"Selesai! Aku benar-benar tidak sabar untuk memberikan surat cintaku untuknya. HAHAHAHA!!!"
Suara tawa menggelegar memenuhi seluruh ruangan. Tentu saja aku tidak gegabah, seluruh kamarku kukenakan sihir voice-cancelation dan Barrier untuk keamaanku. Tak lama, ketukan pintu seketika menghentikan kegiranganku. Suara Yeria menyelinap masuk dari sana menyampaikan bahwa Lyon sudah berada di ruang studi. Melihat ke arah jam, memang sudah menunjukkan jam tujuh malam. Siapa sangka dia sangat tepat waktu.
"Baiklah. Aku akan segera kesana."
Memasukan dokumen cerai ke amplop cokelat dengan lambang bunga mawar putih bersilang dengan pedang rapier yang merupakan lambang Listeria. Dengan cepat aku meninggalkan kamar menuju ke ruang studi. Sengaja aku menggunakan amplop Listeria untuk menunjukkan keseriusanku dalam hal ini. Secara tidak langsung aku memposisikan diriku bukan bagian dari Xephorion lagi. Yohanes dengan cepat menyampaikan kehadiranku dan mempersilahkan aku masuk.
Ruangan yang tidak pernah diizinkan masuk oleh Lyon setelah pernikahan kami. Nuansa mewah disambut dengan intelektual melekat dalam ruangan ini. Aku melihat lambang keluarga Xephorion bertengger di salah satu dinding ruangan studi ini - Kepala singa dengan bulan sabit diatasnya, bertolak belakang dengan simbol kerajaan Naga yang diterangi matahari dibelakangnya. Keluarga Xephorion mendedikasikan seluruh jiwanya bagi keluarga kerajaan. Berdiri sebagai bayangan, agar keluarga kerajaan terus jaya diatas sana.
Perhatianku seketika beralih ke sosok tinggi menjulang seperti dewa Artemis yang berdiri di samping jendela dengan cahaya rembulan di sana. Aku sungguh memuji para pembuat gim ini. Semua efek benar-benar menonjolkan ketampanan para karakter target.
"Terima kasih Lord Lyon karena sudah memberikan waktunya untuk Armelia."
"Tidak perlu basa-basi, apa yang kau ingin bicarakan ?"
Tidak kusangka walau tampangnya ganteng, tapi mulutnya pedas. Ya sudah aku juga tidak peduli. Langsung ke intinya saja bukan ?
"Lord Lyon, apakah kau mencintaiku?"
"!!!"
"Apakah Lord Lyon masih mencintai Armelia ? Kita sudah menikah selama 6 bulan, tapi tidak sekali pun kau melihat Armelia dengan cinta."
"..."
"Armelia menikahi Lord Lyon karena Armelia mencintai Lord Lyon, tapi melihat apa yang sudah terjadi setelah kejadian saint Helena, hal ini seperti mengekang Lord Lyon."
Dengan sihir internal, aku sedikit membuat diriku menangis. Seperti anime-anime yang aku tonton. Membuat efek dramatis agak meningkatkan simpati lawan main.
"Karena itu, Armelia merasa ini adalah hal yang terbaik."
Tanganku menyerahkan dokumen yang sudah kupersiapkan dengan penuh cinta.
"Apa ini?"
Aku tidak menjawab dan terus menangis, layaknya pemeran wanita yang besiap menerima hal yang terburuk. Padahal dalam hati aku seperti sedang memakan popcorn dengan kacamata 3D bersiap melihat ekspresi klimaks Lyon.
"Ini?!"
Melihat dokumen cerai di depan sana, terpampang dengan jelas tanda-tanganku di sana. Inilah surat cintaku alias surat cerai.
"Demi kebahagiaan Lord Lyon, ini adalah hal yang terbaik. Mari kita akhiri pernikahan kita. Lord Lyon hanya perlu menanda-tangani dokumen tersebut dan membawanya ke magister sihir dan gereja untuk men-validasinya."
