Chereads / HE IS NOT MY DADY / Chapter 7 - bab 6 yudistira

Chapter 7 - bab 6 yudistira

Selamat membaca...

.

.

.

Aletta bergelung dalam rengkuhan tangan kokoh Aksara yang memeluk nya dengan posesif. Ia baru saja terbangun namun enggan untuk berpindah dari posisi nya saat ini.

Hangat, nyaman dan penuh rasa aman, ia merasa semua akan baik baik saja selama Aksa ada di samping nya.

"sudah bangun sayang?" sapa Aksa, ia terbangun saat merasa ada sentuh  pada bagian dada dari luar baju tidur nya.

"hem!" Aletta mengangguk.

Tangan nya masih sibuk menggambar pola pola abstrak di dada Aksa, tanpa tau, bawa pemilik tubuh mulai merasakan ketegangan dari diri nya sediri.

"sayang... Masih sakit kah perut nya?" Aksa bertanya sambil menarik tangan Aletta lalu mengecup jari jari mungil milik putri nya itu.

"sudah tidak lagi!" Aletta menjawab dengan manja sambil mengait kan tangan nya ke leher sang ayah.

Kini wajah mereka berada saling berhadapan berjarak hanya beberapa cm saja.

"napas kamu bau!" sela Aksa membebaskan diri nya dari pelukan Aletta. 

"enggak ya!"

"coba aja sendiri,  tadi malam kan letta ngga gosok gigi!"  Aksa mengejek Aletta yang merenggut kesal.

Gadis itu begitu mencintai kesempurnaan,  terutama ia sangat anti terhadap bau mulut. Aksa hanya bercanda mengenai mulut Aletta yang bau, itu alasan agar ia tak di goda Aletta lagi.

sedangkan Aletta, gadis itu tidak tau setiap tindakan nya mengundang hasrat dan  tentu nya saja Aletta tidak tau, jika ia tau ia tak akan lakukan itu.

"cepat mandi atau kamu bakalan telat ke kampus nya! Reemember ?" ucap Aksa di ambang pintu hendak meninggalkan kamar Aletta.

"oh... God!" gadis itu berlari memasuki kamar mandi.

Aksa belum menutup pintu dengan sempurna, sudah mendengar suara teriakan kesakitan dari arah kamar mandi dan jatuh nya beberapa barang. segera, Aksa berlari kearah pintu kamar mandi kemudian mengetuk nya.

"letta are you oke?" tanya Aksa mengetuk pintu kamar mandi Aletta dengan cemas.

"I'm ok!  Letta cuma kejauhan botol sampo dari rak rak.!" gadis itu setengah berteriak memberi tahu sang Ayah yang sudah pasti panik sendiri.

"apa perlu papi bantu kamu?" Aksa bertanya dengan nada cemas.

Lalu pintu kamar mandi terbuka lebar menampilkan Aletta masih dengan pakaian tidur namun basah di beberapa bagian.

"see? I good dad!" kata Aletta malas berdebat hal hal tak penting dengan ayah nya yang selalu panik sendiri.

"syukurlah,  lain kali hati hati..."  akhir nya Aksa benar benar meninggalkan kamar Aletta menuju kamar milik nya sendiri.

Beberapa menit kemudian, Aksa yang duduk di bangku meja makan di temani secangkir kopi dan koran mendengar, lalu indra pendengaran nya mendengarkan sura ketukan sepatu dari arah tangga.

Bidadari nya telah datang. Aksa menurun kan koran nya hendak melihat Aletta sang bidadari nya.

"morning pi!" ucap Aletta dengan santai nya pada Aksa yang melongo tak percaya dengan kenyataan yang sangat mengejutkan.

Bagaimana tidak, Aletta nya yang cantik dan anggun kini memakai baju kemeja putih dengan kalung yang terbuat dari tali rafia dan rok yang di lapisi tali rafia seperti suku yang ada di Papua. Belum lagi cat di wajah Aletta yang bertulis kan.

