Selamat membaca..
.
.
"jadi rasa cinta dan takut kehilangan yang papi ungkapkan Selama ini hanya lah sebuah omong kosong belaka agar aku bisa menikmati hidup?" tanya Aletta dengan nada suara rendah dan lirih. Aksa yang mendengarnya langsung tersentak kaget, lalu gelagapan sendiri.
"itu tidak benar!" bantah Aksa menepis semua pertanyaan Aletta dengan dada yang berdegub kencang.
Aksa menatap Aletta yang berdiri di tempat, kepalanya menunduk dalam tanda bahwa gadis itu merasa tertekan dan sangat marah saat ini. Dan kini baru aksa sadari keegoisanya tadi, bukanya memerbaiki keadaan yang sudah buruk, malah semakin memperparah keadaan yang semakin memburuk.
"lalu apa?, fakta bahwa aku hidup dengan bahagia karena kebohongan itu?, iya, selamat anda benar, dan aku hidup dalam lingkup kebohongan yang anda pamerkan!"lirih Aletta mengangkat wajahnya yang sudah di penuhi air mata. Lalu Aletta berbalik meninggalkan sang ayah.