Chapter 2 - Chapter 2

Dua minggu berlalu setelah aku siuman, berkat sihir penyembuh keadaanku memulih dengan cepat. Karena aku sudah menikah dengan Lyon, kini aku tinggal dikediamannya selama enam bulan terakhir sebagai Duchess Xephorion. Untuk infromasi, Lyon tidak hanya sekedar kapten ksatria saja, dia juga merupakan Duke Xephorion yang menguasahi daerah utara kerajaan Opheshitus.

Sejarah keluarga Xephorion sudah ada sejak pembentukan keluarga kerajaan. Xephorion sendiri diakui sebagai pedang dan tameng pelindung kerajaan. Tidak hanya menguasai ilmu pedang, keturunan Xephorion juga memiliki apitude sihir yang sangat tinggi.

Menguasai daerah utara yang berbatasan dengan daerah Beastman dan Demon, mereka memiliki kekuasaan khusus yang diakui oleh keluarga kerajaan, yakni mereka diizinkan membangun pasukan ksatria sendiri dibawah kekuasaan Xephorion.

Tidak hanya muda dan tampan, Lyon sudah memiliki kekuasaan yang melebihi orang pada usianya. Hal ini menjadikan Lyon target para wanita seluruh kerajaan nomor dua setelah pangeran mahkota. Tentunya semua itu disalip oleh Armelia yang merupakan keponakan dari Raja Winard.

Dengan koneksi, Armelia berhasil membujuk Ibunya dan pamannya untuk membuat Lyon menikahi-nya. Di satu sisi, Armelia mengejarnya karena cinta. Namun berbeda dengan padangan pamannya. Walau ia begitu mencintai adik dan keponakannya, hal tersebut tidak menutup intelektual sebagai sang raja demi menjamin kesetiaan keluarga Xephorion.

Pada saat itu banyak rumor bahwa Xephorion ingin membangkang dan melakukan kudeta. Demi menekan rumor itu, Winard merasa pernikahan ini bisa meredam rumor dan menjamin kesetiaan Xephorion dengan keluarga kerajaan serta kestabilan politik seluruh kerajaan. Ini seperti dua burung dengan satu batu. Menjamin kesetiaan Xephorion dan membahagiakan Armelia.

Menikahinya pada usia 15 tahun, kehidupanku dengan Lyon tidak menumbuhkan cinta sama sekali. Setiap harinya Armelia mencoba mendekati dan memberikan perhatian lebih pada Lyon. Tapi, yang ada setiap kali ia selalu dihindari. Sampai akhirnya 3 bulan lalu ketika Helena muncul dan dibawa ke istana, Lyon ditunjuk sebagai pelindungnya.

"Jadi, sudah enam bulan aku menikah. Tiga bulan selalu dihindari dan selama Tiga bulan ditelantarkan. Atau mungkin memang dia sengaja kali ya?"

Bertengger di jendela dengan satu tangan menopang wajah, aku menghembus napas panjang untuk kesekian kalinya.

Hebatnya setelah dua minggu kejadian berdarah-darah usai melabrak saint, suami sialan itu tidak pernah mengunjungiku dan lagi dengan perintah sepupu bodohku Frederick ia melarangku untuk ke Istana untuk tiga bulan sebagai hukuman karena ingin menyakiti Helena.

"HELLOO!!! Siapa juga yang mau ke istana, dasar Frederick bodoh!!!"

Suara teriakanku menggelegar hingga membuat para burung berterbangan dari pohon-pohon. Lagian siapa juga yang mau ke istana jika pada ujungnya aku menjadi batu loncatan untuk Helena mendapatkan lampu utama.

"Sorry, tentu tidak."

Menuju meja studiku, aku membuka buku catatanku dengan bahasa Jepang berisi bagaimana gim otome ini akan berjalan. Semuanya sejauh ini berjalan dengan plot yang ada. Sambil membuka halaman buku dengan satu tangan, tanganku yang lain kugunakan untuk melatih sihir.