Kodok seksi sebagai kode dengan name tag dari karton yang di tulis dengan sepidol. Jangan lupa kan rambut yang di kepang dua dengan aksesori tali sepatu.

"Aletta?" 

"gimana?  Keren kan?" tanya Aletta memamerkan gaya nya.

"sejak kapan kamu bikin alat alat ini?" tanya Aksa masih dalam keterkejutan nya.

"ini udah lama papi ku yang tampan! Ini punya Letta waktu sma. Untung Aletta bawa, kebetulan tema nya sama syukur deh... Maka nya kemarin letta ngak cari apa apa karena memang udah punya!" jawab Aletta dengan lugas dan bangga.

yah, meski bersemangat untuk ospek, dan sangat menyukai kampus baru nya saat ini, namun Aletta tak begitu menyukai jurusan manajemen yang di ambil nya. semuanya semata mata karena dorongan dari keluarga dan ayah nya yang begitu semangat menyodorkan jurusan itu.

"yasudah lah... Cepat sarapan!"  Aksa menyodorkan piring berisi roti selai yang di temani selai dark coklat faforit Aletta.

"Aletta masih cantik kan?" tanya Aletta di sela sela kunyahan nya.

Aksa tak perlu berbohong, gadis itu masih terlihat sangat cantik dan menggemaskan. Hanya saja ia tak biasa melihat penampilan Aletta yang terkesan acak acakkan.

"kamu masih cantik,  hanya sedikit berantakan!" 

"nggak apa apa yang penting papi sayang Aletta!" balas gadis itu tak nyambung, namun berhasil menghadirkan senyum bahagia di bibir Aksa.

Mobil yang di kendarai oleh Aksa berhenti di dalam kampus. Aletta keluar dari mobil setelah mengecup singkat pipi ayah nya.

"nanti papi jemput!" ujar Aksa memberi tahu dan mendapatkan anggukan dan senyum manis dari Aletta.

"take care dad!" ucap Aletta melambai meninggalkan Aksa menuju lapangan tempat beberapa mahasiswa dan calon mahasiswa berkumpul.

"hey... Hati hati dong!" seorang wanita yang menabrak Aletta dari belakang malah mengomeli Aletta yang tak bersalah.

Terlihat bawa wanita itu seperti nya panitia, terlihat dari name tag dari bahan kertas yang di lapisi plastik bertulis kan " PANITIA " .

"maaf kak!" ucap Aletta membungkuk kan badan sedikit.

Aletta tak mau mencari gara gara di hari pertama nya ospek. Ia harus ingat peraturan yang berlaku pada masa ospek atau pun mos lain nya.

-Pasal pertama senior selalu benar.

-Pasal  ke dua apa bila senior salah kembali ke pasal pertama.

Dan keputusan Aletta untuk meminta maaf sudah tepat, lebih baik membungkuk sedikit dari pada di kerjai panitia.

"yasudah masuk barisan!"printah senior itu dengan begitu angkuh meninggalkan Aletta yang mengelus dada nya beruntung.

" diapain sama senior?"  tanya kayla saat Aletta masuk barisan. Sang ratu gosip mulai kepo dengan kejadian yang bisa di saksi kan oleh calon peserta dari kejauhan.

"cuma di sapa doang... Nggak ada yang spesial" sela Aletta membenarkan posisi rok jumpai jumpai nya.

"sapa doang mah, ngak main sengol juga!" kesal kayla bersungut.

"kenapa di senggol?"  tanya Aletta.

"senggol bacok!" ucap kayla dengan ekspresi berapi api.

Panitia di depan memberi tahu upacara pembukaan akan di mulai 10 menit lagi.

"ba**t iya!" kekeh Aletta menepuk pundak kayla sambil tertawa.

"gini ya key, kita lagi di tanah orang, Kita masih tamu.  jadi kita harus mengalah agar ngak di persulit!" jelas Aletta mengingat kan teman yang baru di kenal nya kemarin.

