"APA YANG KAU LAKUKAN JALANG!"
Suaraku menggelegar diseluruh penjuru taman istana bagian selatan. Pandanganku tertuju pada seorang pria setinggi 191 cm berambut sebiru laut, kini memeluk wanita berambut hitam didekapannya. Posisi keduanya seakan memang sudah ditentukan oleh takdir. Bagaimana kepala gadis itu pas menempati dada bidan yang sudah kurindukan setelah sekian lama.
Perasaan marah dan cemburu membakar dada ini, melihat suamiku berpelukan dengan wanita lain, sementara dia tidak pernah mendatangi kamar tidurku setelah enam bulan kami menikah. Hal ini sektika memutuskan tali akal sehatku. Langkah cepat menghampiri keduanya, memisahkan pria dan wanita di depan sana.
"Apa yang kau lakukan dengan Lord Lyon, dia itu suamiku!"
"Aku... aku..."
Wajahnya yang mungil mulai memperlihatkan rasa takut. Air mata sudah mulai menggenang di kedua matanya, tapi tidak dengan Armelia. Tanganku seketika terangkat mempersiapkan diri untuk menampar dirinya hanya untuk ditahan dengan suamiku dari belakang.
"Hentikan Armelia!"
"Lord Lyon kenapa kau menghentikanku ? Si Jalang ini sudah menyihirmu. Karenanya kau tidak pernah pulang dan menemaniku."
"Sudah cukup!"
"Tidak!"
Melepas paksa genggaman Lyon, kaki ini mulai mengejar gadis berambut hitam itu. Tangan ini berhasil menangkap rambutnya, menariknya melawan gravitasi. Namun seketika sesuatu menyakiti tanganku dan entah bagaimana aku terhempas dengan hembusan angin kencang dan ...DUGGGGHHH!!!
Kepalaku membentur hiasan air mancur yang tidak jauh dari posisiku. Sekumpulan pria ganteng mulai berdatangan. Tapi mereka tidak mendatangiku. Perlahan kesadaranku menghilang.
***
"Ah! Ini dia gim otome yang kutunggu-tunggu dari Jepang!"
Aku melihat gadis berambut hitam sepanjang pundak dengan kacamata tebal, duduk di depan sebuah benda berbentuk kotak yang mengeluarkan cahaya. Pagi hari ia menjalani kehidupan sebagai office lady dan malamnya dia bermain non-stop gim otome. Tidak hanya satu, ia memiliki satu rak gim otome di sana.
Hingga akhirnya setelah menyelesaikan gim terakhir, ia tertidur dan tidak terbangun lagi.
"Ah itu aku. Katsura Meriana."
25 tahun aku hidup dan aku mati karena gim otome. Benar-benar kehidupan yang sungguh melelahkan. Tekanan kerja membuatku tidak bisa memiliki teman dan pacar. Ditambah bekerja di perusahaan yang kujalani setelah lima tahun, gajiku tidak pernah naik dan tidak pernah dapat promosi.
Dengan gaji segitu, kehidupanku sebagai Katsura Meriana begitu pas- pas an Jangankan liburan, untuk bisa makan enak saya sudah membuatku bersyurkur. Hiburanku satu-satunya hanya gim otome Jepang. Karena Ibuku adalah orang Jepang, aku bisa memahami bahasa Jepang dengan mudah. Tapi, balik lagi siapa sangka bukan ?
"Ahh... kepalaku begitu sakit."
Kaki ini kukerahkan dengan seluruh tenagaku untuk menuruni ranjang hingga menuju cermin yang ada di depan sana. Kulihat diriku, rambut amethyst dan warna mata jingga muda di sana. Aku benar-benar adalah Armelia Van Listeria, bukan? Antagonis dari gim otome "I'll Never Let You Go!". Satu tangan seketika menutup setengah wajahku disambut dengan helaan napas panjang.
Singkat cerita gim otome dengan judul "I'll Never Let You Go!" adalah gim otome romansa yang menceritakan bagaimana kehidupan seorang gadis rakyat jelata terpilih menjadi saint karena sihir cahaya yang langkah.