Aku sadar bawah sihir utamaku adalah es, tapi anehnya setelah aku bangun dengan ingatan kehidupan masa lalu, aku sepeti membuka kotak pandora sihir dalam diriku. Analoginya, manusia rata-rata hanya bisa menggunakan 10% dari kemampuan otak, tapi kini aku bisa menggunakan 100%. Aku bisa menggunakan seluruh elemen utama hingga diluar elemen utama. Ini seperti cheat code karena aku adalah seorang reinkarnator. Tentu hal ini kurasahasiakan dari siapa pun. Karena jika ketahuan, aku mungkin bisa ditunjuk sebagai saint karena sihir cahayaku dan tidak bisa hidup sebagai bebas dan enak.

"...Baiklah, setelah itu aku menjadi penghalang pertama, mati terbunuh... mati terbunuh? EHHHH?!"

Aku langsung bangkit berdiri menghantam meja dengan kedua tanganku. Tidak percaya, aku membuka kembali ke halaman pertama. Menelusuri catatanku dengan cepat, mataku membelalak tidak percaya. Sekujur tubuhku menjadi lemas dan terjatuh ke lantai.

"Bagaimana bisa?! Waktuku tinggal satu minggu lagi hingga pesta ulang tahun paman Winard."

Menurut alur plot gim, aku akan melanggar hukuman dari Frederick dan menerobos masuk ke Istana. Kemudian melihat Helena bersama dengan salah satu karakter target mendatangi pesta (tergantung siapa yang dia pilih). Usai keduanya selesai berdansa, mereka akan menuju ke taman ditengahnya malam berbintang. Disanalah event pertama dengan karakter target yang dipilih. Helena berbicara dengan karakter target dan secara tidak langsung menunjukkan perasaannya (Walau itu belum menyatakan cinta.)

Tentu saja kecemburuan Armelia mendorongnya untuk melabraknya kembali untuk kedua kalinya. Namun aksinya itu dihalangi ditengah jalan oleh demon yang mendadak muncul kemudian membunuhnya. Disusul oleh sang Saint serta karakter target yang dipilih setelah mendengar kegaduhan itu kemudian mengalahkannya bersama. Menambah nilai afeksi pada karakter target.

Jika Helena memilih karakter target lain, Armelia akan melabrak karena Helena dianggap sebagai bunga sosialita baru. Itu karena harga diri Armelia tidak terima jika title-nya sebagai bunga sosialita hilang setelah aksinya melabrak sang Saint. Namun, jika Helena memilih Lyon, Armelia akan melabraknya karena tidak terima cintanya direbut dan tentu hilangya title sebagai bunga sosialita. (Walau memang Armelia yang salah, jadi mau bagaimana lagi?)

Kini aku baru sadar bahwa selama ini aku terlalu lama keasyikan tenggelam melatih sihir hingga menikmati kehidupan mewah dan serba ada sebagai Ducheess sampai aku lupa dengan timeline dari plot. Bagaimana tidak? Dulu aku harus banting tulang mencari makan dan tidur paling maksimal empat jam karena kombinasi kerja dan bermain gim otome.

Tapi karenanya, aku bisa menggunakan sihir hanya dengan imajinasiku tentu jiwa eksplorasiku muncul bukan ? dan kini tanpa kusadari tinggal seminggu lagi hingga bertemu dengan Grim Reaper.

"TIDAKKKK!!! Aku tidak mau mati!!! Yeria!!!"

"Iya, Duchess. Anda memanggil saya?"

"Bantu aku bersiap-siap. Aku ingin bertemu dengan Duke."

"Tapi, Duchess... Buttler Yohanes berkata Duke begitu sibuk menjaga keamanan Saint Helena. Jadi..."

"...Cepat."

Hanya dengan satu kata Yeria membantuku berbenah. Menggigit jari sambil menunggu, Yeria dengan cepat mengganti pakaianku. Dua minggu lalu aku sudah meminta Yohanes untuk mengirimkan surat bahwa aku ingin bertemu dengan Lyon. Tujuanku tentu saja adalah untuk menceraikan dirinya. Kutahu dia menikahiku karena untuk meredam rumor itu. Setelah menjalani kehidupan pernikahan tidak ada cinta tumbuh atau dia bersedia melihat wajahku. Tahu begitu lebih baik kita cerai bukan ?