"kamu bijak!"  puji kayla tersenyum.

"kamu kira aku kancil yang bijak!"  Aletta menyela ucapan kayla yang mengatakan ia bijak.

"kancil ngak bijak go***k!  Kancil itu cerdik!"  kesal kayla menoyor kepala Aletta kesal.

"iya kah?" balas Aletta pura pura bodoh.

"nye...nye... nye*"  kesal kayla meniru gaya orang entah dari planet mana.

Kedua nya senyap saat arahan bahwa upacara akan di mulai sebentar lagi.

Setengah jam terasa berjam jam saat mendengar kan yang kata nya pidato singkat dari kepala rektor terhormat yang rambut atas nya sudah tak lagi terlihat.

Setelah upacara selesai,  para calon mahasiswa/i di bagai beberapa grup dan setiap grup di pimpin oleh satu orang ketua kompok.

Aletta, entah kesialan apa yang menghampiri nya hingga ia terpilih menjadi ketua regu.

Katak seksi nama regu mereka, karena mereka berkumpul berdasarkan nama nama yang telah tertulis di wajah masing masing.

Ada monyet cantik, gagak merdu dan lain sebagai nya.

" semua regu sekarang berkumpul! " terdengar suara panitia dari Sabang sampai Merauke kampus, memberi instruksi berkumpul di lapangan.

Setelah berkumpul mereka di beri kan beberapa instruksi tugas dan dan kewajiban. Hingga tanpa sadar sore menjemput mereka.

" ketua kelompok berkumpul!" ujar panitia tepat pada pukul 4 petang.

"Sekarang kalian ambil kertas undian dulu!"  panitia berambut jabrik itu memamerkan kan kotak yang pasti nya berisi kertas undian, Aletta mulai merasakan sesuatu yang mencurigakan.

"nah, kalian disini harus meminta biodata lengkap orang yang ada di dalam kertas kalian. Dan siapa yang berhasil lebih dahulu regu nya pulang lebih dulu!" seru panitia bersemangat.

"1... 2... 3... Buka!"

Setiap orang yang mendapatkan kertas membuka kertas yang ada di tangan mereka.

"yudistira handoko!" gumam Aletta.

Entah kesialan apa lagi yang menimpa nya hingga mendapatkan nama lelaki yang menurutnya narsis itu.

"ah.. Itu dia!" Aletta berlari membawa buku untuk mencatat biodata.

"kak.. Permisi... Saya Aletta dari regu katak seksi boleh kah saya meminta biodata kakak?" tanya Aletta sopan.

"hemm... Apa untungnya untuk saya?" 

"untung?" Aletta membeo mendengar balasan yang tak pernah Aletta sangka.

dikira jualan apa untung rugi? _batin Aletta mengutuk sang senior.

"bagaimana kalau makan siang bareng di hari pertama kamu masuk kampus, plus no hp kamu?" tanya yudistira.

"ok, Just eat and nomber Phone!" Aletta merobek kertas lalu menulis nomor hp nya.

"ini nomer hp saya..." Aletta menyerahkan kertas yang berisi no telpon nya.

"silahkan tulis biodata anda sesuai dengan pertanyaan di sana!" Aletta menyerahkan buku nya.

Tak butuh waktu lama, Aletta menyerahkan kertas yang sudah berisi biodata yudistira kepada panitia.

"oke yang pertama selesai ketua regu katak seksi... Kalian bisa pulang sekarang!"

secepat kilat, Aletta meraih tas milik nya berlari menuju luar pagar. Sudah pukul 16: 45.  Ia terlambat 15 menit. Pasti ayah nya sudah menunggu.

"maaf pi Aletta telat!" ucap Aletta duduk di sebelah Aksa yang menunggu Aletta dari balik kursi kemudi.

"no problem baby!" balas Aksa tersenyum penuh kelembutan menyambut kedatangan Aletta.

Tbc