Dimulai dari dunia sihir Alphasta yang didiami oleh manusia dan makhluk mistis seperti Demon, Spirit, Elf, Dwarf, Vampire hingga Beastman. Kerajaan Opheshitus menjadi panggung gim ini. Memuja Dewa Polesta sebagai Tuhannya.
Gim otome ini dimulai dari seorang gadis bernama adalah Helena Foresta, gadis rakyat biasa dari desa Jarko yang saat itu sedang mendatangi festival di Ibu kota Kerajaan Opheshitus. Bagaimana demon menyerang secara mendadak dan dengan begitu Helena mengerahkan sihir cahaya itu mengusir demon dan menyucikannya. Tepat disana, ia langsung dibawa ke istana demi perlindungan.
Sihir cahaya adalah sihir langkah yang dipercaya sebagai bentuk Dewa Polesta melindungi sebuah kerajaan. Pengguna sihir cahaya hanya datang beberapa ratus tahun sekali. Dari sana, siapa pun yang memiliki sihir tersebut adalah seorang saint dan seluruh dunia Alphasta akan berusaha untuk mendapatkannya.
Didunia Alphasta memiliki berbagai macam sihir seperti cahaya, kegelapan, api, air, udara, dan tanah sebagai sihir unsur utama. Ditambah dengan beberapa sihir diluar unsur utama seperti es, petir, artifisial, dan sebagainya.
Dari sana Helena akan dipertemukan oleh para empat karakter target pria yang ganteng. Yang pertama adalah Frederick Sol Opheshitus, putra mahkota kerajaan Ophehistus yang berusia 24 tahun. Farga Ther Ferdonach kepala penyihir utama, berusia 28 tahun. Kakakku, Reinald Van Listeria, calon perdana menteri kerajaan Opheshitus, berusia 26 tahun. Tentunya karakter terakhir dari gim ini adalah suami Armelia Van Listeria, Lyon Cest Xephorion, Kapten ksatria kerajaan Opheshitus yang dikenal sebagai Dewa perang, berusia 24 tahun.
Tentunya aku, Armelia Van Listeria menjadi salah satu penghalang untuk sang Saint menjalani kewajibannya dan membasmi Raja Demon. Yang sialnya adalah aku merupakan penghalang pertama di seluruh rute karakter target yang berujung pada aku mati duluan karena serangan mendadak demon di istana. Pada akhirnya, Helena akan menyucikan demon itu dengan bantuan para karakter target.
"Aku tidak mau mati lagi!!!"
Armelia Van Listeria, usia 16 tahun. Putri satu-satunya dari duke Terius Van Listeria dan bunga dari dunia sosialita bangsawan setelah generasi ibunya, Putri Estelia Sol Opheshitus. Yang sekarang adalah Estelia Van Listeria. Betul, ibuku adalah adik dari Raja Winard Sol Opheshitus.
Posisiku sedikit agak unik, tidak hanya aku terlahir dari salah satu duke yang memiliki kekuasaan terkuat di Opheshitus, aku juga memiliki darah keluarga kerajaan. Pamanku, Raja Winard merupakan seorang sister-complex. Dia sangat menyayangi Ibuku hingga sempat membuat Ibuku tidak menikah dengan ayahku karena saking sayangnya.
Namun, Ayahku, Duke Terius menunjukkan kepantasannya dalam meminang ibuku dengan menyelamatkan daerah selatan yang saat itu sedang dilanda dengan bencana kekeringan. Dengan itu, Ayahku langsung meneruskan posisi kakekku pada usia 20 tahun sebagai perdana menteri dan berhasil meminang ibuku.
Dengan aku menjadi anak dari ibuku, Raja Winard juga menurunkan sister complex-nya menjadi niece complex karena paras wajahku yang hampir sama dengan ibuku.
Melihat refleksiku di cermin, aku hanya bisa melihat masa depanku dengan kematian jika aku menetap di sini.
"Tidak ada rencana lain. Kali ini aku akan hidup bebas dan enak. Tidak peduli bagaimana pun caranya, ayo menyusun rencana melarikan diri dan menceraikan suami sialan itu. YOSH!!!"
Berteriak keras menyemangati diri, aku mengangkat tangan menunjuk angkasa. Bertekad untuk tidak akan kalah dari takdir di dunia baru ini.