Arthur masih bingung dengan apa yang terjadi kepadanya? Hasratnya memang tersalurkan. Wanita ini, begitu sangat-sangat menggodanya. Kemolekan tubuhnya begitu membuatnya tergila-gila. Arthur hanya pernah menyentuh wanita hanya satu sekali, itu pun istrinya sendiri. Tapi, wanita ini bisa membuat Arthur terlena dengan mimpi-mimpi yang begitu nyata.
Cara bermainnya begitu dahsyat. Sampai-sampai Arthur beneran gila karna, wanita ini. Mungkin ini cara Tuhan untuk membuat Arthur melupakan rasa sakit hatinya. Karna, istrinya berselingkuh dengan temanya sendiri. Dengan mengirimkan wanita ini, bersamanya sekarang.
Arthur dan wanita itu, merebahkan badannya di kasur hotel. Keduanya sudah lelah karna, pertempurannya di kamar mandi. Arthur masih bingung dengan apa yang terjadi kepadanya? Arthur mencoba mengingat-ingat lagi. Kenapa Arthur bisa bersama dengan wanita ini?.
Arthur menoleh melihat ke arah wanita yang telah menghabiskan waktunya bersamanya. Wajah Arthur dan wanita ini bertemu. Tanpa sadarinya sedari tadi wanita tersebut melihat Arthur. Seketika wajah Arthur benar-benar merah merasa malu karena, wanita ini begitu intens menatapnya tanpa henti. Arthur pun berpaling untuk menutupi rasa malunya.
"Kenapa?" tanya wanita itu, masih mengagumi wajah Arthur begitu tampan. Badanya kekar, tinggi, menawan dan yang lebih penting cara bermainnya itu. Membuatnya tergila-gila pada laki-laki dihadapannya ini.
Arthur masih belum berani melihat wanita itu begitu sexy saat hanya memakai kimono handuk. Payudaranya besar menonjol keluar. Hingga terlihat belahan payudara wanita itu, begitu indah. Arthur membayangkannya lagi saat bercinta dengannya di kamar mandi tadi. Wanita itu, begitu agresif. Tapi, Arthur suka untuk mengimbangi permainannya. Wajah Arthur merah semakin memerah mengingat wanita yang berada di sampingnya di dalam pikirannya.
Wanita itu, menyenderkan tubuhnya ke dada Arthur yang kekar. Membuat laki-laki tersebut semakin dag-dig-duk, tak karuan. Arthur benar-benar gelisah karna, wanita itu, terus mengodanya dengan sikapnya begitu. Kini senjata bangun lagi. Membuatnya bernafsu lagi untuk bercinta kembali dengannya. Akan tetapi rasa lelahnya begitu hebat. Sehingga Arthur hanya bisa menahannya.
Wanita itu, masih mengelus-elus dada Arthur. Sampai-sampai Arthur heran karena, wanita tersebut seperti mempunyai persediaan batre yang banyak di tubuhnya. Ia tak lelah untuk terus mengajak Arthur bertempur.
Arthur hanya bisa menelan salivanya ketika wanita itu masih mengelus-elus dada Arthur yang begitu kekar dengan bulu banyak di sekitar dadanya.
Wanita itu, pun beranjak bangun kedua matanya saling bertemu. Kini wanita itu, berada di atas badan Arthur semakin membuatnya gelisah. Melihat tubuh wanita itu begitu sexy. Apalagi dengan payudaranya yang besar mengangantung di dadanya. Arthur ingin meremas-remas buah dada itu benar-benar begitu mengodanya. Arthur sebisa mungkin bertahan. Kali ini, pertahanannya masih kokoh. Walau sedikit goncang karna, sikap wanita itu. Membuat laki-laki itu gila ingin bertempur lagi. Rasanya tak kuat untuk membiarkan tubuh indah itu hanya dilihat saja tanpa di sentuh olehnya.
Pertahanan Arthur goyah, ia tak bisa menahan lagi. Laki- laki itu pun menarik tubuhnya dan mulai mencium bibirnya. Payudaranya besar menyentuh dada Arthur semakin membuatnya tergoda.
Arthur terus bernafsu mencium bibir wanita itu. Melumatnya hingga habis bertukar saliva tanpa ada penolakan darinya yang terus saja membalas Laki-laki itu semakin panas. Tangan Arthur mulai bergerak kemana-mana untuk melakukan aksinya meremas-remas payudara wanita itu dengan lembut dan tangan kirinya menuju vagina wanita tersebut. Satu-persatu ia memasukan jari-jarinya ke vaginanya sampai wanita tersebut terus saja mendesah.
Wanita itu, melepaskan diri dari cengkeraman Arthur sampai aktivitas itu terhenti, sampai membuat laki-laki itu pun bingung sendiri. Malu karena, tak bisa menahan godaan.
