bawa ke UGD rumah sakit pusat keadaan Karenina bisa di tabganili dengan baik. Terlambat sedikit saja Karenina bisa keguguran akan tetapi janin dalam kandungan masih bisa selamat.
Setelah di tangani dengan baik, Karenina pun tak pendarahan lagi. Sekarang ia sudah di berikan obat pereda rasa sakit agar rasa sakitnya tak berlanjut.
Dokter pun mengatakan untuk tak melakukan hal-hal yang membahayakan janin dalam perutnya karena usia kandungan Karenina rentan keguguran jadi harus berhati-hati dalam melakukan hubungan suami-istri. Boy pun mengerti dan mengakui kesalahannya.
Karenina pun harus dirawat intensif untuk kesembuhannya dan untuk sementara ia akan tertidur sampai obat pereda sakitnya hilang.
Boy menunduk sembari memegang tangan Karenina. Laki-laki tersebut sangat menyesali apa yang telah ia lakukan pada wanita yang ia cintai. Harusnya ia tak memaksakan kehendaknya untuk tak melakukan itu. Jika membahayakan anak kandungnya.
Tanpa disadarinya ia meneteskan air matanya. Padahal Karenina sudah menolak itu tapi, Boy malah terus memaksanya sekarang karena ini hampir saja ia kehilangan anaknya.
Lamunannya teralihkan saat melihat berita di televisi. Berita viral tadi pagi kalau Arthur datang ke desa meneraktir semuanya dan memberikan sejumlah uang pada semuanya. Melihat itu membuat Boy naik darah. Ia kesal sekali melihatnya.
Boy pun teringat tadi pagi kalau Karenina ke pasar. Ia berpikir pertemuan Karenina dan Arthur. Ia sangat khawatir sekali jika kini Karenina akan berubah pikiran. Boy pun berpikir untuk segera menikahinya.
Tadinya ingin melaksanakan pesta besar-besaran di kampungnya namun, sekarang ia tak mau. Boy takut Karenina kembali memilih Arthur. Mantan suaminya sudah sangat terkenal dan juga bisa memenuhi semua keinginan Karenina. Jika seperti itu ia yang akan rugi.
Boy tak suka jika ada yang menandinginya siapapun itu termasuk Arthur. Dari dulu ia sangat membenci Arthur. Mantan sahabatnya ini selalu menjadi penghalang semua kebahagiaannya. Rasanya ia mengharapkan kalau Arthur hilang saja dari dunia ini.
Kali ini Boy tak akan membiarkan Karenina kembali pada Arthur apa pun yang terjadi. Boy masih mengenakan erat tangan Karenina yang masih belum siuman. Ia menyesali semuanya. Dalam hatinya berjanji tak akan melakukan semua itu lagi padanya. Tak akan membuat Karenina sampai kesakitan seperti ini lagi.
Sekarang Boy harus menjaga dua nyawa dalam diri Karenina anaknya dan juga Karenina sendiri.
***
Diki pun melihat Arthur pergi dari rumahnya. Dia sudah bukan Arthur yang dulu. Hanya seorang nelayan miskin kucel, kotor dan bau amis. Arthur sudah menjelma menjadi laki-laki yang super mapan dari atas sampai bawah dia sangat keren.
Setelah Arthur pergi beberapa orang ke rumah Diki. Mereka menanyakan bagaimana Arthur bisa bekerja di kota dan menjadi bodyguard orang terkenal. Mereka juga ingin seperti Arthur.
Diki tak memberitahu semuanya hanya mengatakan kalau Arthur beruntung karena saat menangkap pencuri Kalista melihatnya dan kebetulan Kalista membutuhkan bodyguard. Mereka semua pun percaya secara wajah Arthur memang tampan kalau di dandani.
Semua warga memang mengagumi wajah Arthur yang tampan sampai satu minggu semua warga masih membicarakan Arthur membuat Boy benar-benar kesal dengan semua warga yang memuji Arthur.
Karenina pun pulang dari rumah sakit. Bahkan perutnya masih terasa sakit. Ia masih marah pada Boy. Padahal laki-laki tersebut sudah melakukan berbagai cara bahkan beberapa kali meminta maaf namun, Karenina masih saja marah.
"Nina, aku minta maaf padamu? Aku janji tak akan melakukan ini padamu," ucapnya lagi.
Tapi, sikap Karenina masih saja seperti itu. Ia masih saja kesal dan merasa kali ini Boy sudah keterlaluan. Beberapa kali Boy membujuknya namun, tetap saja Karenina tak mau memaafkannya. Ia masih marah. Bila seperti ini Karenina mulai teringat dengan Arthur.
Karenina pun membuang jauh-jauh pikiran itu. Ia tak boleh memikirkannya lagi. Wanita itu sudah memilih Boy dan sebentar lagi Boy akan menikahinya. Tak ada yang akan membicarakannya lagi. Namun, Saat ini Karenina belum bisa memaafkannya.
Bersambung....