Sesuai dengan hukum kerajaan Opheshitus, pihak wanita jika ingin bercerai harus membawa pihak laki-laki. Tapi berbeda, jika pihak laki-laki yang membawa dokumennya sendiri. Hal itu dianggap sah dan lumrah karena laki-laki di dunia ini unsur patrialisme begitu kuat. Ini seperti solusi Win-Win.
Jari ini mengusap air mata yang bersiap jatuh, sementara satu tangannya menutup mulutku di sana yang bersiap untuk tersenyum. Tentu sebelum Lyon bisa berbicara, aku menyelanya hingga ia tidak bisa berbicara, dengan kata lain Check-Mate!
"Baiklah kalau begitu Lord Lyon. Itu yang ingin Armelia sampaikan. Selamat malam."
Terus dengan tampang menangis, aku sengaja melewati lorong dengan keadaan tersebut untuk memperlihatkannya kepada para pelayan. Dari sini, aku bisa mendengar bagaimana mereka merasa senang bahwa aku menangis keluar dari ruang studi Lyon.
Jujur, memang seluruh orang di kediaman ini tidak suka dengan kehadiranku setelah aku menjadi Duchess Xephorion. Kembali lagi karena aku adalah karakter antagonis. Andai saja aku mendapatkan ingatan masa lalu-ku pada usia lima tahun atau sepuluh tahun, setidaknya aku memiliki waktu untuk membangun hubungan yang baik dengan para karakter target.
Ya sudah, tidak ada gunanya menangisi susu yang sudah tumpah. Kaki ini terus berjalan menuju ke arah kamar dan sampainya disana, aku menjentikan tanganku mengaktifkan sihir pelindung disana.
"HAHAHAHAHAHAHHA!!!! Aku setidaknya harus menerima piala Oscar karena aktingku yang luar biasa."
Melempar diri ke ranjang, aku berguling-guling di sana dan sesekali meloncat-loncat. Sungguh luar biasa. Tidak pernah aku merasakan hati sesenang ini. Napas lega bisa kulepaskan. Menggerakkan tangan, aku membuka sihir ruangan mengambil beberapa emas dari sana.
Seminggu yang lalu, aku menjual beberapa gaun dan perhiasanku untuk emas diam-diam sebagai bekal perjalananku. Tentu disana, aku juga menyetok beberapa baju dengan model kehidupan masa lalu-ku yang lebih praktis untuk perjalanan ini (Baju-baju itu kubuat dengan gaun sisa dengan sihir). Menggerakkan tangan, aku menutup ruangan void itu. Mata perlahan menutup dan aku tertidur sejenak.
***
"Yosh!"
Jam berdentang menunjukkan jam 12 malam. Seperti Cinderella, kini aku akan pergi meninggalkan kebahagiaan palsu ini. Berdiri di balkon kamarku, saat kini tanganku memegang surat disana. Kugunakan sihir angin untuk mengantarkannya ke kediaman Listeria untuk kedua orang tuaku. Setidaknya mereka akan menganggapnya sebagai Divorce-moon? Karena aku yakin begitu mereka membaca suratku, aku sudah dalam status wanita cerai.
"Maafkan Armelia, Ayah, Ibu. Tapi, aku juga ingin bahagia."
Melihat surat itu terbang. Kini saatnya aku beranjak dari sini. Dengan persiapan yang lengkap, aku mengenakan pakaian yang praktis, sebuah kemeja seifuku dan rok pendek dengan boots se-paha ditutupi dengan jubah hoodie di sana. Melirik untuk terakhir kalinya, aku melihat surat yang sengaja kutinggalkan di mejaku di sana untuk segera-mantan suami-ku.
"Selamat tinggal, plot otome gim." senyum bahagia.
Dengan sihir angin, aku terbang dari sana, ditengah gelapnya dunia.