Ditambah reputasiku setelah kejadian saint di istana menyebar dengan cepat di kalangan bangsawan dan merenggut title-ku sebagai bunga sosialita. Aku tidak peduli karena aku bukan Armelia yang dulu.

"Du--Duchess Xephorion, apa yang membuat anda ke sini?"

Seorang ksatria terlihat panik, mencoba untuk menghalangku.

"Aku mencari Lord Lyon."

Kini aku menginjakan kaki di lapangan berlatih para ksatria. Sesuai dengan plot gim dalam rute Lyon, akan ada waktu di mana Helena mencoba untuk mendekatkan diri dengan Lyon dan salah satunya adalah menemaninya ke lapangan untuk berlatih. Tentu tidak hanya itu, aku menggunakan sihir lokasi, kombinasi sihir artifisial dan sihir angin untuk mendeteksi keberadaan Lyon. Dengan kata lain GPS didunia lamaku.

Melewati lorong yang disirami cahaya matahari dari sisi kanan, kaki ini melangkah dengan cepat. Mata yang tadinya tenang, kini terfokus dengan sosok rambut biru di sana.

"Lord Lyon!!!!"

Teriakan-ku menghentikan seluruh ksatria yang berlatih saat itu, tak terkecuali Lyon yang sedang bersama Helena. Berhasil menjadi pusat perhatian, kini aku melangkahkan diri ke lampu utama.

"Selamat siang Duchess Armelia. Bagaimana dengan kead--" sapa Helena.

"Lord Lyon, saya tahu anda sangat sibuk menjaga sang saint dan saya mengerti itu. Tapi, saya sudah mengirimi surat untuk anda dari dua minggu lalu untuk berbicara. Kenapa anda tidak membalasnya?"

"Duchess Armelia, maafkan Lord Lyon. Ini adalah kesalahan saya. Ia ditugaskan untuk menjaga saya hingga ia tidak bisa...."

"Saint Helena, jika anda menyadari situasi saat ini, bisakah anda diam dan membiarkan pembicaraan antara suami dan istri ini terlebih dahulu."

"Armelia!!!" sela Lyon.

Jujur saja aku sedikit kasihan dengan karakter wanita utama, tapi mau bagaimana lagi. Aku mendapatkan ingatan kehidupan masa lalu setelah melakukan tindakan jahatku. Yang ada adalah dengan melanjutkan semua itu hingga aku terlepas dari lingkaran gim otome ini.

"Aku tidak akan mendatangi Lord Lyon jika anda menanggapi suratku. Apa anda memiliki hal yang tersembunyi sehingga surat dari istri sendiri tidak dibalas?"

"Kau...!"

Lapangan yang tadinya hening kini mulai sedikit bersuara. Pertanyaanku sedikit menumbuhkan bumbu apa yang terjadi antara aku dengan Lyon. Ini sedikit memberikan dorongan untukku, jadi tidak masalah.

"Jika tidak keberatan, malam ini jam tujuh kiranya Lord Lyon bisa menemui saya di kediaman. Sudah lama kita tidak berbicara setelah kejadian dengan saint Helena."

Lyon tidak menjawab apa-apa. Tapi, setidaknya hal ini cukup untuk membuat Lyon bersedia menemuiku dengan para ksatria sebagai para saksi. Reputasiku sudah rusak, tidak ada ruginya jika kurasaki lebih dalam lagi kan ? Hahahaha.

"Kalau begitu Lord Lyon, sampai ketemu nanti malam."

Meninggalkan senyum manis di hadapan suami, aku membalikan badan tidak menghiraukan Helena meninggalkan lapangan.

"Sekarang tinggal mempersiapkan surat cerai bukan ? Mari kita mulai operasi "Melarikan Diri, Hidup Bebas dan Enak".