Wanita tersebut beranjak bangun dan mengibaskan rambutnya yang panjang.
"Aku ingin bertempur lagi denganmu namun, aku lelah," ucapnya kini duduk di sebelah Arthur. Namun, kimono handuk itu sudah terbuka sudah terlihat jelas tubuh dari wanita itu yang membuatnya semakin tergoda. Namun, lagi-lagi Arthur menahanya. Ia tak pernah memaksakan keinginannya sekali pun dalam berhubungan intim.
Arthur terdiam beranjak bangun untuk duduk di sampingnya. Laki-laki itu pun berusaha menahan godaannya. Ia tak berani melihat tubuhnya. Laki-laki itu hanya tertunduk malu dengan wajah merahnya.
Dengan tangan lembutnya, wanita itu memegang dagu Arthur. Membuat mata mereka kembali bertemu. Arthur tak bisa menyembunyikan wajahnya yang merah. Karna, wanita itu, masih memegang dagu Arthur dengan lembut.
"Siapa yang menyuruhmu datang padaku?" tanyanya serius, sembari memandang wajah Arthur dengan serius.
Arthur, bingung dengan pertanyaan wanita yang telah bercinta dengannya. Benar-benar tak mengerti. Maksudnya apa?
"Ko, diam sih! Aku enggak akan marah sama kamu kok! serunya lagi.
Arthur melepaskan tangan wanita itu dari dagunya. "Maaf, aku beneran tak mengerti maksud pertanyaan anda?" ucap Arthur serius.
Wanita itu, mengerutkan keningnya. Tak terlihat kebohongan di matanya.
"Laki-laki ini, terlihat jujur. Tak terlihat gugup di matanya. Terus siapa kah Dia?" pikirnya sendiri.
"Maaf, Aku masih bingung dengan apa yang terjadi di antara kita? Bisakah, anda menjelaskan semuanya?. Karna, aku beneran tak ingat, dengan apa yang terjadi?" tanya Arthur polos.
Wanita itu, terdiam sejenak. " Laki laki yang dihadapannya itu, terlihat aneh. Dia datang sendiri ke kamarku. Langsung menyerangku berkali-kali. Masih bingung dengan apa yg terjadi?. Dia polos, bego atau apa? Beraninya dia melupakan kejadian, yang sudah membuatku tergila-gila seperti ini. Masih tak ingat dengan apa yang terjadi?" pikir wanita itu, sedikit marah dan kesal.
"Kamu tak ingat dengan apa yang terjadi pada kita semalam?" tanya wanita itu mulai kesal.
Arthur menggelengkan kepalanya.
"Lihat apa yang kamu lakukan padaku? Kamu harus bertanggung jawab karna, sudah menyerangku berkali-kali seperti ini," goda wanita itu, pura-pura kesal sambil memamerkan tubuhnya yang penuh dengan tanda merah di seluruh tubuhnya.
Arthur tertunduk benar-benar tak ingat dengan apa yang terjadi semalam.
Wanita itu, tersenyum jahat. Melihat Arthur seperti ini. Wajah laki-laki tersebut terlihat murung. Mungkin merasa bersalah. Wanita itu, berhasil mengerjai laki-laki yang begitu lugu di hadapannya. Wanita itu, merasa lucu. Karna, baru bertemu dengan laki-laki selugu Arthur. Itu, membuat wanita itu, semakin penasaran dengan sosok laki-laki di hadapannya ini.
Arthur melihat Wanita itu.
"Baiklah aku akan bertanggung jawab. Kita menikah sekarang," ucap Arthur lugu, tak tau dengan apa yang diucapkanya? Arthur tak mau dituntut oleh wanita ini, atas tuduhan pelecehan seksual. Hanya ini yang ada dipikirannya sekarang menikah dengannya. Setelah itu, terserah nanti mau bagaimana?.
Wanita itu, tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Arthur. Apa yang diucapkannya begitu, lucu? Bagi Wanita itu, kata "Nikah" itu, lelecon baginya. Karena, pada kenyataannya ia tak pernah bahagia dengan pernikahannya. Dan laki-laki ini hanya bertempur semalaman dengannya, malah mengajaknya menikah.
Arthur terdiam semakin tak mengerti dengan caranya tertawa. Wanita itu, seperti menghinanya. Laki-laki ini memang tak punya apa-apa sekarang. Wajah Arthur cemberut tak terima dan Laki-laki itu begitu kesal dengan sikap wanita itu. Rasanya Arthur ingin marah pada wanita itu. Karna, begitu meremehkannya.
Arthur semakin tak mengerti dengan maksud wanita ini.
Karena, ucapannya itu benar-benar menyakiti dirinya yang baru saja ditinggalkan mantan istrinya.
Bersambung...